webnovel

AARAM & SANDRA

Sebuah kisah dua remaja yang terlibat pernikahan karena perjodohan yang disetujui oleh kedua belah pihak. Aaram yang notabenenya adalah sahabat Sandra,Aaram juga pernah menyakiti sahabatnya Dira karena berselingkuh dengan Sona yang tidak lain adalah sahabat mereka juga. Sandra yang memiliki rasa takut untuk membuka hatinya kepada seorang pria karena rasa trauma atas kehidupan kedua orang tuanya di masa lalu,akhirnya terpaksa menerima perjodohan ini karena ia ingin melihat ibunya bahagia. Sedangkan Aaram yang pernah menyakiti hati sahabat Sandra yang bernama Dira juga pernah merasakan penghianatan yang Sona lakukan. Rasa sakit yang pernah Dira rasakan kini Aaram pun merasakannya juga. Awalnya Aaram meminta Sandra untuk menerima dan menyetujui pernikahan ini atas dasar suami istri diatas kertas. Tetapi,ketika Aaram meminta Sandra untuk melupakan kesepakatan itu Sandra menolak karena ia masih belum bisa menerima atau membuka hatinya untuk seorang pria. Bagaimanakah kelanjutan kisah Aaram & Sandra? Apakah Sandra akan mampu membuka hatinya untuk Aaram dan melupakan rasa traumanya? "Aku selalu menutup hati ku untuk pria mana pun. Bagiku semua pria itu sama saja. Sama-sama breng***." ~Casandra Arshavina~ "Aku belajar dari pengalamanku selama aku menjalin suatu hubungan dengan seorang wanita. Pengkhianatan yang pernah aku lakukan dan pernah aku rasakan,kini membuat diriku ragu akan suatu hubungan percintaan dengan wanita mana pun. Tapi,jika aku telah mendapatkan seorang istri maka aku akan menjadikannya ratu dari segala ratu dalam hidupku. Aku akan selalu ada untuknya." ~Aaram Rafasyah Rahardian~ (cerita ini masin nyambung dengan cerita The Coolest yang saya publish di tempat lain,biar tidak bingung saya sarankan baca The Coolest terlebih dahulu)

Eva_Hyungsik · perkotaan
Peringkat tidak cukup
330 Chs

Bab 5 (Tahu sedikit)

Aaram tiba di lokasi yang Rico share di aplikasi chat hijau. Aaram menunggu Rico disebuah kafe cukup terkenal. Sambil menunggu Rico,ia memesan minuman dan juga makanan. Tak lama setelah memesan makanan dan minuman Rico datang dengan gaya cool nya,ia langsung mendudukkan dirinya di kursi seberang Aaram.

"Sorry telat,"  ucap Rico,Aaram hanya mengangguk saja

Kemudian pesanan Aaram pun tiba,ia segera menyantapnya karena dari tadi perutnya sudah berbunyi. Ia sangat lapar,niat hati setelah berbicara dengan calon istrinya itu,Aaram bisa mengajak Sandra untuk makan siang bersama,tapi gagal karena ulahnya sendiri. Rico melihat sahabatnya itu begitu sangat lapar hanya menggelengkan kepala saja.

Rico memesan minuman saja,karena sebelum datang menemui Aaram,ia sudah makan siang bersama anak buahnya di distro miliknya.

"Tumben loe ngajak gue ketemuan siang-siang begini!"

"Gue mau minta pendapat sama loe,"

Rico mengerutkan dahinya,ia menatap sahabatnya itu yang tengah asik dengan makanannya,Rico berpikir sejenak apakah ini mengenai perjodohan Aaram?

"Apa ini menyangkut soal perjodohan lo?" pertanyaan yang diajukan Rico berhasil membuat Aaram menghentikan aksi makannya,ia menatap Rico yang ada didepannya dan mengangguk bahwa yang Rico katakan ada benarnya. Aaram sudah cerita tentang dirinya yang akan dijodohkan oleh orang tua nya,tapi ia belum memberitahukan siapa calon istrinya itu.

Aaram selesai dengan makannya,kemudian ia melanjutkan perbincangan itu. Aaram menceritakan semuanya dari pertemuannya dengan Sandra sampai kejadian tadi siang yang ia datang menemui Sandra. Rico sempat terkejut mendengar kenyataan tersebut,apalagi mereka akan segera menikah dua minggu lagi.

"Loe yakin mau melanjutkan pernikahan ini?" tanya Rico setelah mendengar cerita Aaram

"Mau bagaimana lagi,gue gak mau mengecewakan kedua orang tua gue."

Aaram yang tak ingin meninggikan egonya jika menyangkut kedua orang tuanya,Rico hanya mengangguk

"Gue minta loe jangan pernah nyakitin Sandra dan gue titip Sandra sama loe. Karena gue tau banget siapa Sandra,jika loe nyakitin Sandra.... Siap-siap loe akan berurusan sama gue,mungkin juga akan berurusan dengan Dira."

