webnovel

Kita Adalah Suami Istri

Penerjemah: Wave Literature Editor: Wave Literature

Ning Qing terkejut.

Ketakutan datang ke hatinya, dia berusaha mati-matian menekan rasa takutnya.

Apa yang seharusnya terjadi, akan terjadi juga. Dia mengambil nafas dalam-dalam sebelum menegakkan punggungnya lalu melangkah ke dalam.

Namun, apa yang dia sebut keberanian itu langsung lenyap ketika dia melihat orang yang ada di dalam.

Di sofa, Nian Lie menopang dahinya dengan satu tangan dan meletakkan satu tangan lainnya di kakinya yang panjang dan menyila. Dia mengetuk jari telunjuknya yang panjang sesuai ritme, dan itu membuatnya jadi sangat menakutkan.

Matanya yang dingin melesat ke arahnya, dan seringai muncul dari bibir tipis yang dingin.

"Nyonya muda Nian bersedia kembali?" Pertanyaan ini membuat Ning Qing merasa kedinginan.

Dia menekan ketakutannya, mengangkat kepalanya, dan menatap ke mata pria yang acuh tak acuh itu, "Aku…"

"Kak, kamu jangan segalak itu." Sebuah suara laki-laki yang dengan cepat terdengar, menyela percakapan di antara keduanya.

Ning Qing menoleh dan melihat ke arah suara itu. Pria itu mengenakan kemeja kotak-kotak biru putih dan celana panjang hitam. Rambut coklat kemerahan pendeknya sedikit keriting. Wajahnya tampan dan lembut, dia mirip dengan orang yang duduk di sofa, tetapi sedikit lebih muda.

Ning Qing terkejut melihat bahwa pria itu sudah berjalan ke depannya.

Nian Che berjalan ke arah Ning Qing, dia langsung mengeluarkan senyumannya, menunjukkan gigi putihnya yang besar, "Kamu kakak iparku, kan?"

Ning Qing menatapnya dengan hati-hati saat dia mengulurkan tangan kepadanya.

"Halo kakak ipar. Aku Nian Che, adik iparmu, dan juga adik laki-laki dari si gunung es ini."

Ning Qing menekankan bibirnya dan tidak menjawab.

Nian Che tidak merasa kesal saat Ning Qing mengabaikannya, dia hanya menarik tangannya secara spontan kemudian berkata, "Aku dengar sebelumnya bahwa kakakku menikahi seorang istri yang sakit-sakitan. Tetapi sekarang, ketika aku melihatnya sendiri, aku tahu bahwa orang-orang itu hanya mengatakan omong kosong!"

Dia menundukkan kepalanya dan maju lebih dekat ke wajah Ning Qing. Dia pun tersenyum, "Kakak iparku jelas seorang wanita cantik. Bahkan jika dia berbaring di ranjang rumah sakit, dia terlihat seperti seorang putri tidur."

"..."

"Bukankah menurutmu begitu kakak ipar?"

Dalam menghadapi sikapnya yang antusias, Ning Qing hanya bisa menunjukkan ketidak berdayaan. Matanya yang bingung menatap pria yang duduk di sofa.

Nian Che mengikuti tatapannya kemudian berkata tanpa daya, "Aih, mengapa kalian masih menunjukkan keintiman saat aku ada disini dengan kalian. Hubungan kalian ini sangat baik…"

"Nian Che." Nian Lie akhirnya bersuara, matanya acuh tak acuh, dan nadanya dingin.

"Ayah dan Ibu menunggumu di rumah utama." Bagaimanapun, mereka adalah kakak adik, Nian Che pun langsung mengerti arti ucapan Nian Lie.

Dia memelototinya dengan kesal, dan kembali menatap Ning Qing dengan senyum di wajahnya, "Kakak ipar, aku ada urusan, jadi aku harus pergi dulu. Sampai bertemu lain kali."

Ning Qing menunjukkan senyum terpaksa, "Sampai jumpa."

Begitu Nian Che pergi, ruang tamu yang besar itu langsung hening.

Nian Lie mengangkat tatapannya, wajahnya yang pucat karena cedera terlihat sangat dingin, "Kemana kamu pergi tadi malam?"

Apa yang harus dia katakan? Apa dia harus mengatakan bahwa dia bersama Yan Sichen?

Tidak, bagaimana mungkin pria ini bisa mempercayainya. Dan kak Sichen...

Ning Qing mencengkram tangannya, "Aku kembali ke rumah keluarga Ning."

"Heh." Cemoohan, penghinaan dan sikap acuh tak acuh ini membuat seolah-olah orang yang ada di depannya hanyalah seekor semut, yang mana dia bisa menginjak-injak dan mempermalukannya sesuka hatinya.

"Kamu belajar untuk berbohong." Suaranya dingin dan tegas. Ketakutan menembus hati Ning Qing. Keringat merembes dari punggungnya, dia menggelengkan kepalanya, "Tidak."

"Tidak?" Mata Nian Lie dipenuhi dengan penghinaan yang sangat jelas, "Ning Qing, apakah kamu bersenang-senang di luar sehingga kamu melupakan suamimu yang kamu lukai di rumah?"

Adegan tadi malam muncul dengan jelas dalam pikirannya. Wajah Ning Qing pucat, bibirnya bergetar tak terkendali, "Kamu… kamu memaksaku terlebih dulu!"

Dia tidak mau memukulnya!

Nian Lie berdiri tiba-tiba. Tubuhnya yang proporsional dan sempurna begitu mendominasi. Meskipun mereka dipisahkan oleh jarak yang begitu jauh, Ning Qing sangat terintimidasi sehingga dia tidak bisa mengatakan apa-apa.

Seluruh tubuhnya tampak membeku. Saat Nian Lie perlahan mendekat, dia tidak bisa bergerak sama sekali!

Nian Lie telah berjalan ke arahnya lalu menyentuh lehernya dengan tangan dingin.

Ning Qing beubah kaku. Dia mengangkat kepalanya kemudian melihatnya.

Dia maju sedikit, bibirnya yang sangat indah berada dekat dengan bibirnya. Hanya ada jarak sekitar satu sentimeter di antara kedua bibir mereka.

Kata-katanya ambigu. "Aku ingin mengingatkanmu, bahwa kita adalah suami istri. Apapun yang aku lakukan padamu, adalah hal yang pantas aku lakukan."