webnovel

Makan Bersama

Ella terdiam dan mengambil beberapa langkah menjauhi Kai. Dia tidak tahu ada orang lain selain dirinya dan Kai di ruangan ini. Kini wajah Ella memerah dan sedikit menunduk mengingat keagresifannya tadi.

"Ternyata istri Tuan Muda Kai sangat menarik ya," ucap Hero dengan senyum pecundang.

Kai melempar tatapan tajam kepada Hero membuat pria itu segera mengalihkan wajahnya dan sedikit tersenyum.

"Diam kamu!" ucap Kai dengan dingin membuat Hero terdiam seribu bahasa.

Ella meletakkan kotak makannya di meja Kai lalu berjalan mendekati pintu. Gerak-geriknya tak lepas dari gerakan mata Kai.

"Mau kemana kamu?" tanya Kai yang berpikir Ella akan pulang.

"Toilet mas," sahut Ella segera keluar. Sebenarnya itu hanya alasannya saja. Ella benar-benar malu sikap agresinya dilihat oleh pria itu.

"Astaga Ella. Kenapa kamu bisa tidak tahu sih ada orang lain disana selain kau dan Kai." Ella menggeleng dan menatap dirinya di depan cermin kamar mandi dan merutuki kebodohannya. Dia akan berlama-lama di kamar mandi.

Setelah menenangkan dirinya Ella pun memutuskan kembali ke ruangan Kai. Wanita itu menarik handel dan masuk ke dalam. Namun Ella tidak menemukan keberadaan Kai melainkan temannya saja.

"Suamimu berusaja keluar untuk menerima telepon," ucap Hero.

Ella menatap kotak makanan yang masih berada di meja. Ella menatap Hero kemudian mengangguk. Ia ingin menunggu Kai di ruangan, namun ia tidak nyaman hanya berdua dengan pria asing. Apakah ia pergi saja. Tapi tidak enak juga dengan pria ini. Baiklah lebih baik duduk saja.

"Ku lihat kau sangat mencintai Kai," ucap Hero ketika sempat terdiam beberapa saat.

"Tentu saja. Dia suamiku," jawab Ella yang malah dibalas dengan kekehan dari pria itu. Ella tentu saja jengkel melihat dia malah tertawa.

"Tapi apa kau yakin Kai juga mencintaimu?" ucapnya. Kali ini Ella benar-benar kesal mendengarnya.

"Apa maksudmu?" Ella berdiri dan menatap pria bernama Hero dengan aura jengkel yang ia tunjukkan secara terang-terangan.

"Suami saya mencintai saya dan dia sangat setia dengan saya. Jadi jangan ngomong yang tidak-tidak tentanganya ya. Saya tidak suka!" ucap Ella dengan tegas karena emosi. Ella menengadah dan mengambil langkah panjang.

"Kamu mau kemana?" ucap Hero yang melihat Ella ingin keluar.

Kali ini Ella hanya melirik pria itu dan tak berniat tuk menjawab.

"Aku tahu kau enggap berada disini. Tapi kau gak usah keluar biar aku saja," ucap Hero kemudian pria itu melangkah dan membuka pintu yang dimana berdiri Kai disana.

Kai telah kembali sejak beberapa menit lalu, ketika Ella baru saja masuk dan wanita itu tidak menutup pintu dengan benar sehingga Kai dapat menyaksikan perdebatan yang terjadi di dalam tadi.

Kai terdiam. Ia tak menyangka Ella akan membelanya seperti tadi.

"Jaga dia dengan baik. Dia mencintaimu dengan tulus," ucap Hero memberi pukulan ringan di bahu Kai dan melangkah pergi dari sana.

Kai yang tadinya ingin masuk membatalkan niatnya. Dia berbalik dan melangkah pergi meninggalkan tempat itu.

****

Ella sudah mondar-mandir sejak beberapa menit lalu mencari Kai namun tak kunjung ketemu. Kai tidak tidak berada di kantor. Sekarang Ella mencarinya ke taman yang terletak di dekat kantor–taman ini sering dikunjungi karyawan untuk sekedar refresing. Semoga saja Kai berada di taman.

Kai ke taman untuk merenung. Perkataan Hero barusan dan perkataan Ella saat membelanya membuat suasana hatinya tak nyaman.

"Itu dia mas Kai!"guman Ella antara senang dan marah karena Kai pergi tanpa bilang-bilang. Namun apakah ia memiliki hak tuk marah kepada suaminya itu? Ella terlalu mencintaiya.

