webnovel

SkyLus

udah seminggu kapal ini berlayar, langit yang masih gelap , dan hawa udara cukup dingin.

"Masih subuh kah?..."

Dengan suara yang lembut, seperti baru berbicara setalah sekian lamanya. Ia memandang jauh ke depan dan akhirnya melihat daratan.

"Sepertinya sebentar lagi akan sampai" gumam di dalam pikirannya

Saat ia memandangi lautan yang tanang, dengan warna biru yang tidak terlalu tua, sunrise terjadi selama seminggu ia di perjalanan belum pernah ia melihat sunrise di laut seindah ini, sunrise ini memancarkan warna emas, ditambah berpantul ke laut menghasilkan wana hijau mudah, dengan sedikit garis-garis berwarna biru itu.

"Indah bukan Tuan a---"

Seorang awak kapal dengan tampilan pria paruh baya datang

"Grey, itu namaku, tidak perlu pakai Tuan" jawabnya

"Bagaimana mungkin bisa, Tuan sudah melindungi kapal ini dari seawyvern ditambah dia tingkat tinggi, sebanding dengan naga"

"Monster itu hanya naga palsu, tidak perlu di berasakan"

"Dan juga aku menggunakan teknikku" bergumam di dalam hatinya

"Mana bisa Tuan, monster itu masih termasuk keturunan naga"

Karena awak kapal itu yang keras kepala Grey pun menyerah

"Terserah..."

Grey yang menjawab dengan nada pasrah.

"Nah, sebenarnya itu apa sepertinya bukan sunrise biasa?" tanya Grey

"Itu adalah Gold Sunrise" Jawabnya

"Pantas"

senyum kecil muncul di wajah Grey yang menikmati pemandangan, yang sesuai dengan namanya itu.

Di tengah suasana itu banyak orang yang melihat ke arahnya. Alih-alih melihat pemandangan mereka lebih melihat Grey.

Grey memiliki warna rambut hitam, pada umumnya bagi orang bagian Timur, tapi matanya sebalah kirinya berwarna biru es, dan mata kanannya yang berwarna ungu tua dengan titik cahaya putih, seperti bintang di malam hari.

Mereka melihat Grey seperti makhluk yang anggun.

Dia yang sedang melihat sunrise itu cahaya dari sunrise itu memantul di rambut hitam pekatnya itu, yang juga terurai oleh angin yang berhembusan, kedua warna matanya yang sangat terlihat karena cahaya itu.

Membuat sangat anggun, seperti seni karya terbaik dari dunia fana ini. Dia tidaklah cantik, maupun tampan, hanya saja dia indah.

Waktu berlalu begitu cepat, matahari naik, semua orang bersiap-siap untuk turun termasuk Grey.

Tidak lama setelah subuh selesai kapal berhenti menandakan mereka telah sampai ke .Grey bergegas kembali ke kabin kamarnya itu nomor 104. Ia membuka pintu dan melihat bahwa kamarnya sangat berantakan seperti kapal pecah. Karena tidak ada waktu lagi ia langsung merapikan pakaian yang berserakan itu dan meletakan di tas baju kulit itu, dan beberapa barang anehnya yang secara tidak langsung memancarkan hawa tidak enak itu ia masukan ke tas hitam terpisah dari bajunya, dan sebagian barangnya ia buang karena sudah tidak bisa digunakan lagi.

Di sudut ruang dekat pintu itu ia mengambil jubah putihnya itu. Lalu ia gunakan jubahnya ia menutup kepalanya dengan topi di jubahnya tersebut. Di jubah putihnya itu terdapat lambang bulan, waning crescent dan waxing crescent, karena kedua fase bulan tersebut merupakan lambangnya.

