Semenjak pertemuan tadi pagi itu Intan dilanda keterdiaman. Ia lebih banyak diam dengan tatapan kosong seraya memikirkan sesuatu yang sudah terjadi di masa lalu. Tak munafik hatinya kini ketar ketir dipenuhi bayang-bayang Bryan setelah lama tidak bertemu kini dipertemukan lagi. Rasanya dunia serasa sempithingga mereka kembali dipertemukan tanpa direncanakan sebelumnya.
"Yang kamu kenapa dari tadi diam aja? Apa yang terjadi?" Panji menghampiri Intan yang kini duduk bersandar di ranjang.
Intan tak bergeming karena ia masih larut dalam keterlamunannya hingga tanpa sadar dia telah mengabaikan sang suami. Panji cemas melihat sikap Intan yang tiba-tiba berubah murung.
"Sayang, hei." Panji mencubit pelan pipi chubby Intan.
"Ahhh, sakit tahu." Intan marah.
"Maaf, habisnya dari tadi diam aja. Kamu kenapa?"
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com