"Kak Marry, dia siapa?" tanya Mesya kepada Marry.
"Kau tidak mengenalinya, Mesya?" tanya Marry.
Mesya menggelengkan kepalanya, "Tidak, Kak," jawab Mesya.
Marry tersenyum menatap Mesya, seraya memegang bagian pundak Mesya.
"Dia adalah orang yang sangat kau rindukan, Mesya," ucap Marry.
Mesya terdiam sesaat memandangi wanita yang duduk lemah di hadapannya.
Wajahnya memang sangat asing, tapi kedua sorot matanya terasa tidak asing bagi Mesya.
"Masya, Bunda merindukanmu, Nak," ucap Bunda Lia dengan raut yang memelas.
Mendengar suara yang juga tidak asing di tinganya, membuat kedua mata Mesya langsung berkaca, bibirnya bergetar seakan tak bisa berkata-kata lagi.
"Bunda Lia!" teriak Mesya sambil berlari dan memeluk wanita yang paling ia rindukan itu.
"Bagimana kabar, Bunda, Mesya rindu Bunda ...." Mesya membenamkan wajahnya dalam pelukan hangat Bunda Lia.
Ini adalah pelukan hangat yang benar-benar ia nantikan.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com