Hampir empat belas jam perjalanan udara menuju Belanda, akhirnya Natasha tiba. Di kota Den Haag inilah ia, Kania dan sang buah hati menetap.
Natasha menghela napas dalam, kemudian mengedarkan pandangan ke luar jendela taksi yang ditumpanginya. Rasanya ia baru saja terbebas dari belenggu dan kini bisa menghirup udara segar. Tatapannya lantas tertuju pada taman pinggir jalan yang dihiasi bunga tulip yang sangat indah, begitu memanjakan pandangannya.
Senyum Natasha merekah indah dari bibirnya yang terpoles lipstik berwarna oranye itu. Senyuman yang selalu membuat Diego tergoda kala menatap dirinya itu.
"Ah, dia pasti saat ini mungkin saja sedang marah karena aku tak sempat berpamitan tadi," gumam Natasha begitu teringat suaminya yang ada jauh di seberang sana.
Begitu tiba di jalan depan kafe yang merangkap tempat tinggal, Natasha segera turun dari taksi setelah menyodorkan beberapa lembar uang kertas kepada sang supir. Ia lantas melangkah menuju pintu sembari menyeret sebuah koper.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com