"Apa kau memiliki keperluan sesuatu denganku?" tanya Manila tiba-tiba. Rupanya Manila sendiri menyadari bahwa Bandung telah memperhatikannya secara diam-diam.
Bandung tertunduk mencoba untuk mengalihkan pandangannya, dia saat ini tidak berani untuk menatap mata temannya tersebut.
Bangkok yang menyadari suasana di antara ketiganya saat ini menjadi canggung, memutuskan untuk mencairkannya dengan mengajak kedua temannya tersebut pergi ke dapur.
"Aku punya hidangan lezat untuk kalian berdua. Pergilah ke dapur. Tidak baik jika kita berlama-lama di sini tanpa memiliki satu tujuan apa pun." Bangkok mendorong Manila untuk keluar dari ruangan Bandung.
"Bandung sebaiknya kau ikut dengan kami. Tidak baik jika kau hanya merenung sendirian di dalam kamarmu," ajak Bangkok.
Bandung mengangguk. "Kalian pergi saja duluan. Aku akan menyusul nanti," katanya lesu.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com