Rava menyendok makanan rumah sakitnya dengan tidak bersemangat. Kejadian-kejadian tadi malam benar-benar mengganggu pikirannya. Dari mulai kematian Medora, sampai monster yang mati misterius. Semuanya membuat kepalanya yang sudah cedera itu makin pening.
"Jadi, bagaimana hubungan kamu dengan Kacia, Rav? Apa kamu sudah menyatakan perasaanmu?" tanya Etria yang sedang mendapat giliran menjaga Rava siang itu. Etria tampak sibuk menggarap boneka Kacianya dan tidak menatap sang tuan.
Rava terbatuk-batuk hebat. Pertanyaan itu bagai serangan mendadak yang begitu menohok.
"Mir, tolong bukain tirainya, dong!" seru Janu dari dipan sebelah.
Sret! Tirai itu pun dibuka dengan cepat oleh Mireon.
"Apa gara-gara elu gerah Kacia dijodohin sama ibu-ibu yang sering datang ke pasar kuliner itu, jadinya elu nembak Kacia?" tanya Janu dengan menaik-naikkan kedua alisnya. Ia pun menggigit pisangnya dengan gerakan yang tidak wajar. "Kacia ngomong apa?" Janu melanjutkan.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com