webnovel

Mewarisi Gen yang Buruk

Penerjemah: Wave Literature Editor: Wave Literature

Mo Qijue terlihat langsung berdiri, lalu dia segera memanggil Mo Lisi dengan nada dingin, "Berhenti!"

Mo Lisi kemudian menoleh, dengan matanya yang merah dia melihat ke arah Mo Qijue, "Apa papi ingin memukulku lagi? Tunggu sampai aku menemukan mami, dan aku akan memberitahu mami bahwa papi jahat padaku!" katanya.

"Siapa yang bilang, kalau kamu adalah seekor anjing malang?" Kata Mo Qijue sambil menahan amarahnya, dan dia seperti tidak akan membiarkan Mo Lisi pergi.

Untuk sesaat, Mo Lisi merasa takut melihat ayahnya yang dingin dan muram seperti ini. Keberanian yang muncul dari dalam dirinya, sesungguhnya adalah strategi dari Tong Lele. Karena, untuk memancing emosi ayahnya adalah dengan menanyakan keberadaan ibunya. Meskipun sedikit keras kepala, tapi ternyata itu berhasil.

"Apakah papi tidak tahu? Teman-teman yang lain punya mami dan papi. Tapi aku tak punya mami. Dan aku diganggu oleh teman-teman yang mempunyai mami dan papi." kata Mo Lisi terus memprotes kepada Mo Qijue.

Mo Qijue pun terdiam, Anakku diganggu? batinnya. Kemudian dia berpikir, Apakah anakku pernah mengganggu? Bagaimana bisa dia diintimidasi? Apakah karena terlalu lama tinggal di rumah? Sepertinya anak ini nakal karena mewarisi gen buruk dari maminya! batinnya lagi.

Pengurus Feng yang saat ini berjarak 1 meter dengan Mo Lisi, dengan segera dia melangkah maju untuk memeluknya, kemudian dia berkata, "Tuan, Tuan Muda masih anak-anak. Saya akan segera membawa Tuan Muda " Katanya. Lalu, dia segera membawa Mo Lisi pergi, sebelum Tuannya menjadi lebih marah lagi. Ketika sudah berada ditempat yang aman, dia pun segera menyeka keringatnya, "Tuan Muda, Tuan Muda benar-benar semakin berani." katanya kepada Mo Lisi.

"Apakah aku tidak boleh mempunyai teman laki-laki? Kenapa kakek Feng bilang ke papi kalau aku berpacaran? Kakek Feng tidak buta kan?" Kata Mo Lisi sambil mendongak kepada pengurus Feng.

Pengurus Feng yang dari awal sudah terbiasa mengurus kedua Tuannya dengan tak berdaya, akhirnya dia mengatakan sesuatu, "Tuan muda, ini karena kakek Feng sangat peduli dengan tuan muda!"

"Sekarang aku marah!" kata Mo Lisi sambil mengikuti saran dari Tong Lele. Lalu, dengan meletakkan tangannya di depan dada, kemudian dia berkata lagi, "Aku sangat marah!" Setelah beberapa saat kemudian, dia mulai membuka mulut dan bertanya, "Aku ingin tahu siapa mamiku. Dia sekarang di mana dan seperti apa perawakannya"

Pengurus Feng yang mendengar pertanyaan itu, kesusahan mencari kata-kata yang tepat untuk menjawabnya. Setelah beberapa saat, dia menemukan jawaban yang tepat, dan berkata dengan lembut, "Tuan muda, tentang masalah mami Tuan Muda, tolong jangan bertanya pertanyaan seperti ini lagi. Jika papi Tuan Muda mendengarnya, dia bisa marah."

"Kenapa?" Tanya Mo Lisi dengan bingung.

"Tuan Muda, tolong jangan terlalu banyak bertanya." kata pengurus Feng memperingatkan.

"Kakek Feng, tolong katakan padaku, seperti apa mamiku? apakah dia adalah orang yang baik" Tanya Mo Lisi dengan tampang sedih.

Pengurus Feng kemudian melihat ke sekeliling, dengan serius dia menatap Mo Lisi lagi. Karena biasanya, tuannya akan sangat marah dan acuh tak acuh terhadap anaknya, tapi sekarang sangat berbeda...