Tio berguling ke kanan dan kiri ranjangnya yang begitu luas, dalam bayangannya. Bahkan, mungkin muat ditiduri lima orang.
Namun ...
Brugh!
Tubuh Tio terjatuh begitu keras ke lantai dingin, dan saat itu juga matanya terbuka lebar.
Pemandangan samar pertama yang tersaji adalah ada tiga pemuda yang tak ia kenal tengah mengelilinginya. Tio segera mengeratkan jaketnya, tak memberi akses ketiga pemuda mesum itu yang ia pikir akan melecehkannya.
"A-apa yang akan kalian lakukan?" tanya Tio, terbata. Mungkin sebagian jiwanya memang masih tertinggal di alam mimpi. "Ka-kalian tak berniat melecehkanku, kan?" racau Tio kembali.
Plak!!
Pipi Tio terasa memanas. Salah satu pemuda di hadapannya menampar begitu keras. Saat itu juga, semua jiwa Tio berkumpul kembali ke raganya.
"Akkh, sumpah wajahku hancur kalau terus-terusan ditonjok dan ditampar seperti ini," gerutu Tio sambil menggosok-gosok pipinya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com