webnovel

Prolog

Cerita ini terdapat kekerasan dan kata-kata kasar, harap bijak dalam membacanya

.

.

.

.

.

.

Dilarang plagiat cerita ini, cerita ini hasil pemikiran pribadi penulis.

.

.

.

.

.

Brakkkk....

Brakkkk...

Brakkkkk....

Tendangan yang cukup keras terdengar di telinganya, sungguh dirinya benar-benar takut. Dengan tangan yang memeluk tubuhnya yang ringkih seraya memejamkan matanya, seolah-olah hal itu bisa membuatnya menghiraukan suara itu.

"Buka!!! Apakah kau tuli?? Buka pintunya bodoh!!!" Teriak orang dari luar dengan keras.

"Percuma kita melakukan itu, dobrak saja pintu ini."

Mendengar perkataan itu, tubuh anak kecil itu benar-benar bergetar hebat, pikirannya melayang ke minggu lalu. Dimana dirinya yang disiksa serta di pukul dengan keji tanpa perasaan, bahkan saat dia terluka pun. Orang-orang seakan tuli akan rasa sakitnya serta jeritannya.

Hingga terdengar suara lemparan batu dari kaca kamarnya, membuat anak itu mulai menenggok ke sana. Perlahan-lahan dia bergerak mendekat, dirinya hanya yakin. Jika disana tidak ada bahaya sama sekali.

Lemparan batu semakin terdengar jelas di telinganya, hingga matanya melihat ke arah sana dengan kaget.

Disana berdiri gadis kecil dengan baju yang penuh lumpur dan kuncir rambut yang berantakan. Seraya melambaikan tangan ke arahnya, gadis itu memberikan sebuah isyarat padanya.

Dengan perhalan dirinya membaca, apa yg coba di sampaikan gadis kecil itu padanya. Dengan memperhatikan gerakkan mulutnya.

"Aku akan membantumu keluar..."

Hal yang di tangkap olehnya, dari gadis kecil itu.

Brak...

Brak...

Brak...

Dobrakan pintu terus terdengar, dengan langkah gemetar, anak itu mulai menggeser tempat tidur kayu kecil miliknya, meskipun tenaganya tak seberapa. Tapi setidaknya, itu akan membantu dirinya.

Usahanya tidak sia-sia, walau harus menguras tenaganya untuk mendorong tempat tidur, setelah usai. Di segera berlari ke arah kaca jendela dan membukanya.

Di bawah sana, dia melihat gadis kecil itu mendorong trampolin berukuran sedang, meskipun beberapa kali terjatuh. Setelah menyesuaikan tempatnya, gadis itu mulai memberi aba-aba.

"Lompatlah, sekarang!!" Teriaknya dari bawah.

Anak itu menoleh sejenak kebelakang, lalu setelahnya, mulai menutup mata dan menjatuhkan diri, yg ada di pikirannya saat itu hanya satu.

"Bebas dari rasa sakit."

Tanpa pikir panjang lagi, anak itu lompat bersamaan dengan pintu kamar yang berhasil di dobrak.

..............

"Apakah kamu merasakan sakit?"

Suara gadis kecil itu, membuatnya secara perlahan membuka matanya dengan pelan. wajah gadis itu yang penuh lumpur tak membuatnya jelek sama sekali.

Hingga teriakan dari atas berhasil membuatnya sadar.

"Brengsek!!! Tangkap bocah itu."

Gadis kecil itu, seakan tahu bahwa ancaman sedang mengintai mereka. Dengan sekali tarikan tangan, dia membawa anak itu lari bersamanya.

Tapi kebebasan itu hanya terasa sesaat saja, karena dari arah berlawanan datang motor dengan kecepatan yang cukup tinggi, membuat mereka tak bisa lagi menghindar.

Brakkkkkkkk...

Seumur hidupnya, anak itu tak pernah menanggis sesakit ini. Meskipun dirinya di siksa, tapi menyaksikan orang yang mencoba menyelamatkannya celaka, adalah hal yang tak pernah dirinya inginkan dalam hidup.

Andai saja, dirinya tak menerima uluran tangan gadis kecil itu. mungkin dia akan baik-baik saja.

Dengan tubuh yang terluka, perlahan dia mencoba merangkak menggapai gadis kecil itu, yang tergeletak di asal dengan darah yang mengotori bajunya.

"Maaf...." Lalu matanya tertutup perlahan.

Mimpi? Lagi, sungguh itu sangat membuanya sesak. Setiap kali bangun tidur.

"Huhh...." Nafas laki-laki itu tersenggal-senggal.

Matanya bahkan tampak memerah dan keringatnya yang bercucuran, sungguh mimpi itu benar-benar menjadi saksi hidupnya di masa lalu. Sakit, hatinya serasa di remat oleh kehidupan.

"Maaf, maafkan aku, harusnya kita tidak bertemu saat itu." Ucapnya lirih.

Bersambung.....