webnovel

Ai No Koe (Suara Cinta)

Ai No Koe "Voice of Love" Okino Kaito, remaja yang kehilangan seseorang yang sangat berharga baginya. Ame (hujan) gadis yang ia temui di musim panas hari itu lenyap dari dunia ini. Walau hanya satu bulan mereka bersama, tapi cinta bisa tumbuh kapan saja. Sampai saat Ame meninggalkan dunia ini. Kaito seakan kehilangan hujan semangat nya. Dua tahun kemudian ia bertemu dengan gadis misterius yang tak mau berbicara sama sekali. Entah kenapa takdir membuat Kaito tertarik pada gadis itu. Hari demi hari Kaito lalui, mimpi mimpi aneh mulai menghantui nya. Potongan potongan mimpi itu memberi sebuah petunjuk pada Kaito. Kenapa Kaito selalu bermimpi aneh?

OkinoKazura · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
114 Chs

Chapter 39

Kaito

Tak lama kemudian lampu di kamar ini menyala kembali. Terlihat jelas wajah Ai yang ketakutan sedang memeluku sekarang. Bekas air mata di pipi nya masih terlihat.

"Ai ... listrik nya udah hidup kok ... tenang aja", ucap ku melepaskan pelukan nya.

Ai segera mengusap air mata yang masih mengalir demgan punggung tangan nya. Pipi nya mengeluarkan rona merah yang khas, dia pasti malu karena tiba tiba memeluk ku tanpa alasan yang jelas.

"Apa kau mau keluar sebentar?, lihat bintang di langit kayak nya seru", ucap ku menggandeng nya keluar dari penginapan.

Saat kami berada di pintu keluar penginapan, kebetulan Hina sedang berdiri di luar pintu penginapan. Kami pun menghampiri nya.

"Hina? ... ngapain malem malem diluar gini?", tanya ku.

"Eh ... kalian, aku cuma mau menghirup udara segar ... apa kalian mau lihat bintang?",

"Eh?! dari mana kau tau?, kau nguping ya?", tanya ku terkejut dan penasaran.

"Tolol ... mana mungkin aku nguping ... kalo mau lihat bintang kalian tinggal lurus ke sana sampe ujung", ucap Hina menunjukan arah.

"Oh ... makasih ... apa kau mau ikut?", tanya ku.

"Payah ... kalian ini kan lagi kencan, masa ngajak aku sih ... ya udah nikmati malam yang indah ini ...", ucap Hina kembali melangkah masuk ke penginapan.

"Ai?, apa kamu dah pernah liat bintang di sini?", tanya ku.

Ai hanya mengangguk kan kepalanya dengan pipi yang masih memerah. Aku pun kembali menggenggam tangan kanan nya dan melangkah bersama menuju arah yang ditunjukan Hina barusan.

Setelah melangkah beberapa saat, kami pun sampai di ujung puncak Okiyama. Hanya ada pagar kayu yang menjaga agar tak ada yang terjatuh ke jurang yang menuju ke hutan yang sangat luas.

Dengan bau hujan yang masih tersisa, tanah yang masih sedikit basah. Aku merasa Ame juga bersama dengan kami melihat bintang bintang yang bertaburan di langit malam berkilauan seperti berlian.

"Lihat Ai ... walau tak ada lampu, di sini masih terang kan?, itu karena masih ada bulan dan bintang yang setia menemani kita waktu malam", ucap ku menunjuk ke arah langit.

=°=°=°=°=°=°=°

Ai

Aku memang takut kegelapan ...

Tapi aku lebih takut kehilangan mu Kaito ...

Kehangatan tangan mu yang selalu menggandeng ku. Sikap mu yang selalu membuat ku gugup. Dan wajah malas mu yang selalu kau tunjukan pada ku itu. Aku takut semua itu akan menghilang.

Termasuk saat ini, ini pertama kalinya kau menggenggam tangan ku dengan erat di tengah para bintang di langit malam ini. Aku tak ingin waktu terus berjalan maju.

Seseorang tolong hentikan waktu ini ...

=°=°=°=°=°=°=°

Kaito

Melihat wajah cantik nya malam ini. Hati ku serasa tenang dan gugup di saat yang sama. Mata nya yang memantulkan cahaya bintang malam ini terlihat sangat indah. Ia seperti malaikat bagi ku. Seandainya aku bisa menggenggam tangan nya untuk selamanya.

Aku tak ingin kehilangan orang yang berarti bagiku, tidak untuk yang kedua kali nya. Aku hanya bisa berdoa dan memohon agar takdir tak mengambil Ai dari ku. Aku tak ingin hati ku kembali hancur.

Malaikat cinta di samping ku ini membuat ku selalu merasa bahagia. Dia selalu mengigatkan ku pada Ame yang telah lama hilang dari hidup ku.

"Ai ... kau telah membantu ku menemukan sebuah impian ...",

=°=°=°=°=°=°=°

Ai

Apa?!

Perkataan nya itu membuat ku terkejut. Aku pun menoleh ke arah nya.

"Aku ingin membuat suara mu kembali ... dan aku ingin membuat mu bahagia", ucap Kaito memandang ke langit.

Wajah nya yang dingin itu, aku sama sekali tak melihat nya saat ini.

Apa ini tanda nya, dia serius dengan perkataan nya?

=°=°=°=°=°=°=°

Kaito

Aku ... aku tak pernah seserius ini ...

Aku yakin aku pasti bisa membuat suaranya kembali. Dan aku akan selalu membuat nya tersenyum selama nya. Kau telah memberiku sebuah impian, aku mohon kali ini.

Jangan ambil Ai dari hidup ku ...

Saat aku menoleh ke arah nya, Ai kembali meneteskan air mata nya.

Suasana ini ... sama seperti di festival musim panas kemarin.

Aku tak pernah melihat nya menangis saat di jahili bahkan dipukul oleh anak anak nakal. Tapi aku malah selalu melihat nya menangis saat aku ada di samping nya.

"Ai ... jangan nangis gitu lah",

=°=°=°=°=°=°=°

Ai

Aku menangis bukan karena aku sedih tolol ...

Kau selalu berhasil membuat ku menangis bahagia. Sama seperti musim panas lalu, kau mengabaikan rasa lelah mu demi mengantar ku sampai ke tempat festival. Dan hari ini, kau juga mengabaikan rasa lelah mu demi mengantar ku ke puncak Okiyama.

Hanya kau yang selalu menuruti keegoisan ku Kaito ...