webnovel

Another World Messiah

Amasawa Makoto, seorang pemuda yang merupakan pemain top dunia di "True Heart" meninggal dalam sebuah insiden kecelakaan pesawat. Saat dia sadar, dia telah bereinkarnasi sebagai Rei Rivera, last boss dari game "True Heart". Makoto penasaran dengan karakter Rei, karena di dalam game tersebut tidak menjelaskan apapun mengenainya, seperti apa backgroundnya ataupun alasannya menjadi last boss. Makoto sebagai Rei menjalani kehidupannya dengan sungguh-sungguh hingga dia dengan cepat menyadarinya. Sebuah alasan kenapa Rei menjadi last boss. Akankah Makoto yang bereinkarnasi dapat bertahan di dunia yang baru? Apakah dia dapat bertemu kembali dengan temannya, Evelyn? Maka izinkan waktu yang akan menjawabnya.

Neezuria · Fantasi
Peringkat tidak cukup
7 Chs

Maiden

Setelah dia membuat keputusan untuk bertahan hidup di dunia yang baru ini, pintu kamarnya diketuk oleh seseorang.

"Permisi Yang Mulia Airil, Maiden-sama memanggil Anda," katanya.

(Maiden...)

(Jika aku tidak salah ingat itu adalah julukan untuk Ibunda Airi yang memegang posisi permaisuri di Kekaisaran Suci Artemisia sebelum akhirnya dia meninggal. Sementara itu, tidak ada informasi apapun di game tentang alasan meninggalnya Maiden.)

(Lalu, suara itu..., mungkinkah dia adalah salah satu pelayan di kastil ini?)

Dia memutuskan untuk langsung menemui Maiden yang juga merupakan ibunya sendiri lalu segera bersiap-siap. Merapikan bajunya, menyisir rambutnya yang berantakan dan memperbaiki ekspresinya agar terlihat seperti seorang pangeran.

"Saya mengerti, saya akan segera ke sana. Terima kasih telah memberitahu saya," jawab Ren sebagai Airil.

"Dimengerti, kalau begitu saya permisi dulu," jawab sang pelayan lalu dia pergi.

Diapun keluar dari kamarnya dan berjalan menyusuri lorong kastil. Seharusnya dia tidak tahu letak ruangan-ruangan di kastil ini tapi entah kenapa dia sekarang tahu.

(Mungkinkah ingatanku dan Airil bercampur aduk?)

Dia memikirkan itu sebagai hipotesis. Sebelumnya saat dia bangun dia merasa kalau dia calon mahasiswa tapi di lain sisi dia seharusnya masih anak-anak, berarti hanya ada satu jawaban yaitu ingatan dirinya yang dulu sebagai Amasawa Makoto dan dirinya sekarang sebagai Airil Artemisia telah tercampur.

Akan tetapi, saat ini dia belum mempunyai bukti yang kuat. Dia harus bersabar dan menunggu bukti-bukti yang ada untuk mengambil keputusan.

Menepis pikiran-pikiran sebelumnya, saat ini dia telah tiba di depan sebuah ruangan. Dia lalu mengetuk pintu besar itu.

"Airil Artemisia meminta izin memasuki ruangan, ibunda," katanya.

"Ara-Ara~ masuklah, Airil-chan," jawab seseorang dari dalam ruangan.

(Suara ini...)

Entah mengapa ia merasa nostalgia, di game suara Maiden hanya ada berupa rekaman-rekaman suara yang dimiliki salah satu Heroine utama, Airi. Airi menyimpan rekaman suara itu setelah ibundanya meninggal dunia.

|Mulai sekarang nama Makoto akan jarang disebut sementara seluruh dialog dan narasi berubah menjadi Airil untuk memudahkan penulisan|

Airil pun memasuki ruangan tersebut. Ruangan itu adalah sebuah ruangan mewah yang luas dengan kasur besar dan meja rias di dalamnya, tentu saja ada kamar mandi di dalamnya serta dekorasi ruangan itu benar-benar mewah.