Setelah itu Grey keluar melewati pintu masuk yang masih terbuka tersebut. Pintu tersebut Grey tutup, kemudian ia bergerak cepat dengan kakinya tersebut, seperti berlari akan tetapi lebih halus. Orang di kapal tersebut tidak menyadari Grey yang sedang bergerak, tidak lama kemudian ia sampai ke pelabuhan dan

"Selamat datang tuan-tuan dan nyonya sekalian di dataran SkyLus"

Dataran SkyLus, benua tengah, atau tanah perdamaian, begitulah tempat ini disebut, walaupun benua ini menjadi medan perang antara ras , 'Thousand War' berawal antara perang Manusia dan Elf hingga antara ras Angel dan Demon. Perang yang terjadi ribuan----- ratusan ribu tahun, dan akhirnya para Dewa ikut adil campur tangan dalam tragedi itu dan memberikan Blessing kepada tujuh orang berbeda dan dari ras berbeda termasuk ras Demon dan Angel, mereka bertujuh menghentikan perang besar. Setalah perang itu tahun itu diberi nama kalender tahun HolyWar, dan setalah perang itu sekarang ini tahun SevenH, atau lebih telapnya sekarang tanggal 2, bulan Februari, tahun 202 kalender SevenH.

Pemandu itu menujukan arah ke pusat kota pelabuhan ini, ia banyak sekali bercerita sejarah dataran SkyLus, dan akhirnya setalah sekitar setengah jam berlalu tiba ke pusat kota bagian pelabuhan ini.

****

Grey dengan secarik kertas, yang berisi peta kota tersebut ia berkeliling kota membeli barang-barang yang ia butuhkah, setumpuk pakaian, alat tulis, alat kerajinan, dan lainya.

Dan akhirnya sampai ke tempat tujuannya di sini

"Woah.... bangunan yang cukup besar untuk pusat kota"

Grey masuk ke dalam bangunan mewah itu, bangunan yang lantai awal atau lantai satu memiliki banyak kaca untuk bagian depanya, sepertinya di desain agar terlihat mencolok, sehingga mudah menarik para pendatang, mau bagaimanapun ini tempat pencarian informasi, untuk para turis maupun pendatang baru di benua SkyLus ini.

"Hmmm?"

Grey melihat sekelilingnya kiri dan kanan berkali-kali seraya melangkah ke depan, tapi dia tidak dapat menemukan meja 'Responsif' yang ia lihat hanya kerumunan orang dari berbagai ras saja.

Lingkungan dikerumuni orang-orang, yang ada di sekitar Grey hanya kebisingan saja. Matanya tertutup lalu ia berjalan secara alami mencapai tujunya tanpa hambatan, tanpa halangan seperti sungai mengalir.

"kebisingan ini, dan sangat nostalgia" dalam pikirannya saat berjalan

"Sudah sekitar enam tahun lebih yah...." katanya sebelum berbicara ke petugas responsif

"Permisi, Kapan jemputan untuk ke Akademi WhiteStar tiba" tanya-nya

"Ah.. Anda siswa baru ya, sebentar saya cek dulu" balasnya lalu mengambil kertas yang mungkin berisi jadwal.

"Untuk ketibaanya setengah jam lagi, di pelabuhan bagian pelabuhan barat laut" jawabnya lagi

"Terima kasih" Grey menjawab

"Sama-Sama—eh" Tanpa di sadari Grey sudah pergi seperti angin.

Dalam waktu 28 menit dia sampai, ke pelabuhan lingkungan sekitarnya penuh remaja, ada yang merasa bangga, kurang percaya diri, dan biasa saja seperti Grey. Grey bisa saja datang delapan menit lebih awal, tapi ia menggukan waktunya itu untuk membeli pakaian.

Di detik-detik akhir sebelum jemputannya tiba ia menggunakan cincin emas yang dikenal sebagai 'Gluttony Rings' di jari tengah tangan kananya lalu, memutar Bagian bawah cincin ke kiri dari tidak menunjuk ukiran, sekarang menunjuk ukiran satu mata yang mengulurkan air mata dari kedua sisi matanya.