webnovel

pernikahan ini

Rama menatap kepergian Vita dengan pandangan terluka, Dan itu cukup membuat hati Sinta terluka. Sinta tahun betul bagaimana rasanya berpisah dengan orang yang Kita sayangi, Sinta juga sangat mengerti bagaimana rasa ditinggalkan seseorang yang sangat berharga bagi dirinya.

"abang...."panggil Sinta lirih. Rama menoleh dan tersenyum. Namun senyum itu semakin membuat hati Sinta lebih sakit. "Ayo sayang, abang antar pulang" ajak Rama sambil mengandeng tangan Sinta.

sepanjang perjalanan keheningan menemani mereka. Sinta tidak tahu harus bagaimana, sanggupkah dirinya menjalani harinya dengan Rama, padahal dia tahu dihati Rama ada seorang wanita lain yang mendiaminya.

"sayang.....sudah sampai" kata Rama memecah keheningan mereka. Sinta tersenyum dan bersiap untuk turun. "makasih ya bang" kata Sinta pada Rama. Namun sebelum Sinta turun Rama menahan tangannya dan berkata. "sayang,,jangan mikir yang macem - macem, kamu percaya sama abang....pernikahan Kita akan berjalan sesuai rencana" kata Rama sungguh - sungguh. Sinta hanya tersenyum menangapinya.

setelah Rama pergi, Sinta tidak lagi bisa menahan kesedihannya. Dirinya langsung menangis meratapi nasibnya. untungnya Hari itu keluarganya sedang tidak dirumah, hanya bibinya saja yang ternyata dirumah.

"Ada apa sin? katakan pada Bibi, jangan seperti ini" kata Bibi nya sambil memeluk Sinta. "apa Ayah bundamu lagi yang membuatmu seperti ini?" Tanya bibinya khawatir. gelengan kepala Sinta membuat sang Bibi semakin kalut. " kamu sakit?" tanya bibinya lagi. Sinta Makin mengeratkan pelukannya kepada sang Bibi.

"bi....ternyata Sinta jahat bi....Sinta jahat...." kata Sinta semakin histeris. "Ada apa...katakan pada Bibi,, agar Bibi bisa membantumu nak,,jangan seperti ini, kalau kamu begini Bibi juga sedih sayang" Kata sang Bibi lembut.

"Sinta....Sinta sayang sama abang bi,,Sinta sangat sayang padanya, tapi....sayang Sinta ini...membuatnya menderita" cerita Sinta dengan derai air Mata. "katakan pada Bibi, apa yang Rama katakan....katakan sayang" bujuk bibinya.

"bang Rama punya pacar yang dicintainya, mereka sudah pacaran dari SMA,seterusnya Bibi pasti tahu kan...."cerita Sinta. "bagaimana kalau mereka sudah tidak saling Ada rasa lagi,. kamu jangan berkecil hati dong nak" bujuk bibinya lagi.

"rasa itu masih Ada bi....pacarnya mengajak mereka kembali" kata Sinta putus asa. "apa Rama menerimanya?" Tanya sang Bibi. "tidak....abang memang tidak menerimanya tapi ketika wanita itu pergi....nampak kesedihan yang mendalam saat abang melihatnya...bi...aku....aku tahu bagaimana rasanya ditinggalkan oleh orang - orang yang Kita cintai....aku merasakan itu dari ketika aku diantar Ayah kerumah nenek,, aku juga merasakan apa yang dirasakan wanita itu saat abang menolaknya...karena sebelumnya Bunda juga menolak Sinta kan bi....jadi Sinta bisa tahu bagaimana rasa yang dirasakan keduanya.."cerita Sinta lagi.

"ya Tuhan....anakku sayang,,,Sinta ...dengarkan tidak peduli ayah dan bundamu menolak atau meninggalkan kamu, aku juga pamanmu, kami menyayangimu seperti anak kami sendiri, kami tidak membedakan kamu juga sekar...karenanya sayang....tidak usah sedih....Ayah bundamu seperti apa...kami selalu Ada untukmu" kata sang Bibi.

Sinta semakin terisak mendengar perkataan Bibi, dirinya tidak mengerti kenapa nasib selalu mempertemukan dan menjadikan dirinya menjadi orang yang tidak diinginkan.

Ternyata Paman Sinta mendengar semua curhat Sinta pada istrinya, dengan segera pamannya pergi mencari Rama, dirinya ingin mendengar dari Rama, apa yang diinginkan anak itu. jika memang Rama tidak mencintai Sinta, maka pernikahan ini harus dibatalkan saja, namun jika memang Rama mencintai Sinta, paman akan minta Rama untuk menjauhi mantannya yang akan membuat sang keponakan sakit hati.

ucuk dicinta ulampun tiba, itu peribahasanya, disaat paman ingin bertemu dengan Rama, ternyata dirinya secara kebetulan melihat Rama meninggalkan kantor,, segera Paman mengikutinya. sesampainya disebuah coffee shop,, paman melihat Rama bersama dengan seorang wanita, yang sangat cantik.

seperti yang dilakukan Sinta sebelumnya, paman juga melakukan Hal yang sama.

"jadi,,kamu ingin menikahi wanita kampungan itu?" terdengar sang wanita bicara. "pernikahan kami sudah ditentukan," jawab Rama. "jadi kamu ikut aja apa kata orang tuamu, kamu tidak peduli sama aku lagi" kata wanita itu.

saat paman ingin mendengrakan pembicaraan lebih lanjut, ternyata sang istri menelpon ada masalah genting, karenanya dirinya segera pulang, tanpa tahu lagi apa kelanjutan obrolan Rama dengan wanita tersebut.

Paman segera ke rumah sakit yang disebutkan sang istri ditelpon tadi. dengan segera dirinya menyelusuri lorong rumah sakit, Dan menemukan istri beresta Sinta Ada disana. "apa yang terjadi pada ibu?" Tanya paman pada istrinya. "entahlah, kamk juga tidak mengerti" jawab sang istri. "Pak,,ibu kenapa?" Tanya Rama pasa bapaknya. " ibumu akan baik - abik saja" jawab sang bapak