Di dalam mobil Rio tidak henti-hentinya tertawa. Menertawakan takdir pertemuan yang terjadi antara dia, Vano dan Angela. "Lo kok nggak pernah cerita si Ngel kalo lo sebangku sama Vano." kata Rio dengan mengusap air mata yang keluar di ujung matanya karena tertawa.
"Mana gue tau kalo lo temenan sama dia." balas Angela yang duduk di kursi belakang dengan melipatkan kedua tangannya di dada. Kesal dengan Rio yang dari tadi tertawa.
"Udah seberapa deket lo sama buaya itu Ngel?" Rio melirik ke kaca kecil yang ada dibagian depan, melihat ekspresi wajah Angela.
"Pertanyaan macam apa itu?" Angela geleng-geleng kepala, tidak tau apa isi fikiran Rio.
"Lo hati-hati Ngel sama dia, gitu-gitu mantan buaya darat tu curut. Walau udah insyaf, siapa tau kumat lagi."
"Lo kira penyakit, kumat."
"Kasian tapi Ngel dia, insyaf gara-gara pacarnya meninggal karena sakit." Rio sudah tidak lagi tertawa. Entah mengapa nada bicaranya seketika menjadi sendu.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com