Permintaan Rico seketika membuat tubuh Aaram menegang,bagaimana tidak belum menikah dengan Sandra saja ia sudah dapat peringatan seperti itu dari sahabatnya sendiri,kecuali ada suatu hal yang belum ia ketahui tentang Sandra. Aaram terus menatap Rico dengan tatapan bingung,Rico paham dengan tatapan itu pun mengerti dan akhirnya dengan terpaksa ia menjelaskan serta menceritakan kejadian yang dialami oleh Sandra selama ini. Rico tahu apa yang selama ini terjadi pada Sandra,sebenarnya Sandra itu anak yang ramah,baik dan selalu tersenyum sama siapa pun yang berjumpa dengannya. Sampai kejadian itu menimpa Sandra dan sang ibu menjadikan sosok yang begitu dingin terutama terhadap seorang pria. Rico berpikir kalau Aaram pun harus tahu sedikit cerita tentang Sandra. Ya,walaupun sebenarnya itu salah,seharusnya Aaram tahu sendiri dari Sandra,bukan dari orang lain. 

"Gue gak nyangka Sandra mengalami hal itu," ucap Aaram lirih

"Ya,maka dari itu ia pindah ke Jakarta agar semua kenangan itu hilang sedikit demi sedikit."

"Dari mana loe tahu cerita Sandra?" tanya Aaram penasaran

"Langsung dari sumber mata air pegunungan" ucap Rico dengan tawa yang cukup keras

"Dasar g*la,gue serius biji karet." Aaram kesal dengan Rico dan melempar tisu bekas ke arahnya.

"Hahaha,bercanda,Ar. Gue tahu dari Dira,dia pernah cerita soal Sandra ketika loe dan So-"

"Gak apa-apa lanjutin aja"  ucap Aaram paham dengan maksud Rico

"Sorry,gue gak maksud menyinggung masa lalu" Rico meminta maaf,ia takut ucapannya menyinggung sahabatnya ini

"Santai aja,Ric. Lanjutin aja biar gue juga bisa mengenal Sandra lagi."

"Ya,seperti yang tadi gue bilang. Dira takut kalau Sandra akan mengingat kembali masa lalunya yang menyakitkan itu."

Aaram mulai paham kenapa Sandra begitu dingin sikapnya setiap berbicara padanya,dulu waktu masih bersama Dira sikap Sandra kepada Aaram tak seperti sekarang ini. Awalnya Aaram berfikir kalau Sandra masih belum bisa menerima dirinya untuk menjadi sahabatnya lagi. Tapi,pikirannya selama ini ternyata salah,Sandra seperti itu karena dirinya yang tanpa sadar sudah membuka luka lama yang sempat mengering dalam hidup Sandra.

Dua minggu sudah berlalu tepatnya hari ini adalah hari pernikahan Aaram dan Sandra. Acara pernikahan mereka diadakan di kediaman mempelai wanita. Akad nikah akan dilaksanakan pukul delapan pagi,setelah itu dilanjutkan dengan acara resepsi pernikahan pada pukul sebelas siang di aula gedung serba guna di dekat rumah Sandra.

Amira terlihat sedang menatap Sandra yang sedang merapihkan kebayanya.

"Kamu cantik sekali sayang" ucap sang ibu

"Terimakasih,bu" balas Sandra sambil tersenyum

Setelah selesai dengan riasan pengantinnya,Sandra masih diam di dalam kamar menunggu instruksi berikutnya.

"Rileks,nak" ucap Diki menepuk pundak Aaram agar putranya tenang

"Jangan tegang gitu,Ar. Hati-hati jangan sampai salah menyebutkan nama Sandra" ledek Kevin

Semua sahabat Aaram dan Sandra datang di hari pernikahan mereka. Acara pun dimulai,akad nikah yang ditunggu-tunggu akhirnya terlaksanakan juga.

SAH....

Akhirnya kata itu menggema ke seluruh ruangan,karena semua para keluarga dan juga sahabat mereka menjawab sah. Doa pun dipanjatkan kepada sang ilahi,semoga Aaram dan Sandra mampu menjalani bahtera rumah tangga mereka. Tetesan air mata mengalir pertanda sebuah kebahagiaan tengah memuncak,baik dari pihak wanita maupun pria. Mereka sama-sama terharu,karena Sandra tidak memiliki ayah lebih tepatnya ia tidak tahu dimana ayah nya saat ini. Jadi,yang menjadi wali Sandra adalah kakak sepupu Sandra yang tak lain anak dari kakak kandung ayahnya. Hanya Aksa lah keluarga yang masih mengingat dan masih menganggap Sandra sebagai adik sepupunya.

