webnovel

Aku,Kamu Dan Dirinya

Langit seorang putra dari keluarga kaya dan terpandang, dia jatuh cinta pada pengasuh sekaligus penjaganya. mereka harus berpisah karna langit belajar di luar negri, saat ia kembali sebuah hal membuat langit, keadaan rumah berubah drastis menjadi kacau.

Kritt_Amnuay_korn · Fantasi
Peringkat tidak cukup
5 Chs

bab 2 kekuatan Langit

       Langit bertemu dengan wanita cantik dan lembut bernama Nara , wanita berusia tujuh belas tahun yang menyukai tarian dan nyanyian.

Nara membantu Langit mengambil beberapa foto pemandangan.

"Sudah dapat banyak, ini."Ucap Nara

Langit mengambil kameranya lalu mengambil foto Nara.

"Cantik."Ucap Langit

"Benarkah?" Tanya Nara

"Iya, lebih indah di banding pemandangan sekitar."Ucap Langit

"Pinter banget memujinya. Ayo kita turun, aku harus pulang."Ajak Nara

Langit tersenyum, keduanya pergi dari sana.

        Tuan Eza dan yang lainnya sibuk mencari Langit yang tak ada bersama mereka, Nyonya Rahma terlihat sangat khawatir.

"Bagaimana ini mas? Langit baru disini, bagaimana jika dia tersesat? Bagaimana jika kita tak menerimanya.?"Tanya Nyonya Rahma dengan khawatir

"Tenanglah! Kita akan menemukan Langit bagaimanapun caranya. Jangan khawatir!"Ucap Tuan Eza menenangkan istrinya.

"Kita pasti menemukan Langit."Ucap tuan Trisna

Mereka berpapasan dengan Nara dan Langit.

"Ayah, mau kemana?"Tanya Nara melihat tuan Trisna.

Nyonya Rahma mendekat lalu memeluk erat Langit.

"Kenapa kamu bersama Langit?" Tanya tuan Trisna

"Tadi Langit mengambil foto jadi aku bantu. Mereka siapa?"Tanya Nara melihat tuan Eza dan yang lain.

"Mereka semua sahabat ayah. Langit adalah putra kedua mereka. Ayo kita kembali ke rumah, sebentar lagi malam."Ucap tuan Trisna

Mereka semua pergi dari sana, kembali ke rumah.

       Mereka makan malam bersama, banyak makanan di meja makan. Langit sibuk memisahkan wortel, bawang dan tomat dari makanannya.

"Kenapa di pisah?"Tanya Nara

"Aku tidak suka."Ucap Langit

"Sayuran bagus untuk tubuh. Coba kamu makan!"Ucap Nara

"Aku tidak mau." Tolak Langit

"Biarkan saja, Nara. Langit sangat keras kepala." Ucap nyonya Rahma

Nara menatap Langit sesaat dengan kesal lalu pergi dari sana,Langit mengikutinya.

Keduanya berada di luar rumah, Nara duduk di bangku dan Langit berdiri tepat depannya.

"Nara, kamu marah?"Tanya Langit

"Iya." Jawab Nara tanpa melihat Langit

"Kenapa? Apa karna aku tidak memakan sayuran?" Tanya Langit

"Iya, sayuran bagus untuk tubuh dan aku tidak suka ada yang memilih-milih masakan aku, aku berpikir masakan buatan aku tidak enak."Ucap Nara menatap Langit yang terlihat merasa bersalah.

"Aku janji mulai sekarang akan makan sayuran, jadi Nara Jangan marah lagi.! Aku tidak mau kamu marah sama aku." Ucap Langit bersungguh-sungguh

"Janji?"Tanya Nara

Langit melihat kelingking tangan Nara lalu mengaitkan dengan kelingking tangannya, mereka melakukan janji kelingking.

"Ini kisah hidupku dan cintaku. Kisah tentang seorang wanita yang masuk ke dalam hidupku dan membuatku jatuh cinta pada dirinya, kisah yang membuatku tahu apa cinta." Suara Langit

Keduanya saling menatap dan tersenyum satu sama lain.

        Keesokannya, Nara membawa Langit,Lintang dan nyonya Rahma jalan-jalan. Sedangkan tuan Eza dan tuan Trisna berada di rumah.

