webnovel

CERITA 5

Ketika mereka telah tiba dilokasi.

"oh sial byx.. reza pasti yang sedang mereka pukuli itu.." lari endrico terhenti, dia menghentikan gilby yang berlari dibelakangnya.

"telpon polisi kho.." kata gilby, dia masih ngos-ngosan.

"berapa nomornya byx.."

"aku juga nggak tau kho..911 tapi itu panggilan darurat diluar negeri, oh sial kho..apa yang harus kita lakukan.." rasa takut tiba-tiba menyerang gilby, pikiran reza akan mati dipukuli para penjahat itu membuatnya

ketakutan.

"kho.. apa yang harus kita lakukan.. reza bisa mati kho kalau seperti itu.." ada nada putus asa disuara gilby.

"apa kita coba melawan mereka byx..tapi 8 orang mereka terlalu banyak byx.." endrico telah menarik gilby untuk sembunyi menempel pada tembok pagar. Sial dia benar-benar tak bisa berbuat banyak dalam hal ini, lawan mereka terlalu banyak, kalau cuma lima orang mungkin dia masih bisa mengatasi mereka, tapi delapan orang itu bukan jumlah yang sedikit, selain itu ini tempat mereka, endrico benar-benar kesal dengan keadaan ini.

"sialan anak itu, kenapa sih selalu aja bikin masalah.." rutuk endrico.

"hihihi.. kasian juga temanmu bos.. dasar bodoh.." mahluk aneh itu hanya berdiri melihat tingkah gilby dan endrico.

"tugasmu melindungikukan?!.." menyadari bahwa ada mahluk itu bersama mereka membuat gilby berpikiran nekat, mahluk aneh itu tau maksud pertanyaan gilby itu  dia memandangi gilby dan tertawa.

"apa maksudmu byx?.." tanya endrico dia juga memandangi gilby, dari melihat tatapan gilby dia tau temannya  itu telah nekat.

"jadi kita akan menyerang mereka.. kamu yakin byx.. oh sial.. itu pasti bos mereka.." baru saja mereka hendak menyerang, tiba-tiba datang dua orang dengan wajah yang menakutkan dan salah satu orang itu melihat

gilby dan endrico, tetapi sesuatu yang aneh terjadi.

"OH MY GOD... APA YANG TERJADI DENGAN MU.." Gilby keget, mahluk aneh yang mengikutinya tiba-tiba berubah menjadi lebih besar dan lebih menakutkan, mahluk aneh itu berubah menjadi sepuluh kali lebih tinggi, matanya berubah menjadi tiga dan berbentuk seperti mata ular dengan warna merahnya semakin

menyala, mulutnya seperti mulut serigala buas lengkap dengan taring yang menakutkan, dikepalanya tumbuh tanduk yang besar dan mengerikan, badannya yang biasa terlihat kurus seperti rangka menjadi berisi dan bersisik seperti buaya, tak lebih mengerikan tangan mahluk itu dengan cakar dan kuku hitamnya yang manakutkan. Pemimpin gerombolan itu yang tadi dibisiki temannya melihat arah gilby dan endrico,

wajahnya langsung berubah pucat dan tubuhnya gemetar ketakutan. Semua orang yang ditempat kaget melihat tingkah bos mereka.

"LAAAAARRIIIII.. ADA MAHLUK MENAKUTKAN..." teriak pemimpin gerombolan itu, dia yang tadi jatuh karena ketakutan berlari hampir setengah merayap, begitu ketakutan, anak buahnya merasa aneh kenapa bosnya begitu ketakutan saat melihat gilby dan endrico, mereka tak bisa melihat ada moster yang sangat menakutkan dibelakang gilby. Tapi melihat bos mereka telah lari dengan ketakutan merekapun ikut berlari meninggalkan reza yang telah babak belur dipukuli mereka. Gilby langsung berlari menuju reza yang sedang bergelung

ditanah dengan kedua lengannya menutupi wajahnya, diikuti endrico yang masih bingung dengan tingkah para penjahat itu.

"za.. kamu masih sadarkan za.." gilby menolong reza untuk bangun, ada nada takut didalam suara gilby.

"sialan sakit byx.. mereka curang, coba kalau berantem satu lawan satu.. aku pasti masih bisa menang.." reza mencoba duduk dengan rasa sakit diseluruh tubuhnya.

"mereka telah pergi, aneh kenapa mereka pergi seperti orang yang sangat ketakutan ya.." kata endrico masih bingung, tapi tetap waspada.

"sudahlah kho.. lebih baik kita bantu reza berdiri, kita harus segera pergi dari tempat ini.." gilby yang tau apa yang terjadi dengan para penjahat itu tak peduli dengan pertanyaan bingung endrico, dengan susah payah dia

membantu reza berdiri, beberapa kali reza masih mengeluh kesakitan. Akhirnya dengan menyangga pada gilby dan endrico mereka berhasil membawa reza pergi.

"tunggu dulu byx.." kata reza, membuat mereka berhenti.

"apa lagi za.. kita harus segera mengobatimu.."

"leptop ayahku.. tolong cari didalam rumah itu byx.." reza memandang gilby dengan wajah permohonan.

"kamu gila za.." endrico kesal pada permintaan reza.

"please kho.. kalau leptop itu tidak ditemukan aku pasti mati ditangan papaku.." kenyataan bahwa dia pasti akan kena marah juga oleh ayahnya membuat reza takut.

"ya sudah kho.. bawa reza pergi, aku yang akan kedalam mencari leptop itu.." kata gilby memaklumi ketakutan sahabatnya.

"kamu masuk kedalam sendiri byx?"

"iya, aku sendiri..kalian tunggu aku distudio, nggak usah kwatir kho mereka telah pergi.. aku akan mencari leptop itu secepatnya"

"kamu yakin byx.." endrico masih kurang yakin meninggal gilby, tapi dari cara gilby menatapnya penuh keyakinan membuat endrico pasrah.

"ya sudah.. hati-hati byx.." endrico dengan berat hati meninggalkan gilby, dalam hati dia sedikit aneh gilby yang sekarang jadi lebih berani. Dan kenyataannya dengan kejadian tadi gilby mulai menyukai mahluk aneh

itu.

"terima kasih sudah membantu kami.." kata gilby sambil melirik mahluk aneh itu yang sudah kembali kewujudnya yang biasa.

"hihihi.. kupikir bos tadi akan pingsan melihat wujudku yang menakutkan itu, itu masih belum seberapa bos.." kata mahluk itu tawanya kali ini terdengar lebih mengerikan. Tapi mahluk aneh sekarang tidak membuat Gilby takut lagi ataupun kesal, dia mulai menyadari dan memanfaatkan kegunaan dari mahluk aneh itu, dia dengan terburu-buru masuk kedalam rumah para penjahat itu untuk mencari leptop milik ayah reza.