Xena keluar dari mobil nya lalu dengan langkah terburu-buru dia menuju ke kelasnya. Hari ini ia datang kesiangan dikarenakan Xena lupa menyetel jam alarm nya sehingga iapun bangun kesiangan.
Sesampainya di tangga Fakultas Ekonomi, dikarenakan Xena tidak melihat arah jalannya, dia menabrak seseorang.
"Akh ... maafkan. Saya terburu-buru", ujar Xena sambil membantu orang itu merapikan buku yang dibawanya.
"Gimana si. Makanya kalau datang pagian biar ngga keburu-buru gitu", kata orang tersebut yang ternyata adalah seorang pria.
Xena diam sejenak memperhatikan pria tampan yang berjas dan berdasi yang ada di hadapannya. Ia sepertinya belum pernah melihat pria ini.
"Hei kok bengong. Cepetan kalau kesiangan masuk kelas kenapa malah jadi bengong", bentak pria itu lagi yang membuat Xena tersadar.
"Ngga usah pake bentak-bentak kale. Saya juga ngga tuli", ujar Xena ngedumel.
"Lagian ngapain juga kamu malah bengong disini, bel masuk sudah bunyi, segera masuk ke kelas", omel pria itu lagi.
"Biasa aja kale mas", gerutu Xena lalu segera dia berlari menuju ke kelasnya.
"Hei siapa nama kamu? Awas aja kalo ternyata kamu mahasiswa saya", ujar pria itu lagi tapi tidak dihiraukan Xena yang terus berlari ke arah kelasnya. Hampir saja dia kembali menabrak Delon kalau saja temannya tidak segera menarik Delon.
"Akh kenapa loe tarik gw, biarin aja gw ditabrak bidadari Xena kan lumayan kali aja dapat kiss tabrakan ", ujar Delon kesal.
"Pala loe benjol Delon", teriak Xena yang lalu mengambil duduk paling depan bersama sahabat-sahabatnya. Xena lalu mencoba mengatur nafasnya kembali yang tersengal-sengal.
"Tumben loe kesiangan?", sapa Wilma.
"Abis dugem loe ye?", goda Adriana.
"Gila aja. Bisa gw diboikot Daddy kalo sampe berani menginjakkan kaki ke diskotik malam-malam", dumel Xena.
"Mana Lily? Kok gw engga liat dia?", tanya Xena.
"Akh loe kaya ngga tau emaknya Lily aja. Setiap emak loe ngapain juga pasti ngga lama dia ikutan", ujar Adriana lagi.
"Dia liburan juga?", tanya Xena.
"Iyalah. Dia ke Malaysia katanya", ujar Adriana lagi.
Cuma terdengar seruan o dari mulut Xena. Tak lama semua teman-teman sekelas Xena berebut masuk ke kelas dan duduk ditempatnya masing-masing. Masuklah seorang pria yang berjas dan berdasi.
"Mati loe. Kenapa dia masuk sini juga?", ujar Xena sambil mendirikan bukunya menutupi mukanya yang dia coba sembunyikan di atas meja.
Xena menoleh ke belakang namun sudah tidak ada tempat kosong lagi jadi mau tak mau dia harus tetap duduk di depan. Akhirnya Xena hanya pasrah menundukkan kepalanya. Tingkahnya tak lepas dari perhatian kedua temannya.
"Kenapa loe?", tanya Adriana.
"Cowo itu gw tabrak tadi dibawah. Mana gw tau kalo dia dosen", ujar Xena pelan.
Pria berdasi dan berjas itu melirik sebentar ke arah Xena. Lalu kemudian pandangan melebar ke seluruh kelas.
"Selamat Pagi semua kawan-kawan mahasiswa. Saya bernama Prasetya dipanggil Pras. Mulai hari ini saya mengganti pak Mulyadi yang berpindah lokasi mengajar. Peraturan dasar kelas saya hanya satu. Tidak boleh terlambat lebih dari 5 menit, kalau terlambat lebih dari 5 menit, silakan tunggu di luar. Mari kita mulai", ujar Pras tegas dan matanya sempat melirik tajam ke arah Xena.
Xena yang merasa bersalah hanya menunduk ditatap tajam oleh Pras. Cara mengajar Pras sangat tegas namun tak jauh berbeda dari Xavier yang membuat para Mahasiswa nyaman dengan mata kuliahnya.
Pras sempat mengajukan beberapa pertanyaan kepada para Mahasiswa namun lebih banyak dia melemparkan pertanyaan sulit ke Xena yang berusaha menghindar tatapan mata Pras.
Walaupun Pras menanyakan soal sulit, Xena masih bisa menjawabnya dengan baik yang kemudian memunculkan senyum tipis di bibir Pras. Xena sempat terpesona melihat senyum Pras namun tak lama karena Pras langsung merubah raut mukanya menjadi dingin kembali.
Saat pengabsenan nama-nama mahasiswa yang sudah tanda tangan absensi kehadiran, sempat Xena memperhatikan kalau namanya seperti dibuat tanda oleh Pras dan itu membuat Xena bad mood.
"Ni dosen maunya apa si", dumel Xena.
Setelah mata kuliah selesai, Pras keluar kelas setelah mengucapkan salam. Xena langsung bernafas lega melihat Pras yang melangkah keluar kelasnya. Xena, Wilma dan Adriana membereskan barang mereka di atas meja lalu mereka berpindah kelas menuju ke mata kuliah yang berikutnya.