"Akhirnya aku menemukanmu juga mas!" ucap Ella yang langsung memeluk Kai. Kai tekejut ketika seseorang memeluknya dari belakang yang ternyata adalah Ella. Pria itu membatu untuk beberapa saat menanggapi perilaku manja Ella padanya.

"Apa kau marah aku bersikap seperti tadi di depan temanmu, mas?" tanya Ella tanpa melepaskan pelukannya. Kai menggeleng kemudian menatap Ella dengan tajam.

"Kenapa kau mengikutiku?" ucap Kai membuat Ella meneguk saliva berat.

"Sebaiknya kau pulang."

Seketika raut wajah Ella berubah. Senyum di bibirnya menghilang secara perlahan. Ella mendongkak secara perlahan dan menatap punggung belakang Kai yang lebih tinggi darinya.

"kenapa, mas? apa kau tak suka aku ke tempat kerjamu?" ucap Ella dengan murung membuat Kai terdiam dan menyadari kesalahannya.

"Apa karena aku... aku gak bisa seperti Mawar ya? dia... dia selalu menyenangkanmu mas meskipun di tempat umum," ucap Ella dengan sendu. Detik kemudian Ella terkejut ketika Kai berbalik dan melingkari tangan di pinggangnya. jantung Ella berdebar dan berdetak sangat cepat karena perbuatan Kai itu.

"Tidak ada wanita yang akan malu ketika sedang bersamaku," seru Kai dengan ringan seperti berbisik. Sesunguhnya ia tak ingin menyakiti perasaan Ella. namun harus bagaimana lagi. dia terpksa melakukan ini agar diantara mereka tidak ada yang terluka nantinya ketika mereka berpisah.

Ella yang tadinya suram perlahan kembali menampakkan senyumnya. Meksipun ia tahu maksud Kai dan perasaan Kai padanya, namun Ella berharap suatu kelak Kai akan menerimanya.

"Oh kalau gitu maaf," sahut Ella seraya melepaskan tangan Kai dan duduk di kursi yang berada di taman.

Ella kemudian meletakkan kotak makanannya dan membukanya satu persatu. Dia menyedikan makanan untuk Kai yang menarik kursi dan ikut duduk di depannya.

"Kenapa kau senyam-senyum?" Kai menatap Ella yang tersenyum pada makanan. Apakah sekarang istrinya ini sudah gila?

"Aku senang mas masih mengganggapku sebagai istrimu," sahut Ella.

Kai hanya mengganguk tanpa menjawab dan memerhatikan Ella yang mengatur makanan di meja. Tangan istrinya itu terlihat begitu telaten. Kai termenung. andai wanita yang ia cintai adalah Ella, mereka pasti akan bahagia.

Kai pun mulai duduk dan menyantap makanannya sambil menatap Ella yang duduk di hadapannya. Saking serius menatap Ella, Kai meninggalkan sisa makanan di bibirnya.

"Sebentar, mas!" ucap Ella sambil tersenyum lalu mendekatkan tangannya ke wajah Kai dan menyingkirkan sisa nasi yang tertinggal di bibir suaminya itu.

Kai terdiam oleh perbuatan Ella. Sejak kapan wanita ini memiliki keberanian seperti ini? Jangankan menyentuhnya, dulu berbicara saja Ella selalu tak berani karena tak bisa menatap matanya. Apakah dia masih orang yang sama?

Ella menatap Kai. Dia kemudian mendekati wajah Kai dengan meja sebagai penghalang dan selanjutnya yang Ella lakukan adalah menempelkan bibirnya dengan bibir Kai.

Kai mematung untuk beberapa saat dan tak bereaksi hingga Ella menarik dirinya dan kembali duduk di tempatnya.

Kai menggeleng dan menatap Ella yang tersenyum tanpa rasa bersalah. Wanita ini pasti tahu ia sedang memerhatikannya namun Pura-pura tidak tahu.

"Kenapa kau melakukan ini?" ucap Kai menatap Ella dengan tajam.

Ella yang ditatap hanya tersenyum sambil memasukkan nasi ke dalam piring miliknya.

"Kan sudah ku bilang aku ingin membuatmu jatuh cinta padaku mas," ucap Ella dengan jujur. Perkataan Ella lagi-lagi membuat Kai terdiam dan tak tahu harus berkomentar apa.

Ella tersenyum kepada Kai dan memasukkan sesendok nasi ke mulut. "Mas menanyakan ini apa jangan jangan mas telah jatuh cinta padaku?" tanya Ella yang membuat Kai terperongoh.

"Makanlah dan jangan banyak bertanya," ucap Kai dengan dingin yang kembali melanjutkan suapannya. Ke-duanya pun makan dalam keheningan.

***