"Aku berharap Nara bisa ikut bersama kalian dan menemukan keinginannya."Ucap tuan Trisna

"Kamu lupa? Nara adalah bagian dari keluargaku, Aku ingin dia bersama dan menjaga Langit ."Ucap tuan Eza

"Kenapa Langit? Bukan Lintang yang lebih dewasa dibanding Langit dan Nara?"Tanya tuan Trisna

"Karna diantara Langit dan Lintang , yang lebih berbahaya adalah Langit. Aku takut ucapan pak tua akan benar-benar terjadi."Ucap tuan Eza

"Apa maksud kamu? Sudah aku bilang jangan percaya ucapan pak tua itu.!"ucap tuan Trisna

"Ucapan pak tua itu membuatku khawatir dan takut. Jika saja dulu kita tidak memburu serigala di hutan terlarang, semua pasti tidak akan seperti ini."Ucap tuan Eza

"Ucapan pak tua itu hanya omong kosong dan berusaha membuat kita takut." Ucap tuan Trisna

"Aku berharap omongan pak tua itu benar-benar hanya omong kosong."ucap tuan Eza begitu berharap

"Iya."jawab singkat tuan Trisna

Tuan Eza tersenyum meski ia masih terlihat takut.

Nara dan yang lain masih jalan-jalan, Nara memangku Sila yaitu anak ketiga nyonya Rahma.

"Sepertinya dia menyukaimu."Ucap nyonya Rahma

"Iya, aku suka kak Nara."Ucap Sila yang berusia sekitar lima tahun.

"Terima kasih, Sila."Ucap Nara tersenyum

Langit melihat keduanya, ia tersenyum.

"Disini sangat indah ,mah."Ucap Lintang

"Ini tempat paling aku suka, Angin yang sejuk dan pemandangan yang indah."Ucap Nara tersenyum pada Lintang

Langit terlihat tak suka melihat Nara tersenyum pada Lintang.

" Ini pertama kalinya aku merasa kesal dan marah melihat wanita tersenyum pada kak Lintang. Anehnya, saat Nara tersenyum pada kak Lintang, aku merasa kesal dan iri."suara Langit

Nara dan yang lain jalan kembali ke rumah, beberapa mobil hitam lewat, mereka tak curiga apapun pada mobil-mobil itu.

        Tuan Eza dan tuan Trisna sedang asyik mengobrol namun mereka terganggu karna beberapa mobil hitam berhenti depan rumah.

Banyak pria berseragam hitam dan bertopeng keluar dari mobil, Tuan Eza dan tuan Trisna berdiri dan siap untuk melawan pria-pria itu.

"Siapa kalian?"Tanya tuan Eza

"Kita malaikat maut yang akan membunuh kalian berdua."Ucap salah satu pria

Pria-pria itu menyerang dua sahabat itu, keduanya kewalahan karna jumlah lawan begitu banyak. Keduanya saling membantu dan melindungi satu sama lain.

Nara dan yang lain Sampai rumah dan terkejut melihat yang terjadi.

"Ayah, hati-hati.!" Teriak Nara khawatir pada ayahnya

"Mas, hati-hati.!"teriak nyonya Rahma yang khawatir pada suaminya.

Dua sahabat berjuang melawan dan mengalahkan musuh-musuhnya.

Tuan Trisna melihat seorang pria jalan mendekat pada tuan Eza dengan membawa tongkat besi, Tuan Trisna lari kearah tuan Eza lalu mendorong tuan Eza tepat pria itu mengayunkan tongkat besi. Tuan Trisna terkena pukulan tongkat besi tepat di bagian belakang kepala.

Semua terkejut, tuan Trisna jatuh tak berdaya ke tanah.

"Ayah...."Teriak Nara

Nara lari kearah ayahnya , tak peduli pada bahaya . Nara memangku kepala tuan Trisna yang dipenuhi darah ke pangkuannya.

"Ayah,ayah bertahan. Aku mohon, ayah akan baik-baik saja."Ucap Nara menangis

Langit melihat Nara menangis membuatnya tak tega dan marah.

Tuan Eza akan menyerang kembali namun terhenti saat melihat sebuah tongkat besi melayang, ia melihat langit yang menatap tajam tongkat besi itu dan mengendalikannya.

Tongkat besi itu menyerang pria-pria itu dan mengalahkan pria-pria itu, banyak kaca mobil yang pecah karna tongkat besi itu.

Semua terkejut dan bingung dengan yang terjadi, tuan Eza dan nyonya Rahma saling menatap sesaat lalu menatap langit. Musuh-musuh kalah dan tergeletak tak berdaya.

Tuan Eza dan yang lain mendekat pada Nara dan tuan Trisna.

"N,,,,Nara, dengarkan ayah. Kamu harus ikut bersama paman Eza dan jagalah Langit, teruslah bersama dan jangan pernah meninggalkan Langit.!" Ucap tuan Trisna terbata-bata menahan rasa sakit

"Aku tidak akan ikut mereka. Aku ingin bersama ayah."ucap Nara menangis

Tuan Trisna yang lemah berusaha menggenggam tangan Nara , Nara menggenggam tangan ayahnya lebih dulu. Tuan Trisna tersenyum tipis, tangannya jatuh lemah tak berdaya dan matanya terpejam. Nara menangis terisak dan tersedu-sedu karna kehilangan ayahnya.

      Next ....