kampungan katanya ? Rafan memang paling juara dalam hal menyakiti orang dengan mulutnya.
"Maaf Pak, saya tidak akan melakukan hal yang bisa membuat anda malu lagi" jawabnya dengan penuh ketegaran.
Selain menuruti, apalagi yang bisa aku lakukan ?
Lagipula aku tau betul berapa harga diriku di matanya, sekalipun aku mendebat, takkan ada harganya di mata mereka.
Rafan dengan mulut pedas dan pemegang kendali di perusahaannya.
Dan Nareswara dengan segela sikap manipulatifnya yang berhasil membuat dirinya menuruti kesepakatannya.
Aku terjebak di antara dua pria yang sama-sama suka menyudutkanku.
Rafan dan Nareswara, apa bedanya mereka ? Ayah dan anak itu sama saja.
***
Mobil hitam milik Rafan berhenti tepat di sebuah butik seperti yang Seno katakan, Laras turun dari mobil itu dan membantu Rafan untuk turun juga dari dalam mobilnya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com