Setelah Xue Xi bersiap-siap, Lu Chao mengulurkan 1 tangannya kemudian menekankan kepada Xue Xi, "Harus kuat dan cepat, tapi sebagai perempuan reaksimu lambat…"
Sebelum Lu Chao menyelesaikan perkataannya Xue Xi sudah menendangnya dengan 1 kaki.
Lu Chao hanya merasakan sebuah kekuatan yang besar datang ke arahnya hingga membuatnya bergerak mundur 6 langkah, kemudian dia baru bisa berdiri dengan stabil lagi!
Setelah itu dia terkejut dan tertegun, 'Bagaimana tenaga anak perempuan bisa sebesar ini?'
Xue Xi dengan elegan kembali ke posisi semula, kemudian memiringkan kepalanya ke arah Lu Chao dan bertanya, "Apa masih perlu lebih kuat lagi?"
Sejak kecil Xue Xi sudah terbiasa bekerja di panti asuhan, dia mencuci sprei, selimut, dan lainnya, semuanya sudah dia lakukan sejak kecil, jadi tenaganya lebih kuat daripada anak seumurannya.
Sayang sekali dia tidak pernah belajar ilmu bela diri jadi dia tidak bisa berkelahi.
Lu Chao dengan panik melambaikan tangannya, "Tidak, ini sudah cukup."
Dia menggerakkan tangannya yang baru saja di tendang oleh Xue Xi, kemudian dia berkata, "Saat kamu memukul, hm, kamu bisa lebih santai, tidak perlu menggunakan tenaga yang terlalu besar."
Setelah belajar sebanyak 2 kali, Xue Xi sudah menguasai kemampuan dasar meninju kemudian setelah melihat jam dia langsung kembali ke tempat Qin Shuang.
Saat ini langit sudah menjadi gelap, lampu-lampu di dalam gang sudah menyala. Saat dia tiba, dia melihat mereka semua termasuk Qin Shuang masih ada di sana, mereka berjongkok dan termenung di bawah cahaya lampu. Gao Yanchen masih bersandar di dinding dan bermain game, dia terlihat senang.
Laki-laki berambut merah 1, entah mendapatkan akar tanaman dari mana, berkata, "Sial! Jangan bilang dia membohongi kita dan tidak kembali?"
Qin Shuang kemudian dengan cepat berkata, "Sejak awal ini bukan urusannya, Kak Chen, bagaimana jika kamu memukulku kemudian melepaskanku saja."
Gao Yanchen hanya mendengus dingin tapi dia tidak mengatakan apapun. Setelah itu telinganya sedikit bergerak karena mendengar suara langkah kaki.
Dia memiringkan kepalanya dan melihat seorang perempuan yang berjalan ke arahnya. Raut wajahnya terlihat datar dan sorot matanya dingin, kemudian dia berkata, "Aku sudah selesai belajar."
Qin Shuang dengan cepat berkata, "Xue Xi, kamu jangan aneh-aneh cepat pergi dari sini! Kak Chen sangat hebat dalam bertarung, tidak ada orang yang pernah mengalahkannya…"
Gao Yanchen mengangkat alisnya.
Dia biasanya tidak pernah melihat lawannya, dia bisa memukul laki-laki ataupun perempuan tapi entah kenapa saat melihat Xue Xi yang terlihat penurut itu dia sedikit tidak tega untuk melawannya.
'Kalau begitu aku sebaiknya memberikannya keringanan agar dia tidak kalah terlalu parah.'
Setelah berpikir seperti itu Gao Yanchen berkata, "Kalau begitu ayo kita mulai."
Saat dia mengatakan itu Xue Xi langsung bergerak, dia menendang, memukul, mendorong, menjatuhkan, melempar, dan memutar. Setelah dia menyelesaikan semua itu Gao Yanshen sudah tergeletak di tanah dan tangannya sudah ditahan oleh Xue Xi.
"..."
Semua orang di sekeliling mereka sangat tertegun melihat ke arah mereka berdua karena gerakan Xue Xi yang sangat cepat!
Bahkan sebelum mereka berteriak untuk memberi semangat, pertarungan sudah berakhir.
Gao Yanchen berusaha melepaskan dirinya dari Xue Xi tapi dia sama sekali tidak melepaskan diri walaupun Xue Xi terlihat sangat lemah di matanya!
Dia langsung berkata, "Aku belum siap, ulangi!"
"... Hm."
Xue Xi menganggukkan kepalanya kemudian dia melepaskan tangan Gao Yanchen. Dia kembali mengepalkan tangannya, kaki kanannya melangkah mundur dan wajahnya terlihat sangat serius, sorot matanya sama sekali tidak terlihat panik.
Gao Yanchen meregangkan tubuhnya, setelah bersiap dia langsung berkata, "Mulai!"
Dalam 20 detik Gao Yanchen sudah kembali tergeletak di tanah. Dia sudah mengetahui trik yang digunakan oleh Xue Xi tapi dia tetap kalah dengan kecepatan serangan Xue Xi!
Gao Yanchen berkata dalam hati, 'Bukankah tadi dia memiliki respon yang lama?!'
Kemudian dengan wajah merah dia mengepalkan tangannya dan akhirnya dengan tidak rela berkata, "Aku mengaku kalah."
Xue Xi kemudian melepaskan tangannya.
Gao Yanchen bangkit berdiri, setelah membersihkan kotoran di pakaiannya, dengan wajah tidak terima ia berkata, "Kamu tunggu saja, suatu hari aku pasti bisa menang darimu. Saat itu tiba maka kamu harus mewarnai rambutmu menjadi merah!"
"... Oh." Balas Xue Xi.
