webnovel

Ai No Koe (Suara Cinta)

Ai No Koe "Voice of Love" Okino Kaito, remaja yang kehilangan seseorang yang sangat berharga baginya. Ame (hujan) gadis yang ia temui di musim panas hari itu lenyap dari dunia ini. Walau hanya satu bulan mereka bersama, tapi cinta bisa tumbuh kapan saja. Sampai saat Ame meninggalkan dunia ini. Kaito seakan kehilangan hujan semangat nya. Dua tahun kemudian ia bertemu dengan gadis misterius yang tak mau berbicara sama sekali. Entah kenapa takdir membuat Kaito tertarik pada gadis itu. Hari demi hari Kaito lalui, mimpi mimpi aneh mulai menghantui nya. Potongan potongan mimpi itu memberi sebuah petunjuk pada Kaito. Kenapa Kaito selalu bermimpi aneh?

OkinoKazura · Masa Muda
Peringkat tidak cukup
114 Chs

Chapter 12

Kaito

"Maaf, aku permisi pulang dulu", ucap ku seraya memakai ransel ku dan melangkah keluar dari ruangan klub.

Cih, aku jadi terbawa suasana. Lebih baik aku menyerah saja dan keluar dari klub busuk ini. Langkah ku pun terhenti karena seseorang menggenggam tangan ku dengan kuat.

"Maafkan aku kohai ...", ucap kak Rui sembari sedikit membungkuk.

 

Seketika kami menjadi pusat perhatian, karena lorong sekolah masih sedikit ramai. Apalagi yang ada di depan ku adalah gadis terkenal di sekolah ini.

 

"Eh, sen-senpai kenapa?", tanya ku bingung dan malu karena menjadi pusat perhatian.

Kak Ruui menatap ku dengan tatapan dingin nya lalu berkata.

"Aku seharus nya jadi pembimbing mu, aku malah membuat kesan pertama yang buruk, ya sudah, aku kembali ke ruang klub dulu", kata nya seraya kembali melangkah ke ruang klub.

 

Apa itu tadi, permintaan maaf?, walau dia berkata seperti itu tapi tetap saja rasanya dingin. Aku yang terpaku sejenak pun melanjutkan langkah ku. Ketika aku hendak melewati gerbang sekolah, smartphone yang berada di saku seragam ku berdering tanda pesan masuk.

 

"Kumohon jangan menyerah!", tulis Ai.

"Apa ini?, ah terserah lah", gumam ku seraya kembali melangkah.

Haruskah aku melanjutkan semua ini?, aku sudah lelah dengan keadaan ini.

*Bruk *...

Suara Mina menabrak ku dari belakang.

"Oi tolol ... murung aja terus", kata Mina sembari menepuk pundak ku dengan keras

"Hmm ...", jawab ku lesu.

"Eh, ke festival yuk bareng Raku juga", ajak Mina dengan wajah ceria nya.

"Pagi ini kau kan sakit ... kok bisa semangat gini?", tanya ku dengan wajah datar.

"Kau lupa? Aku ini boneka hidup ...", ucap Mina dengan senyum manis nya.

"Hmm ... emang festival nya kapan?", tanya ku tanpa menghentikan langkah ku.

"Hmm ... dua minggu lagi", jawab Mina.

"Hmm ... aku akan pergi kalau Raku ikut", ucap ku dengan wajah cuek ku.

"Siap pak tolol!", kata Mina seraya hormat pada ku.

=°=°=°=°=°=°=°=°

Mina

 

Sebenarnya aku kembali semangat karena Sakura senpai memberiku nasehat yang sangat berarti.

 

"Kau belum tahu kalau mencoba nya kan?", kata Sakura senpai waktu istirahat tadi.

Sakura senpai adalah kakak kelas yang kuanggap sebagai kakak sendiri. Dia sudah tahu aku suka pada Kaito sejak SMP, karena kak Sakura juga bersekolah di SMP yang sama dengan kami.

