webnovel

Akhir dari Segalanya

Alam semesta tak behenti mengembang. Alam semesta menjauhi sesama-nya. bintang terlihat berbinar dilangit malam. cahaya terang dalam kesunyian malam.

author_gaje_ya_kan · perkotaan
Peringkat tidak cukup
10 Chs

Bab 5

Aku begitu egosi, aku selalu memaksakan ia untuk bertindak seperti apa yang aku inginkan, maksudku aku ingin ia tersenyum seperti apa yang aku inginkan, sebab ia begitu dingin. Aku menyadari bahwa ia begitu cangung saat berada di dekatku, ia begitu salah tingkah, pernah aku menanayakan ini, tentang kenapa ia begitu selalu salah tingkah saat berada di dekatku.

Ia bilang bahwa baru kali ini ia merasakan cinta, mendengar itu aku tau apa maksudnya. Entah dari mana aku begitu berani menyentuh pipinya, tangan ku menyentuh pipinya, ku lihat matanya terpejam, aku yakin aku tau apa yang ia pikirkan.

"Aku tak bisa melakukan ini, bisakah beri aku waktu?" ucap ku, melepas sentuhan di wajahnya. Dari helahan napas nya aku tau ia begitu kesal, karena tak mendapat apa yang ia inginkan. Mencoba mengulur waktu, aku hanya bisa berbuat sedemikian hanya untuk...

Aku sungguh terbenani antara cinta dan kehilangan, melihat ia yang begitu serius mengajar di kelas. Ia begitu lain bila sedang dalam hal ini (mengajar) ia terlihat seperti guru biasa, namun saat berdua'an dengan ku ia begitu terlihat seperti seorang gadis yang pemalu.

Rasanya ia begitu cantik saat serius begini, aku selalu mencuri pandangan ke arahnya. Terlihat ia begitu salah tingkah saat mengetahui bahwa aku sedang melirik kearah dirinya. Sesekali ia memandangi ku untuk beberapa saat sebelum akhirnya kembali fokus pada apa yang ia lakukan (mengajar).

Hari ini, maksudku hari minggu ia mengajakku untuk pergi jalan-jalan, ia hari ini sungguh cantik pakaian yang ia kenakan sungguh cocok untuk dirinya, ia bagai seorang gadis muda, Rambut sebatas bahu itu membuatku menelan ludah beberapa kali, aku terpanah akan apa yang ada di hadapan ku sebelum ia membuyarkan lamunan ku itu.

"Kamu cantik." Ucap ku memuji dirinya, ia tertunduk malu, sambil mencubit lengan ku, lalu ia menggenggam tanganku dan kepalanya ia rebahkan di pundak ku. Jantung ku tak berhenti berdegup kencang, aku merasa sangat senang di hari ini, aku mencoba menggenggam erat tangannya, tangan itu sungguh lembut lebih lembut dari kapas. Ah! Rasanya ini, jantungku ingin copot saja.

Kami tak seperti kebanyakan pasangan pada umumnya, seperti pergi ke restoran. Mengunjungi tempat-tempat yang cukup ramai, berbelanja Dan lain-lain. Bukanya aku tak mau namun ia lah yang tak menginginkannya, katanya itu akan menghabiskan uang ku saja, katanya cukup makan di sini (pingir jalan) saja.

Ia begitu suka dengan makanan bernama bakso, cabe yang begitu banyak hingga kuah bakso berwarna merah tak membuat ia menyerah untuk tetap memakannya, aku yang melihatnya saja sudah ngeri akan kepedasan bakso itu, apakah ia termasuk pecinta makanan pedas? Entah lah.

Duduk ditaman, dimalam hari, ditemani lampu taman. Kami berdua duduk dan bercerita berbagai hal. Tentang kehidupan yang kami lalui.

Rasanya dunia nya kini lebih mudah untuk aku masuki, melihat apa yang ada didalamnya aku hanya ingin membuat dirinya bahagia saat bersama ku, menikmati hari-hari yang entah kapan akan berakhir.

Aku ingin memperbanyak kenangan dengan nya, aku ingin membuat ia bahagia, sebab karena aku... Jauh dalam diri ku, aku sungguh mencintai nya.

Kedengarannya aku sangat egosi karena memaksakan kehendak ku sendiri. Namun ini lah yang harus aku lakukan, sebab sudah di pastikan ia akan pergi meninggalkan diri ku, dalam waktu yang cukup cepat.

"Aku, tak lah menilai cinta dari rupanya saja, sabab seiring waktu berjalan rupa pun akan berubah. Mungkin saat ini kamu cantik, tapi apakah disaat tua kecantikan ini tetap ada?"