Begitu suara Nayla bergema di gerbong kereta, udara di seluruh gerbong serasa membeku.
Dan dua detik kemudian, ada suara orang-orang yang menahan tawa di sekitar mereka.
Bahkan Edwin, yang duduk di sebelah Andre dan Nayla di seberang lorong gerbang, tidak bisa menahan diri dan tertawa keras.
Tapi setelah dia tertawa terbahak-bahak, dia langsung menutup mulutnya dengan tangan dan menoleh ke luar jendela kereta.
Andre membeku, dan pipinya yang putih dan lembut perlahan-lahan terlihat semakin merah. Dia merasa wajahnya sangat panas.
Nayla sendiri tidak menyadari seberapa berbahayanya kata-kata yang dia ucapkan barusan. Dia hanya mengedipkan mata dan menatap kakaknya dengan polos. Setelah beberapa lama, dia bertanya dengan hat-hat, "Kakak, wajahmu tampak mengerikan... Apakah kamu marah karena aku bertanya tentang ini? Katakan padaku."
"..."
Andre hanya bisa melirik Nayla yang duduk di sebelahnya dengan wajah tak berdaya.
Aku tidak marah sekarang. Aku hanya ingin mati, oke!?
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com