Aku selalu menceritakan nya masalah yang tak bisa kuceritakan pada Kaito.

"Jika kau tak bisa berada di sisinya kau harus ada di depan nya!", perkataan kak Sakura yang terngiang di kepalaku.

=°=°=°=°=°=°=°=°

Kaito

 

Saat aku sampai di rumah, aku pun segera mandi dan mengganti seragam ku dengan kaos dan celana rumah yang biasa aku kenakan. Saat aku berbaring di sofa ruang keluarga, Hanabi yang baru saja pulang dari sekolah menarik tangan ku dan berkata.

 

"Kak ... ayo ... temenin aku ngumpulin naskah novel ku", pinta Hanabi.

"Hmm ... besok aja ah ...", jawab ku seraya bangkit dari sofa.

"Batas nya hari ini kak! ayo!", pinta hanabi sembari menarik tangan ku berkali kali.

"Hmm ... kau ini sudah SMP masih aja kayak anak SD, ya udah lah ayo", ucap ku dengan wajah malas.

Aku pun segera memakai jaket hitam ku dan menemani Hanabi mengumpulkan naskah novel ke tempat perlombaan.

 

Kami berdua naik kereta dari stasiun yang berada di seberang sekolah ku. Perjalanan kami kurang lebih 15 menit untuk sampai di stasiun yang berada di pusat kota.

 

"Natsu Festivals"

Tunggu, gedung ini ...

Saat aku membaca tulisan besar yang terletak di pintu masuk gedung ini aku kembali teringat, gedung ini adalah tempat kompetisi terakhir ku.

Saat hendak melangkah masuk ke dalam gedung itu aku menghentikan langkah Hanabi.

"Kenapa lomba nya di sini sih?", tanya ku dengan wajah malas.

"Aku ingin memenangkan lomba ini seperti kakak yang dulu ...", kata Hanabi sembari menepis tangan ku lalu berlari masuk ke dalam gedung.

Cih, aku jadi terpaksa masuk kan. Hah, sudah lah. Aku di sini hanya untuk menemani Hanabi, tolong jangan buat aku merasakan itu lagi ...

 

Aku pun melangkah perlahan dengan wajah malas ku. Gedung ini hanya dua lantai, lantai pertama adalah aula besar yang digunakan untuk area kompetisi menulis ini. Banyak meja dan kursi juri yang tertata rapi. Aku pikir cukup banyak yang mengikuti lomba tahunan ini. Entah mengapa tahun ini sedikit lebih sepi dari tiga tahun lalu.

 

Tiba tiba Hanabi berlari ke arah ku dan berkata.

"Kak! lihat lihat buku yuk"

"Haduh ... sebentar aja ya, kakak capek", ucap ku dengan wajah malas.

 

Selain meja dan kursi juri, di aula ini juga terletak beberapa meja yang digunakan untuk memamerkan buku dari para penulis yang mengikuti lomba ini. Aku pun hanya pasrah karena Hanabi menggenggam tangan ku dengan erat. Saat aku dan Hanabi sibuk melihat lihat buku, perhatian ku diambil oleh suara gadis yang memanggilku.

 

"Oi kohai!", sapa kak Ruui dengan tatapan dingin nya.

"Loh, Kaguya senpai, ngapain disini?", tanya ku dengan wajah datar.

"Panggil aku Ruui, dan ternyata kau lolicon ya?", kata kak Ruui dengan tatapan dingin nya.

-Lolicon(suka sama anak kecil yang imut)-

"Oiii!!! jangan panggil kakak ku lolicon!", ucap Hanabi sembari memasang wajah marah nya.

"Oi ... udah Hanabi, dan kau belum menjawab pertanyaan ku tadi Ruui senpai", ucap ku dengan wajah malas.

"Yang mengadakan acara ini adalah keluarga ku ... apa salah aku di sini?", ucap kak Ruui tanpa mengubah ekspresi nya.