"Waktu dan tempat kedatangan monster-monster itu nggak jelas, Rav. Menurutku, mereka itu emang dikirim buat mancing bidadari biar pada muncul," terang Stefan, duduk di sofa ruang tengah sambil memegang stik konsol video game. Jari-jemarinya begitu terampil menekan tombol-tombol di stik itu.
Rava fokus menatap layar televisi yang menampilkan grafis dua lelaki yang bertarung. Tak kalah dengan Stefan, ia terus menekan-nekan tombol di stiknya dengan cepat dan akurat. Begitu karakternya mengalahkan jagoan Stefan, Rava baru menjawab, "Aku juga mikir gitu. Kayaknya, siapa pun yang ngirim mereka itu nggak bisa mendeteksi lokasi para bidadari. Kalau bisa, mereka udah ngirim monster ke tempat bidadari tinggal di bumi."
Stefan menyandarkan punggungnya ke sofa, mendesah pelan. "10-0. Aku kalah lagi."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com