"Mas, mamahmu kamu antar kemana tadi?"
"Sesuai permintaannya, tempat aku ketemu mamah di salah satu perumahan Jalan Pemuda sana."
Panji melepaskan jaketnya berwarna hitam campur hijau dibantu Intan. Setelah menghantarkan sang mamah pulang, ia juga ikut pulang. Kebetulan tadi mamahnya memberikan beberapa lembar uang namun ia tolak, hanya saja sang mamah beralasan uang itu ditujukan untuk Sabrina dari sang nenek.. Alhasil dia tidak bisa menolaknya.
Semoga kita bisa bertemu lagi mah dengan hubungan yang lebih baik lagi daripada sekarang.
Intan menangkap raut kesedihan di wajah sang suami. Pasti berat di posisi suaminya sekarang, baru bertemu dengan sang ibunda namun harus kembali terpisah lagi setelah lama tidak berjumpa.
Ia bisa merasakan apa yang tengah dirasakan suaminya sekarang. Bahkan mata sembab tertinggal jelas di pelupuk matanya.
"Mas, yang sabar ya." Intan mengusap lengan sang suami dengan sayang.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com