Airil mencari-cari keberadaan ibundanya tapi dia tidak bisa menemukannya, lalu sebuah suara memanggilnya dari balkon yang membuat mata Airil pun melihat ke arahnya.

"Airil-chan, di sini!"

Itu adalah seorang wanita berusia sekitar 25 tahun. Dia melambaikan tangannya pada Airil sementara Airil secara reflek mendekat.

(Tubuh ini mendekat dengan sendirinya..., tidak salah lagi dia adalah Maiden, ibunda Airil.)

"Selamat pagi, ibunda," katanya sambil menunjukkan sikap seorang bangsawan.

"Ara~, kamu terlalu kaku, Airil-chan. Ayo, duduk sini temani ibundamu," balas Maiden.

Airil pun duduk di depan sang ibunda, dia berusaha mengingat ingatan dunia lamanya.

(Kalau tidak salah, nama asli Maiden adalah Sakura Amayuki. Dia adalah putri pertama kekaisaran Amayuki di timur benua yang terpisah dari daratan utama benua tengah, dan dia juga mantan putri kuil suci. Seharusnya dia tidak lagi dipanggil Maiden tetapi seingatku alasan dia masih dipanggil seperti itu karena reputasi baiknya saat menjadi putri kuil.)

"Kamu mau teh atau susu?" tanya Maiden.

"Aku pikir hari ini aku memilih teh, ibunda," balas Airil.

Maiden pun menuangkan teh di sebuah cangkir mewah dan meletakkannya di depan Airil.

"Ayo diminum," katanya sambil tersenyum.

Airil hanya mengangguk dan mengucapkan terima kasih atas suguhan tehnya lalu meminum teh tersebut. Keheningan pun menyelimuti mereka berdua. Tidak ada satu pun yang membuka percakapan, benar-benar terlihat canggung.

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Maiden tiba-tiba.

"Eh? Apa maksudnya?" balas Airil tergagap.

"Airil, apa kamu tahu bahwa kamu telah tidak sadarkan diri selama satu minggu?"

"Eh..?"

Mendengar perkataan ibundanya, Airil hanya bisa terdiam.

(Aku tidak sadarkan diri selama satu minggu!?)

(Tunggu...mungkinkah...)

"Kamu tidak mau menjawab ya? Baiklah, akan ibunda anggap kamu tidak tahu," kata Maiden, walaupun kata-katanya terlihat menekan tapi ekspresinya tetap tenang dan lembut.

"Ma-maaf, ibunda," jawab Airil sambil tertunduk.

"Tidak masalah, sepertinya memang sudah saatnya," balas Maiden lalu dia beranjak dari kursinya dan berjalan memasuki kamar.

"Tu-tunggu, ibunda!! Apa maksudnya tadi?" tanya Airil, suaranya meninggi saking dia terkejutnya dengan pernyataan ambigu ibundanya. Dia memiliki suasana hati yang buruk mendengar itu.

"Tidak apa-apa, sekarang belum waktunya untuk kamu tahu. Kamu akan tahu itu nanti, jadi tunggulah sampai saatnya tiba," balas ibundanya lalu dia menghilang ke dalam kamar.

Airil yang ditinggal sendiri di balkon hanya bisa terdiam, kata-kata semacam itu terdengar seperti "Death Flag" baginya yang memiliki ingatan dari dunia lain.

Terus memikirkan itu selama beberapa menit terus membuatnya pusing hingga sebuah suara memanggilnya.

"Kakakk!! Jadi kamu sudah sadar!?" teriaknya.

Airil yang mendengar teriakan itu segera menoleh. Di matanya, terpantul sosok seorang gadis. Dia sedikit lebih pendek darinya tapi dilihat darimana pun mereka benar-benar mirip. Dia memiliki rambut putih panjang dan mata hitam yang elegan, ciri-ciri dari keturunan kekaisaran suci dan keturunan dari Maiden saat ini. Tidak salah lagi, dia adalah adik kembar Airil, orang yang akan membunuhnya di masa depan jika dunia ini sama dengan game terkutuk itu.

"Airi Artemisia...?"