Malu-malu, dan hampir gak kedengeran, Bimbim lantas ngomongin maksud dan tujuan dia datang ke tempat Dinda. Dan Dinda jelas udah bisa nebak pasti ke soal yang itu-itu juga.
“Anu. Gue juga mau dong dibikin riset dan setelah itu dibantu supaya punya gebetan lagi.”
Ngantuknya Dinda langsung hilang. Dia ngelihatin Bimbim sambil ngomentarin tanpa ekspresi. “Tipe cewek yang elo mau seperti apa sih?”
“Ya terserah. Yang penting otaknya pinter.”
“Pinter seperti gue kan?”
“Iya. Yang penting juga orangnya baik.”
“Baik seperti gue kan?”
“Iya. Yang penting juga orangnya cakep.”
“Cakep seperti gue kan?”
Bimbim ngegaruk kepala. “Sebetulnya elo mau comblangin gue sama orang lain atau sama diri elo sendiri? Nggak papa sih, elo cakep dan gue keren. Tapi gue pikir sepertinya kita lebih cocok temenan deh.”
Dinda cekikikan. Dia lantas masuk ke dalem rumah. “Tunggu bentar.”
Bimbim berbunga-bunga. Begitu udah lima menit, Dinda nongol lagi.
"Lho, mana?"
"Mana apaan?"
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com