webnovel

ALIEN DAN AIREN WPC 94

Alien, mendengar nama makhluk yang satu ini pasti sudah sangat menyeramkan dan terlihat sangat membahayakan kehidupan dunia saat ini. Lalu bagaimana jika ada Alien yang baik hati dan malah membantu dalam keselamatan di Bumi? Dia dibantu dan dipertemukan dengan Airen, manusia yang suka membantu dan mencintai kedamaian di bumi untuk menyelamatkan yang lemah. Alien ini hadir ke bumi melalui lorong waktu secara tiba-tiba, bentuknya yang tidak seperti manusia menjadikan dia anti menunjukkan wujud aslinya, Alien ini menyamar dalam bentuk sebuah wajah dan bertemu dengan Airen tadi, gadis yang berjiwa satria dalam membela kebenaran. Bagaimanakah sepak terjang Alien dan Airen di muka Bumi?

Lika_FR · Fantasi
Peringkat tidak cukup
11 Chs

4 Aksi dan Atraksi

"Kalau iya kenapa? Aku kagum padamu, kamu sangat baik dan sangat peduli dengan orang lain, sebagai lelaki apa aku tidak boleh memandangmu?" Jawabnya tegas! Waduh ... to the point sekali orang ini, aku jawab apa untuk balasannya.

"Ya, silahkan saja itu hakmu. Ehm ... sebaiknya kita bergegas tidur, kita tak tahu besok apa yang akan kita hadapi, selamat malam" Pamit Airen terburu-buru dan memalingkan muka untuk segera tidur.

Airen mulai memejamkan mata, entah dia tidur atau tidak. Girleon entah kenapa malam ini adalah malam dia pertama kali di Negeri orang dan di masa depan, dia tak biasa tidur beralaskan lantai dan keras seperti ini, dia dan singgasana yang sangat mewah sudah menjadi hal yang tak terpisahkan, dia akan tertidur dengan kasur yang lembut dan sangat empuk yang bertumpuk-tumpuk sehingga dia akan lekas terpulas. Kini dia merasa tulang belulangnya kaku dan ngilu.

Dia tak akan bisa tidur, di tambah lengan.dan tangannya masih ada nyeri luka tembakan tadi. Sekarang ia berfikir. Bagaimana cara ia bisa kembali ke Planetnya pada masa yang lampau itu. Ia juga merasa aneh, seperti tak ada perubahan kekuatan apa-apa pada dirinya, kecuali hanya tersesat ke masa depan dan dimensi lain saja. Konon padahal katanya kekuatan yang berlipat ganda akan ia dapatkan. Ia tidak mau kalau selamanya dia berada di tempat asing ini.

******

Zuxiver, seminggu berlalu.

Sang Pemimpin Spesies Alien mengerahkan semua kekuatannya dan memerintahkan seluruh koloninya untuk mencari putra satu-satunha. Dengan mengadakan sayembara yang sangat menggiurkan siapa saja yang mendengarkan. Bahwa siapa yang bisa menemukan sang anak akan diberi imbalan yang luar biasa bahkan keluarganya akan diberikan tempat tinggal di dalam Istana Raja Alien. Semua bersemangat turut dalam pencarian itu. Hilangnya Girleon akibat memecah menjajal pohon ajaib telah tersebar di seluruh antero dan jajara Planet.

Para Alien dari Planet lain juga banyak yang menawarkan bantuan, beberapa juga mengumpulkan para Alien dengan kekuatan penyihir untuk mendeteksi keberadaan Putranya, Girleon.

Tak pelak, kabar ini sampai pula ke telinga Rehuell, dia sangat hancur dan bersedih karena baru saja dia bertemu dengan kesan yang sangat bahagia bersama Girleon, namun kini dia dikabarkan lenyap akibat pohon portal ajaib itu. Hari-hari ia isi dengan tangisan dan memandangi serta memeluk lukisan Girleon.

Dia tak mau kehilangan calon suaminya yang memang ia sudah cintai meskipun baru sekali bertemu. Ia juga Ayahandanya sangat bersemangat membantu Planet Zuxiver untuk menemukan Girleon, tapi ... apalah daya? belum ada hasil dan belum ada yang menemukannya. Mereka takkan mau juga kehilangan calon menantunya yang sangat sempurna itu.

Sayup-sayup terdengar sangat perlahan, tangisan seorang Ibunda Girleon yang sangat merindukan putranya. Tak ada hari yang terlewatkan olehnya selain diiringi tangisan, sungguh dia menyesal mengizinkan anaknya gegabah menjajal pohon portal ajaib itu. Apa mungkin Girleon telah lenyap? apa yang akan terjadi dengan planet Zuxiver ini ke depannya.

