webnovel

Ai No Koe (Suara Cinta)

Ai No Koe "Voice of Love" Okino Kaito, remaja yang kehilangan seseorang yang sangat berharga baginya. Ame (hujan) gadis yang ia temui di musim panas hari itu lenyap dari dunia ini. Walau hanya satu bulan mereka bersama, tapi cinta bisa tumbuh kapan saja. Sampai saat Ame meninggalkan dunia ini. Kaito seakan kehilangan hujan semangat nya. Dua tahun kemudian ia bertemu dengan gadis misterius yang tak mau berbicara sama sekali. Entah kenapa takdir membuat Kaito tertarik pada gadis itu. Hari demi hari Kaito lalui, mimpi mimpi aneh mulai menghantui nya. Potongan potongan mimpi itu memberi sebuah petunjuk pada Kaito. Kenapa Kaito selalu bermimpi aneh?

OkinoKazura · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
114 Chs

Chapter 59

Raku

Pukul enam pagi, aku masih bermain game online di komputer ku. Aku bermain semalaman untuk mengejar peringkat satu di game ini. Jika aku peringkat satu, aku akan mendapat hadiah yang cukup besar.

"Akhirnya ... aku top global juga!!", ucap ku lega setelah melihat nama ku berada di posisi teratas.

Dengan mata yang berat aku mematikan komputer ku. Saat melihat jam dinding di kamar yang sudah menunjukan pukul enam pagi, aku segera membaringkan diriku di ranjang dan bersiap untuk memejamkan mata dan menuju dunia mimpi.

Sesaat setelah memejamkan mata. Suara seorang gadis yang seperti nya ku kenal memanggil ku.

"Raku!"

"Apa kau masih tidur?"

Dengan perasaan sedikit kesal aku kembali membuka kedua mata ku.

Tok tok tok ...

"Raku? ...", suara gadis itu mengetuk pintu depan rumah ku.

Dengan wajah malas aku bangkit dari ranjang dan melangkah perlahan ke pintu depan rumah ku.

Kreeekk ...

Suara ku membuka pintu perlahan.

"Raku ... boleh minta tolong gak?", tanya gadis yang berdiri di depan pintu rumah ku.

Saat aku melihat nya, ternyata dia adalah gadis yang duduk sebangku dengan ku. Dan entah kebetulan atau takdir rumah nya ada di sebelah rumah ku.

"Hmm ... apa?", ucap ku sembari mengusap mata ku.

"Bantuin aku kerjain PR dong ... please ...", ucap nya memohon dengan senyuman nya.

"PR apa emang nya?", tanya ku dengan nada datar.

"Bahasa inggris ...", ucap nya menunjukan buku tulis bahasa inggris nya.

"Ohh ..."

Aduh mau nolak tapi gimana ...

Dia juga pernah bantuin aku ngerjain PR matematika juga ...

"Ya udah ... mau ngerjain di mana?", tanya ku sembari menggaruk kepala ku.

"Di perpustakaan kota aja yuk!", ujar nya.

He?! becanda nya kebangetan ah ...

"Ohh ... ya udah aku mau mandi dulu ...", ucap ku dengan wajah malas ku.

"Aku tunggu didepan rumah ku ya ...", ucap nya lalu kembali melangkah ke rumah nya.

Glek ...

Suara pintu yang ku tutup.

Hadeh ... belum tidur malah diajak pergi ...

Eh?! tu-tunggu ... aku lupa tanya nama nya ...

Aku hanya menepuk kening ku sendiri dan melangkah ke kamar mandi. Setelah beberapa menit menghabiskan waktu ku di kamar mandi untuk membersihkan tubuh ku. Aku segera memakai kaos dan celana panjang ku.

Aku pun segera melangkah ke kamar untuk mengambil ransel dan ponsel ku. Tak lupa aku memakai jaket ku yang masih ada di dalam lemari ku. Aku memasukan ponsel ku ke saku celana ku dan memakai ransel ku.

Aku segera melangkah ke pintu depan untuk memakai sepatu. Setelah tali sepatu ku sudah ku ikat dengan kuat, aku segera keluar dan mengunci pintu rumah.

Saat aku membalik badan gadis berambut panjang berwarna merah padam itu sudah menunggu di depan ku.

"Emm ... sia ....",

"Ayo cepetan ... malah diem aja ...", sela nya seraya menarik tangan ku.

Cih ... padahal aku mau nanya nama nya ...

Kami pun berjalan berdampingan menuju perpustakaan kota yang tak jauh dari rumah kami. Berbeda dengan Kaito yang harus naik kereta untuk bisa sampai di perpustakaan kota, aku hanya perlu jalan kaki sekitar lima belas menit saja.

Kami berjalan bersama ditemani mentari pagi. Suasana kota sangat ramai pagi ini. Jalanan penuh dengan mobil dan bus yang lalu lalang.

"Oh iya ... emang nya kamu gak bisa bahasa inggris?", tanya ku di temgah langkah kami.

"Hmm ... hehe ... gitu lah", ucap nya dengan sedikit tawa sembari menggaruk kepala nya.

Tak lama kemudian kami pun sampai di perpustakaan kota. Karena aku baru pertama kali ke sini, aku belum terbiasa dengan suasana yang tenang ini.

"Raku ... ayo duduk di sana!", ujar gadis itu menunjuk ke arah meja dan kursi yang disediakan untuk pengunjung.

Aku hanya bisa diam dan menuruti perkataan nya. Kami berdua duduk berdampingan seperti sepasang kekasih. Tapi bahkan aku tak tau nama gadis yang bersama ku ini. Dia mengeluarkan buku tulis nya beserta alat tulis dari tas hijau nya, lalu meletakan nya di meja.

"Raku ... maaf ngerepotin ya?", ucap nya meminta maaf.

Telat banget oi ...

"Oh ... gapapa", ucap ku lalu meletakan ransel ku di bawah kursi.

"Ngomong ngomong ... PR nya disuruh ngapain?", tanya ku.

"He?! kamu gak fokus pas pelajaran ato apa? ... PR nya terjemahin cerpen bahasa inggris", jawab nya.

"Ohh ... ya udah ... kamu kerjain dulu ... entar kalo gak tau artinya, tanya aku", ucap ku sembari mengambil ponsel dari saku celana ku.

Aku memasang earphone di telinga ku dan mulai mendengarkan musik. Tak lama kemudian gadis yang tak ku ketahui nama nya ini menepuk pundak ku.

"Apa?", jawab ku melepas earphone yang ku pakai.

"Ini artinya apa Raku?", tanya nya sembari menunjukan ku sebuah kalimat dari cerpen bahasa inggris yanga ada dibuku nya.

"Will you be my girlfriend? ... Apa kau mau jadi pacar ku?"

"He?! emm ... apa ka-kau barusan ...", ucap gadis itu dengan pipi yang memerah.

"Eh?! bukan ... aku bukan nembak kamu loh ... arti kalimat nya memang gitu ...", jelas ku pada nya.

"Oh ... ma-maaf", ucap gadis itu gugup dengan rona merah yang keluar dari pipi nya.

Eh? kenapa hari ini dia kelihatan cantik?