Hari pernikahan sudah tiba, Nathan dan Adelia membagi tugas. Nathan menjemput pengantin pria sedangkan Adelia menjemput pengantin wanita.
Adelia membawa team yang akan mendandani Yuni untuk akad nikah, dia sengaja membawa team make up artist AN Entertaintment yang paling mahir.
Sampai di depan rumah Yuni di pagi buta itu, banyak keluarga Yuni sudah menunggu. Sebentar kemudian team make up artist langsung bekerja keras untuk merias calon nyonya bos besar AN.
Selama menunggu, Adelia tidak tinggal diam, dia juga membantu keluarga Yuni yang lain berdandan. Banyak pria yang mencuri pandang ke arah Adelia yang benar-benar cantik, bahkan ada yang menggoda tetapi Adelia hanya tersenyum saja menjawab godaan mereka. Kalau saja Nathan melihat mereka, habislah para pria yang menggoda istrinya.
Setelah Yuni rapi berpakaian, semua takjub melihat penampilan Yuni yang sangat berbeda dengan biasanya.
"Yuni, ini benar Yuni anak ibu? Cantik sekali kamu nak", ujar ibu Yuni melihat penampilan anaknya. Yuni tersipu malu.
"Iya, mba Yuni cantik banget walaupun ngga secantik mba Adelia", kata sepupu Yuni yang sedari tadi menggoda Adelia. Adelia hanya tersenyum, lalu menujukkan kedua jempolnya.
"Iwan, jangan goda mba Adelia, dia sudah punya suami", ujar Yuni judes.
"Hah beneran mba Adelia uda punya suami? Aku kira dia masih gadis dan seumur dengan aku", ujar Iwan sepupu Yuni tidak percaya.
"Saya Uda punya anak loh", ujar Adelia lagi sambil memperlihatkan cincin kawinnya.
"Yah ngga apa-apa ngelaba dikit ya mba", ujar Iwan cengengesan.
"Di sini kamu ngga apa-apa menggoda Adelia asal jangan di depan suaminya, bisa bonyok kamu di beri bogem mentah sama pengawalnya. Adel, kamu ngga bawa pengawal?", tanya Yuni.
"Ada, aku suruh tunggu di luar. Akh kau tau gimana Nathan. Aku malas bertengkar pagi-pagi dengan bos besar", ujar Adelia malas.
"Ya Uda, semuanya Uda siap kan ya. Ayo kita berangkat, Andika dan Nathan sudah tiba di tempat acara", ujar Adelia lalu membimbing Yuni keluar rumah.
Para tetangga yang melihat Yuni merasa kagum dengan cantiknya Yuni dalam riasan pengantin nya namun mereka juga berbisik-bisik membicarakan wanita cantik yang membimbing Yuni. Para pengawal Adelia dengan sigap memberikan jalan untuk nyonyanya berjalan, membuat Yuni tersenyum karena Adelia kebetulan membimbingnya, sehingga ia merasa dialah yang diberikan jalan.
Sekarang mereka sudah memasuki mobil Alphard Hitam yang akan membawa mereka ke tempat acara. Di dalam mobil ada ibu dan bapak Yuni sedangkan keluarga yang lain ikut dalam mobil berikutnya. Sebentar kemudian rombongan pengantin wanita sudah meluncur menuju ke tempat acara.
Tiba di depan gedung WD Group, Nathan yang sudah menunggu juga menarik perhatian keluarga Yuni yang wanita melihat ketampanan nya. Dia sudah melihat istrinya duduk dimana, jadi dia malah membantu istrinya keluar dari mobil lebih dulu dibandingkan membantu pengantin.
"Ih kamu bukan bantu Yuni keluar", ujar Adelia buru-buru keluar mobil dan membantu Yuni untuk keluar mobilnya.
Setelah keluar mobil, Yuni diapit Ayah dan Ibunya berjalan memasuki lobby WD Group. Keluarga Yuni terkagum-kagum melihat kemegahan Lobby WD Group. Semua security yang bertugas membungkuk hormat kepada Adelia dan Nathan yang sekarang berjalan bergandengan.
Kemudian acara pernikahan dimulai dengan diikuti upacara adat. Terlihat Yuni dan Andika sangat bahagia di hari besar mereka ini.
"Sayang, baby Xavier kemana ya? Mama Uda kesini belum ya?", ujar Adelia tiba-tiba teringat anak semata wayangnya.
"Mama belum datang, aku suruh datang nanti aja saat acara kasian kalau nunggu terlalu lama juga. Lagian kamu pasti sibuk ngga akan punya waktu buat baby Xavier juga", ujar Nathan sambil mencium tangan istrinya. Banyak mata memandang mereka iri.
"Eh suami istri, sekarang gw juga bisa seperti kalian mesra-mesraan", teriak Andika sambil mencium pipi Yuni istrinya dari seberang tempat duduk Adelia dan Nathan.