Gao Yanchen merasa dirinya bicara dengan dinding, Xue Xi sama sekali tidak memberikan respon yang dia harapkan.
Dia menarik nafas dalam kemudian mengepalkan 1 tangannya dan menempelkannya di telapak tangannya yang satunya, dia lalu berdiri dengan tegak setelah itu membungkuk ke arah Xue Xi dan dengan yang lainnya serentak berkata, "Kak Xi!"
Xue Xi pun dibuat kebingungan…
Laki-laki berambut merah 1 melihat Gao Yanchen kemudian bertanya kepada Xue Xi, "Kak Xi, apa kami perlu mewarna rambut kami menjadi hitam?"
Xue Xi melihat rambut mereka dan berkata, "Terserah."
Baginya semua orang memiliki selera masing-masing jadi dia tidak berencana untuk memaksakan kehendaknya.
Dia mengambil tas sekolahnya dari tangan Qin Shuang kemudian berbalik badan dan pergi.
Sebelumnya Gao Yanchen masih menahan diri tapi akhirnya dia tidak tahan lagi dan bertanya, "Kamu mau pergi kemana?"
Xeu Xi berhenti sejenak kemudian berkata, "Pulang, mengerjakan soal latihan."
"..."
Setelah mereka semua pergi, Xiang Huai dan Lu Chao berjalan keluar dari persembunyian mereka.
Lu Chao dengan kagum berkata, "Bos, kemampuan kakak ipar sangat hebat, benar-benar berbakat!"
Setelah mengatakan itu, diam-diam ia melihat ke arah Xiang Huai. Wajahnya terlihat tegang dan sorot matanya terlihat rumit.
Lu Chao kemudian tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Bos, sebenarnya apa rahasia tentang kakak ipar hingga Anda turun tangan secara langsung sampai tinggal di sini?"
Xiang Huai melihatnya dengan tatapan tajam, Lu Chao pun langsung menutup mulutnya dan bersikap seolah dia tidak pernah mengatakan apapun.
…
Rumah Keluarga Gao.
Gao Lao yang sudah berumur 60 tahun lebih berjalan ke arah kamarnya. Setelah sekretarisnya masuk, dia langsung bertanya dengan tidak sabaran, "Kamu sudah menyelidikinya?"
Sekretaris itu menundukkan kepalanya dengan hormat dan menjawab, "Saya tidak bisa menemukan keberadaan Xiang Shuai."
Gao Lao mengerutkan alisnya kemudian dia duduk di atas sofa dan menghisap cerutu, setelah menghembuskan asapnya dia baru berkata, "Jika kita bisa menyelidiki keberadaan Xiang Shuai maka itu akan aneh! Tapi jika dia sampai ada di kota Bing maka kita harus lebih berhati-hati, katakan kepada yang lainnya untuk membatalkan acara akhir minggu ini dan kita tidak menerima hadiah apapun, jika Xiang Shuai mengetahuinya maka dia pasti akan menghukum kita!"
Sekretaris itu menganggukkan kepalanya, "Baik."
Gao Lao berpikir sejenak kemudian berkata lagi, "Kamu selidiki siapa yang menerima daun teh itu, karena tunangan Xiang Shuai ada di kota Bing maka jangan sampai kita tanpa sadar menyinggungnya!"
"Baik."
…
Rumah keluarga Xue.
Setelah Xue Cheng pulang dari perjalanan dinasnya, dia langsung menyapa nyonya besar Xue, kemudian langsung membawa Ye Li ke dalam kamar mereka dan dengan panik bertanya, "Kamu tidak terluka, kan?"
Ye Li menggelengkan kepalanya, setelah itu dia menceritakan apa yang terjadi sehari sebelumnya.
Setelah mendengarkan ibunya yang berniat memukul istrinya dengan penggaris besar, raut wajah Xue Chen seketika menjadi sangat muram. Ye Li menghela nafas dan berkata: "Sebelumnya mama tidak pernah sampai seperti ini, akhir-akhir ini ada apa dengan mama? Kenapa akhir-akhir ini aku merasa mama selalu mencari-cari kesalahanku."
Mereka berdua sudah menikah hampir 20 tahun, walaupun nyonya besar Xue tidak menyukai Ye Li tapi dia tidak pernah memukulnya, di depan orang lain dia juga tidak akan mungkin membuat Ye Li merasa malu.
Sorot mata Xue Cheng terlihat muram, dia menghela nafas dan berkata, "Karena aku menerima perusahaan."
Ye Li bukanlah wanita yang licik yang berpura-pura baik, sebelumnya dia tidak memperdulikan apapun setelah anaknya hilang tapi setelah Xue Cheng mengatakan ini dia langsung memahami maksud Xue Cheng!
Yaitu nyonya besar kedua ingin kakak kedua yang meneruskan perusahaan.
Kemudian dengan suara takut dia berkata, "Jika kemarin aku benar-benar pergi maka reputasimu akan hancur, maka… Mama sudah keterlaluan! Dia sudah benar-benar bersikap tidak adil terhadapmu!"
Setelah mengatakan itu dia melihat raut wajah Xue Cheng yang buruk, dia yakin Xue Cheng pasti merasa sedih sehingga dengan cepat Ye Li menghiburnya, "Tidak apa-apa, masih ada aku dan Xixi!"
Xue Cheng menganggukkan kepalanya. Dia memeluk Ye Li kemudian mereka berdua saling bersandar satu sama lain, Ye Li dengan penasaran bertanya, "Daun teh itu dari mana kamu membelinya?"
Saat Xue Cheng mendengar itu dia langsung tertegun dan kembali bertanya, "Bukankah mamamu yang membelinya?"