•note: Tidak baik memaksakan hati yang masih terluka untuk mengenal cinta lagi. Karena jika dipaksakan, 20% akan sembuh, dan 80% akan semakin hancur.
"Ca! Ikut gue, yuk!" ajak Galih, saat Caca keluar kelas, laki-laki itu langsung menarik tangannya dan menyeretnya.
"Mau kemana, Gal?" tanya gadis itu, dia takut jika Galih mengajaknya ke kantin, karena pasti ada Doni di sana atau tidak, akan bertemu di jalan nanti.
"Udah ikut, aja. Gue nggak nggak ngapa-ngapain, Lo, kok. Santai aja," jawab Galih terus menyeret Caca sampai ke belakang sekolah.
"Kita ngapain, di sini?"
Galih mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru. Merasa sudah aman, dia langsung berjongkok di depan Caca dan kedua tangannya memegang tembok.
"Naik, Ca!" titahnya.
"Eh, mau ngapain, sih?"
"Ck! Udah naik aja!"
Gadis itu menggeleng, "nggak! Aku pake rok, kenapa nggak lewat pintu biasa aja, sih?"
Galih berdecak lagi, "pintu biasa di kasih aliran listrik. Kalau Lo mau mati ya lewat aja."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com