webnovel

Ingatlah untuk Lebih Banyak Membawa Uang

Penerjemah: Wave Literature Editor: Wave Literature

Tong Lele saat ini terlihat sedang menaik turunkan alisnya sambil mengangguk, sedangkan Mo Lisi hanya menggaruk-garuk rambutnya. Karena, dia sedang memikirkan sesuatu, kemudian hal itu membuatnya bertanya kepada Tong Lele, "Lele, tapi saat tinggal bersama dengan mami selama tiga hari, aku rasa mami bukanlah seorang wanita yang mencintai uang. Mungkinkah kamu mempunyai kesalahpahaman?"

Tong Lele yang saat itu sedang mengambil makanan, langsung memandang Mo Lisi dan mengetuk kepalanya, "Dasar bodoh! Baru saja aku memujimu pintar. Jika kamu tidak punya uang, apa yang akan mami pikirkan tentangmu? Ketampananmu, hah? Mami punya anak sepertiku saja sudah cukup. Apakah kamu tidak tahu, membesarkan seorang anak itu membutuhkan biaya mahal?" katanya. Kemudian, dia melanjutkan perkataannya lagi dengan sungguh-sungguh, "Jika kamu tidak membawa uang ke rumahku, kamu ingin membuat mami bekerja lebih keras untuk mengumpulkan uang? Sekarang itu susah mencari uang!"

Mo Lisi menganggukkan kepalanya tanda mengerti, "Hmm... Benar juga. Aku pernah mendengar, bahwa membesarkan seorang anak itu membutuhkan biaya mahal." katanya.

"Iyakan? Belum lagi membesarkan seorang Tuan Muda sepertimu, pasti lebih mahal lagi. Jadi, kamu harus membawa uang yang cukup untuk dibawa ke rumah. Paham?" kata Tong Lele sambil menepuk-nepuk kecil kepala Mo Lisi setelah dia selesai berbicara.

"Iya, aku tahu. Tenang saja, aku akan membawa uang yang banyak untuk mami" Kata Mo Lisi sambil mengangguk mantap. Hatinya berdenyut kencang, ketika dia membayangkan bahwa dirinya akan tinggal bersama ibunya.

"Oke, ingat ya, bawa yang banyak agar bisa digunakan untuk menghidupi seorang putri dan dua anak." kata Tong Lele seperti sedang mengingatkan.

"Dua anak? Apakah salah satunya adalah kamu? Jika untuk merawat mami, aku masih bisa memaklumi. Tapi kenapa ada kamu juga?" Tanya Mo Lisi dengan penasaran.

"Iyalah, kamu pikir tidak memerlukan biaya agen? Aku juga ingin memberimu sebagian cinta dari mami, karena aku bisa saja memonopoli kasih sayang mami. Kamu ini seperti Cheng Yaojin* saja, yang sukanya keluar untuk membunuh! Nanti, kalau aku berdarah karena kehilangan cinta, bagaimana? Apakah ada yang salah dari ucapanku?" kata Tong Lele dengan meyakinkan.

"Tidak ada yang salah..." jawab Mo Lisi karena tidak bisa berkutik lagi. Sebenarnya, dia ingin memonopoli kasih sayang ibunya dan tidak mau memberikannya kepada siapapun. Tapi, Tong Lele adalah bagian setengah dari kasih sayang ibunya itu.

Tiba-tiba terbesit sesuatu pada pikiran Mo Lisi dan dia, ingin mengatakannya pada Tong Lele, "Atau... Kamu ikut papiku saja? Karenamu dia telah banyak berubah. Dan dia adalah orang terkaya pertama abad ini. Jika kamu menjadi anaknya, kamu akan menjadi pewaris tunggal." katanya.

Tong Lele menggelengkan kepala, "Jika kamu berani menusukku seperti itu, kamu akan menyesal." katanya dengan serius.

Saat mendengarnya, Mo Lisi langsung ketakutan, dengan cepat dia buru-buru memegang lengan kecil Tong Lele, "Lele, aku hanya bercanda." katanya dengan cemas.

"Kalau begitu cepat pulang, dan bersiaplah untuk berpikir, bagaimana mengambil uang itu. Butuh waktu juga untuk mentransfer uang itu!" katanya memberikan arahan. Namun tiba-tiba, dia merasa lapar, "Ayo, aku akan mentraktirmu makan!" ajaknya.

Mo Lisi mengiyakan ajakan Tong Lele, karena dia juga ingin makan sesuatu, "Ayo, dengar-dengar telur ikan emas yang dijual di sekolah ini sangatlah enak." katanya dengan senang.

"Wah, Kebetulan sekali. Aku juga suka makan telur ikan." jawab Tong Lele dengan senang juga.

Setelah itu mereka berjalan bersama, tidak lama kemudian keduanya telah sampai di depan pedagang telur ikan emas. "Paman, beri kita telur ikan emas yang paling mahal, paling enak, dan yang paling segar. Tambah milk tea juga!" kata Tong Lele, kemudian dia duduk sambil memesan pesanan...