"Iya deh, apa kata bos besar aja deh ya", teriak Adelia menggoda.
"Ini belum seberapa, kita lagi menghormati keluarga aja jadi belum mengeluarkan semua jurus", kata Nathan yang membuat sewot Andika.
"Dasar bos besar WD ngga pernah mau kalah", ujar Andika lagi.
"Uda loe dandan aja, mba buat dia kaya badut ya biar seru", celetuk Nathan sambil menunjuk ke arah Andika.
"Gw ngga dandan lebih Ganteng dari loe. Ayo semua siapa yang lebih ganteng, saya atau orang itu?", ujar Andika sambil menunjuk Nathan.
Semua hampir menujuk ke arah Nathan, kecuali Yuni yang menunjuk ke Andika. Nathan mengangkat kedua tangannya sejajar dengan bahu dan tersenyum senang. Lalu ia mencium pucuk rambut Adelia yang duduk di sampingnya mesra dan bangun dari duduknya.
"Kamu mau kemana Dad?", tanya Adelia.
"Aku haus. Tuh orang pelit banget ngga kasih aku minum tadi. Sayang tapi aku puas, tadi dia aku siram pake air seember abis ngga mau bangun", ujar Nathan tersenyum jahat.
"Oh iya, Adel suami mu parah, masa bangunin gw pake air seember. Liat aja ntar pembalasan gw", ujar Andika kesal mengingat kejadian tadi pagi.
"Yakin loe berani balas dia", ledek Adelia lagi.
"Engga si, mana berani gw bales bos Nathan, bisa-bisa AN di libas sama dia", ujar Andika pelan, sementara si bos yang sedang dibicarakan berjalan menjauh menuju ke meja tempat minum diikuti pandangan mata kaum wanita yang tersipu-sipu melihat ketampanan Nathan.
Konsep pernikahan Andika simple sekali, mereka tidak berdiri di panggung menerima selamat dari para tamu, justru mereka yang mendatangi para tamu. Konsep ini dipilih untuk menutupi ketimpangan dikarenakan tidak adanya orang tua dari pihak Andika.
Sebenarnya Henry Wijaya sudah menawarkan diri menjadi pengganti orang tua namun Andika tidak mau merepotkan mereka jadi saat Nathan mengajukan usul, Andika langsung menyetujuinya.
Henry Wijaya hanya menyerahkan keputusan kepada pengantin saja, namun dia juga ikut membantu dalam mempersiapkan pernikahan ini.
Andika dan Yuni berjalan mengelilingi para tamu dengan diikuti kedua orang tua Yuni dan Adelia dan Nathan di belakang mereka.
Para karyawan AN yang datang, lebih dulu menyalami Adelia yang sebenarnya bermaksud menyalami bos besar Nathan baru kemudian menyalami pengantin.
Adelia hanya tersenyum melihat suaminya yang mulai cemberut karena merasa jengah. Setengah jalan, Adelia mengajak suaminya duduk di pojok ruangan, namun tetap saja masih banyak yang memandang mereka sehingga Nathan dengan menggandeng tangan istrinya melangkah keluar dari Aula dan masuk ke lift menuju lantai 9.
Di lantai ruangan CEO, Nathan membuka kunci ruang kerjanya lalu mempersilahkan Adelia masuk. Adelia masuk ruang kerja Nathan langsung menuju spot favorit nya, Sofa. Nathan mengunci pintu ruang kerjanya, Adelia terheran melihat nya. Nathan berjalan menuju ke arah Adelia dengan senyum jahatnya lalu memeluk Adelia dan menciumi bibir Adelia dengan ganas nya sampai Adelia hampir kehabisan nafas.
"Daddy sayang kamu kenapa si? Nanti di rumah aja ya sayang, ada CCTV tuh malu akh", ujar Adelia menunjuk ke arah CCTV di ruangan Nathan.
"Bodo Amat, aku bermesraan dengan istriku kok", ujar Nathan sambil membawa Adelia ke pangkuannya. Kembali ia menciumi bibir Adelia sampai suara HP menyadarkan mereka.
"Sayang, ayo turun. Baby Xavier sudah tiba sama Mama", ajak Adelia namun dijawab cemberut Nathan.
Adelia merapikan dandannya yang berantakan diacak-acak Nathan dan kemudian berjalan keluar ruang kerja Nathan dengan bergandengan mesra dengan Nathan.
Setibanya di lantai Aula, Adelia langsung menghampiri orang tua nya yang datang dengan kakak dan kakak ipar dan juga para bayi. Anak perempuan Anastasia yang baru berusia satu tahun dan baby Xavier yang menjadi pusat perhatian.
Kemudian rombongan ini menghampiri pengantin dan memberikan selamat, Andika sempat memeluk dan menggendong baby Xavier yang langsung mengenali Andika. Semua orang sangat mengagumi keakraban mereka yang seperti keluarga kandung. Semoga selalu bahagia Andika dan Yuni.