Rumah memang sepi tanpa dirinya, Sang Pemimpin Alien juga menggenggam kedukaan yang mendalam, hanya saja beliau seorang lelaki, jadi tak mungkin memperlihatkan dukanya dengan tangisan yang meraung-raung seperti istrinya. Beliau hanya sering melamun, terdiam dan memandang kosong ke arah yang sangat jauh. Barellion berharap ada cara untuk mengembalikan Putranya ke planetnya ini. Karena dialah yang di gadang-gadang untuk meneruskan pemerintahan di Planet ini.

****

Malam gelap tiba-tiba mata Airen mengeryip pelan dan membuka dengan sangat hati-hati. Ia pendarkan pandangan ke seluruh sudut ruangan, ia mencari sesosok di tengah malam ini, ia tak menemukannya. Dia kemudian bangkit dan masih mencarinya, dia tanpa sadar mencari Girleon. Ia mencoba keluar camp-nya. Ia menyusuri sambil melangkahkan kaki, lambat laun suara desingan pedang yang beradu dengan angin terdengar di telinganya. Dibawah cahaya bulan menyorot sesosok pria yang gesit dalam gerakan.

"Gir sedang berlatih apa selarut ini?" Dia terus berjalan untuk menemukan dimana sumber suara itu.

Ia menatap tak berkedip sambil menyilangkan tangannya didada karena hawa malam yang sangat dingin ini.

Betapa cekatan dan gesit dia menghentak, menendang dan mengasah kekuatannya, meskipun tanpa lawan. Dia melompat, dan berulang kali jungkir balik di udara tanpa menyentuh tanah. Sungguh hebat lelaki ini, benarlah ia kata. Pasti dirinya memang dari dimensi lain, seperti pendekar atau ksatria kuno di film-film yang sering ia lihat dulu di televisi. Ia bersalto lagi dan kakinya gesit dan gancang bermain di tanah maupun diatas tanah.

Ia terus melotot penuh ketakjuban melihat pemandangan di hadapannya ini. Airen berulang kali menelan ludahnya karena kagum. Tiba-tiba saja hawa dingin menusuk hidungnya hingga ia menjadi bersin.

"Hatci!!"

"Hei, siapa itu," dengan gesit Gir berlari dan sudah berada di samping Airen. padahal jarak dia tadi sekitar 250 meter dari Airen.

"Aku kira siapa? Kenapa kaumengintipku?,

Kaukagum kepadaku?" tuduh Girleon sambil tersenyum miring.

"Maaf telah membuyarkan latihanmu, kamu sangat hebat. Aku belum menemukan seorang pria sepertimu dengan banyak kelebihan. Aku tiba-tiba terbangun dan mendengar suara brisik hentakan dan hantaman yang beradu dengan angin, aku hanya ingin memastikan bahwa itu adalah dirimu," jawab Airen masih bersendekap tangan.

"Iya, aku pemanasan saja, karena menjelang fajar datang aku berniat akan kirimkan angin untuk memporak porandakan base camp musuh, semoga saja bisa, aku telah beberapa hari bersemedi setiap malam, untuk mengumpulkan tenagaku dengan tujuan ini" lanjut Girleon. Kau akan saksikan nanti sebelum pagi datang.

"Tahap awal musuh kita serang dengan seakan-akan kejadian alam."

"Biarkan aku disini melihatmu, Gir. Aku sangat senang ketika melihatmu beraksi begini membuat aku teringat seperti menyaksikan film pendekar yang penuh aksi, kau tahu sendiri, nonton film hanya sebuah mimpi di Negara yang sudah hancur begini."

"Lakukanlah! Aku sangat senang jika ada yang menemaniku, kita sudah beberapa hari saling berbicara dan menyapa, tapi sepertinya kita lupa berkenalan. Iya kan? Aku tak berani memanggil namamu sebelum kau izinkan dengan perkenalan dulu," jawabnya.

"Aku dan korban perang tidak pernah ada perkenalan, yang aku tahu kami semua saudara. Bila ada yang luka akan kami tolong seperti keluarga sendiri, tapi apa iya kamu belum pernah memanggil namaku?" tanya Airen keheranan sambil mengingat-ngingat apa yang dikatakan pria di hadapannya ini. Gir menggeleng karena dia hanya menyapa Airen dengan kata 'kamu' saja.

"Panggil saja aku Airen. Kamu panggil begitu saja, bahkan Narez selalu memanggilku dihadapanmu?" jawab Airen sambil mengulurkan tangannya.

Girleon juga menyambut hangat tangan Airen, tangan yang begitu dingin karena memang sedang kedinginan, berbeda dengan tangan Girleon yang menghangat karena sudah sejak tadi bergerak berlatih kekuatan.