webnovel

annoying doctors

seorang dokter bertemu pasien yang amat benci rumah sakit dan hal lainnya, sedangkan seorang mahasiswa bertemu dokter yang sangat membenci anak manja seperti dirinya

maaanda · Lainnya
Peringkat tidak cukup
2 Chs

Intro

Ceroboh, manja, cengeng atau dirangkum bisa disebut nyebelin.Itu adalah gambaran sekilas tentang seseorang yang sekarang lagi nangis-nangis didalam mobil.

Diculik? Bukan, dia bukan lagi diculik. Lagian siapa juga yang mau nyulik mahasiswa modelan dia? berisik, manja, suka ngabisin beras, yang ada penculiknya rugi.

"Asaa bisa diem gak sih astaga!!"

"Kyaaaa lepasin gakkk?!?! Aku mau pulaaaang!!!"

"Buset dah ni anak satu, diem dulu. Kebanyakan gerak nanti lukanya makin besar. Liat ini ya gustiiii baju aku darah semua ewh!!"

"Bodoamat Ayu, Dirga!!! I really won't to go to the hospital. I hate that place so much and I REALLY HATE EVERYTHING ON IT!! SO NOW LET MEㅡMPHHHHH!!!!!!"

"Berisik kamu, saa. Sakit telingaku."

"Ya Tuhan, serius Ayu-Dirga, I really hate this place so much, lepasin aaaahhh!!!"

Ayu dan Dirga selaku teman bernama Asaa yang sekarang lagi jejeritan di UGD sebuah Rumah Sakit swasta, udah jengah sama teriakan anak itu. Mereka sampai bingung pita suara teman mereka ini setebal apa sampai-sampai teriak selama 20 menit gak bikin suaranya serak, bahkan cenderung stabil macam penyanyi profesional.

"Dek, bisa ditinggal aja temannya?"

"Loh, dok? Dokter yakin bisa nanganin kucing liar kayak temen saya?" Tanya Dirga yang meragukan sang dokter.

"Apa kamu bilang, Dirga?? Kucing liar?? Awas kamu gak aku jajanin lagi dikanㅡAAHHHH SIALANNNNN SAKITTTT!!!!"

Percayalah UGD Rumah Sakit medika sore ini benar-benar berisik. Berisik cuma karena seonggok manusia bernama Asaa Aurellia.

"Y-Yaudah Saa kita keluar dulu." Ayu hendak narik Dirga keluar dari ruangan, tapi mereka ditahan Asaa.

"Satu langkah ninggalin aku, persahabatan kita putus!!"

Ancaman paling menyeramkan walau sebenarnya gak bakal terjadi. Tapi demi sahabat mereka yang udah bareng dari jaman ingusan, ikutin ajalah.

"AWW!!! YA TUHAN, SAKIT DOOOKKK!!!" Pekik Asaa saat kakinya dipegang oleh sang Dokter dengan tiba-tiba.

"Kamu mahasiswa tapi kok bisa sampai jatuh terus robek begini? Ini harus dijahit."

Mata Asaa terbuka lebar. Apa katanya? Dijahit? Lukanya? Yang benar aja!

"Mahasiswa tapi otak anak SD ya gini, Dok. Ada tukang balon yang bentuknya lucu-lucu, dia uber. Eh nyungsep." Jelas Dirga sambil inget-inget gimana sahabatnya nyungsep tadi. Nyungsep diselokan kering dengan sebelumnya kakinya nyerimpet ranting dipinggir jalan.

Asaa udah kesal aja. Mulutnya udah komat-kamit misuh-misuh ngumpatin segala macem ke Dirga.

"KYAAAA!!!"

Lagi, Asaa menjerit waktu sebuah jarum menusuk kulit bawah lututnya. Dia baru aja dikasih obat bius lokal sebelum kakinya dijahit.

Percayalah bahwa mahasiswa 20 tahun itu sekarang udah pucet bukan main. Lukanya emang sekarang udah gak terasa apa-apa, tapi ngeliat si dokter mulai bersihin kakinya dan mulai ngobatin, kepalanya mendadak pusing. Dia gak pernah ngebayangin kalau badannya bakal kena jarum jahit. 9

Gak lama kemudian Asaa pingsan.

"Eungh...."

"A-Aww!!"

"Shhh... uhh s-sakit."

"Udah bangun? Enak tidurnya?"

"Huwaaaa jangan sentuh saya!!!"

Asaa mengibas-ngibaskan tangannya supaya orang yang baru aja bertanya ke dia gak mendekat.

Dia kemudian mengeryitkan keningnya, bingung kenapa dia ada diatas sebuah ranjang dengan ruangan bau obat tercampur wangi honey mint? Belum lagi didepannya ada seorang pria berkacamata, berambut honey brown.

"Kok saya ada disini?"

"Loh kamu lupa kalau pingsan saat kaki kamu lagi saya obati?"

Mata Asaa membulat, dia kemudian mendudukkan dirinya. Pantes aja dia ngerasa lututnya sakit sekaligus perih, rupanya dia habis dijahit tadi ya?

Sambil menahan perih, Asaa bergerak turun dari ranjang.

Brukk

Karena kecerobohannya, dia jatuh berdebam. Untung kaki kiri yang abis dijahit masih nyangkut diantara besi ranjang, jadi jahitannya aman. Tapi kakinya ngangkang.

Sementara pria yang ada didepannya cuma bisa ngeliatin dengan wajah datar.

"Dok, ya Tuhan, bantuin keq!!" Omel Asaa sambil sesekali meringis, "Malah diem aja ish,"

"Tadi kamu bilang saya gak boleh sentuh kamu?"

Asaa menatap dokter itu dengan tatapan gak suka. Dia berusaha buat berdiri sendiri tanpa bicara apa-apa.

"Dokter macem apa sih dokter tuh? Gak berprikepasienan banget."

"Kamu kali yang gak berprikedokteran. Sama dokter kok gak ada sopan-sopannya." Balas si Dokter.

"Kok dibalikin sih?! Nyebelin! Saya berharap gak bakal ketemu Dokter lagi!!" Asaa berjalan sambil terseok-seok keluar ruangan itu. 4

"Bodo!!" Balas Dokter itu.

Asaa noleh, memicingkan matanya, memberikan tatapan tidak suka pada Dokter itu.

Kemudian dia benar-benar keluar ruangan dan menutup pintu itu dengan membantingnya.

"Astagaaa!!! Bisa sakit jiwa gue kalau punya pasien macem dia!!! Arghhh!!!"