Didalam kamar Sandra juga meneteskan air matanya,kini ia sudah sah menjadi istri dari seorang Aaram. Tapi,hanya sebagai istri diatas kertas. Sandra masih ingat betul apa yang Aaram ucapkan ketika mereka berbicara di ruang kerja Sandra.

Sandra keluar dari dalam kamarnya,semua mata tertuju pada Sandra yang sedang berjalan menuju tempat Aaram. Aaram pun segera menyusul istrinya itu. Aaram sudah didepan Sandra,ia terpesona dengan kecantikan Sandra. Walaupun hanya dengan make up tipis wajah Sandra yang memang sudah cantik jadi terlihat tambah cantik dengan make up itu.

Aaram mengulurkan tangannya dan disambut Sandra,mereka berjalan ke arah meja penghulu. Sesampainya Aaram segera membuka kotak emas yang diberikan oleh penghulu,lalu memasangkannya ke jari Sandra,begitu pun sebaliknya dengan Sandra. Ia juga memasangkan cincin di jari manis Aaram,lalu mencium tangan Aaram dan Aaram pun mencium kening Sandra. Setelahnya mereka duduk kembali didepan pak penghulu karena mereka harus menanda tangani beberapa surat nikah.

Sekarang Sandra dan Aaram sudah sah menjadi suami istri baik dalam agama maupun di dalam negeri. Semua prosesi dari akad nikah sampai acara resepsi yang digelar secara megah di aula gedung serba guna. Pukul sembilan malam acara baru selesai,semua tamu sudah meninggalkan aula tersebut. Sandra dan Aaram pulang kerumah Amira. Karena Amira meminta mereka untuk beberapa hari tinggal di rumahnya,setelah itu Aaram boleh membawa Sandra tinggal di apartemennya.

"Istirahatlah nak,pasti kalian lelah" ucap Amira kepada Sandra dan Aaram

"Iya,bu,kami ke kamar duluan,ya" jawab Aaram

Mereka pun melangkah menuju kamar masing-masing. Sempat terjadi kecanggungan diantara Aaram dan Sandra ketika mereka sudah berada di dalam kamar.

"Aku... Aku mau membersihkan diri dulu" ucap Aaram gugup,ia segera berlalu ke kamar mandi

Sandra duduk di depan meja riasnya,ia membuka satu persatu aksesoris yang berada pada tubuhnya. Setelah semua aksesoris terlepas ia bergerak kesusahan ketika ingin melepas gaun pengantinnya.

"Aish,susah sekali sih" gerutu Sandra

Aaram keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk yang melilit pinggangnya,ia lupa membawa baju gantinya ke kamar mandi. Aaram melihat Sandra yang sedang kesulitan melepas gaun pengantinnya pun menghampiri Sandra dan ia mengulurkan tangannya untuk membantu Sandra. Sandra yang melihat pantulan diri Aaram di cermin oun terkejut dan segera berbalik menghadap Aaram dan menatapnya tajam

"Apa yang ingin kamu lakukan?" ucap Sandra geram

"Aku melihatmu kesulitan membuka gaun mu,maka dari itu aku ingin membantumu" jawab Aaram

"Tidak perlu repot-repot membantuku,aku bisa minta tolong pada ibu" Sandra segera berjalan ke arah pintu,tapi baru satu langkah ia dihentikan oleh Aaram

"Ini sudah malam dan ibu pasti sudah tidur. Apa kamu tidak kasihan dengan ibu? Ia pasti juga sangat lelah" Aaram berusaha sabar memberi penjelasan kepada Sandra.

Sandra pun terdiam sejenak,benar apa yang Aaram katakan. Ia tidak mungkin membangunkan ibunya di jam segini,sambil melirik jam yang ada di atas dinding kamar. Kemudian Sandra menatap Aaram dan ia pun menghela napasnya dengan pelan.

"Baiklah,tolong bantu aku membuka gaun ini" ucap Sandra

Aaram pun tersenyum dan segera menghampiri Sandra. Kemudian Sandra membalikkan tubuhnya membelakangi Aaram. Perlahan Aaram membuka resleting gaun yang Sandra kenakan dengan hati-hati. Aaram berusaha menahan salivahnya,punggung Sandra yang putih dan mulus mampu membangkitkan gairah Aaram. Terbesit ada keinginan untuk menyentuh punggung putih dan mulus itu,tangannya sudah terulur untuk mengusap punggung Sandra,tapi terhenti karena ucapan Sandra.

"Sudah?" tanya Sandra,Aaram masih kesusahan menahan salivahnya. Ia gugup dengan pertanyaan Sandra

"Su-sudah" Aaram tergagap menjawab pertanyaan Sandra

"Lebih baik kamu pakai baju kamu,atau kamu memang sengaja ingin masuk angin? Jika kamu sakit jangan mengeluh padaku." Ketus Sandra