Kaito
"Kaito ... maaf, sudah tak ada cara lagi", Yume sampai meneteskan air mata nya ke pasir yang ada di bawah nya.
Aku tak menyangka malaikat bahkan menangis karena tak bisa mengalahkan seorang iblis saja. Jika malaikat saja tak bisa, aku bisa apa?
Tidak ... pasti bisa ...
"Yume ... serahkan dia padaku ...", ucap ku seraya mengepalkan tangan ku dengan kuat.
"Tunggu ... mana mungkin ... aku tak ingin kehilangan teman ku lagi ...", kata Yume terus meneteskan air mata nya.
Tunggu?! teman?!
"Apa maksud nya itu?", tanya ku.
"Ame ... Ame telah lenyap ...", ucapan Yume yang sama sekali tak membantu ku di saat ini.
"Bohong!!! jangan bercanda di saat saat seperti ini", teriak ku tak percaya.
----------------
(Kemarin malam)
Ai akhir nya bisa bertemu dengan Ame berkat kekuatan Kaito. Tapi di ruangan putih yang tak berujung ini tak terlihat dimana Kaito berada. Kakak dan beradik yang di pisahkan oleh takdir itu kembali di pertemukan oleh takdir itu sendiri.
"Kakak ... apa kabar?", sapa Ame dengan senyum nya.
Sementara itu Ai hanya bisa menatap adik nya itu dengan penyesalan yang sangat kuat di dalam hati nya.
"Kak? ... gak perlu nangis ... aku Ame yang asli kok", kata Ame dengan senyuman manis nya.
"Kak Kaito ... eh ... Kaito senpai yang bawa kakak ke sini dengan kekuatan nya loh ..."
"Senpai memang luar biasa kak ... dia bisa memanipulasi waktu dan mimpi ... kakak beruntung bisa bertemu dengan nya", ucap Ame dengan mata yang mulai berkaca kaca.
"Dia bahkan ingin mengorbankan nyawa nya demi kakak ... kakak memang orang paling beruntung di dunia"
"Apa aku salah? kak?"
"Dengar kak ... malaikat memberitahu ku bahwa hidup kakak terancam ..."
"Senpai sudah berjanji untuk menyelamatkan kakak loh ... walau nyawa nya sendiri jadi korban"
"Kakak? kenapa diem aja?", Ame mulai bingung karena kakak nya sama sekali tak merespon kata kata nya.
"Aku sudah memaafkan kakak ... tak perlu takut lagi mengeluarkan suara kakak yang indah itu", kata kata yang paling di tunggu oleh Ai.
"Bohong!!!", bukan nya suara Ai, malah suara menyeramkan lah yang keluar dari mulut Ai.
"Ka-kakak?"
"Ame?! itu bukan lagi kakak mu!", ujar Yume yang tiba tiba muncul di depan Ame.
"Gimana bisa?!", Ame mulai ketakutan dan berlindung di balik punggung Yume.
"Hmm ... iblis itu benar benar menguasai jiwa kakak mu", kata Yume yang tiba tiba membawa pedah tajam nya itu.
"Apa?! ... jadi mustahil untuk menyelamatkan kak Ai?!", tanya Ame dengan air mata yang mulai mengalir di pipi nya.
"Cih ... aku tak mau mengatakan jawaban yang sudah kau ketahui itu", kata Yume.
Ame telah tau bahwa kekuatan iblis itu tak terbatas dan tergantung pada orang yang ia kuasai. Semakin kuat rasa penyesalan itu, semakin kuat iblis itu. Bahkan di beberapa situasi ada penyesalan yang memang benar benar tak bisa di bayangkan kekuatan nya.
Jika iblis itu bisa berbicara menggunakan tubuh orang yang dia kuasai. Bisa jadi penyesalan orang itu tak akan bisa hilang. Artinya kekuatan iblis itu juga tak terbatas. Hal itu lah yang di takuti para malaikat.
Walau kekuatan malaikat juga terpengaruh oleh orang yang memihak nya. Tapi, hanya ada sedikit orang yang memiliki hati yang bersih dan punya kesempatan untuk melihat malaikat. Orang yang memiliki jiwa bersih akan memiliki suatu kekuatan spesial yang bisa membantu malaikat.
Memang tak masuk akal, tapi itulah kebenaran nya saat ini. Dan juga orang berhati bersih itu akan menerima akibat nya jika menggunakan kekuatan nya. Namun bukan hanya orang yang masih hidup saja yang dapat membantu malaikat. Jiwa orang yang berhati bersih itu juga bisa membantu para malaikat untuk mengalahkan iblis yang menguasai orang yang mereka sayangi.
Seperti Ame yang membantu Yume untuk menghapuskan penyesalan dan kutukan di hati Kaito. Tapi jiwa itu juga bisa lenyap jika memberikan semua kekuatan nya untuk malaikat itu.
"Yume ... pakai lah kekuatan ku ... semuanya", kata Ame serah mengusap air mata di pipi nya.
"Apa?! ... lalu gimana Kaito?!", Yume membalik badan nya dan melihat wajah Ame yang penuh dengan bekas air mata di pipi nya.
"Jika kak Ai selamat ... senpai pasti tak masalah jika aku menghilang kan? ... lagi pula ... aku memang seharus nya gak ada di sini", ucapan terakhir Ame sebelum diri nya menjadi cahaya yang sangat terang.