Secepat mungkin Xiao mengendarai mobilnya, dia tidak tahu mengapa dia merasa sakit jika harus kehilangan Hao nan. 'Perasaan seperti apa sebenarnya yang aku rasakan padamu Hao nan? Mengapa terasa sakit setiap mendengar kamu akan pergi dari sisiku?'.
Sampai didepan Mansion, Xiao melihat Jihan masih didepan pintu. Xiao tanpa fikir panjang menghentikan laju mobilnya dan turun menemui Jihan.
"Adik.. Sudah lama kamu tidak kembali, kamu pergi kemana saja? ". Tanya Xiao dengan tenang. Menghadapi pria seperti Jihan memang harus menggunakan kepala dingin.
"Dimana Kak Hao nan dan Chunyi, Aku akan membawanya pergi dari sini. Selama dia bersamamu, sampai kapanpun Kakak tidak akan bahagia". Tatapan Jihan terlihat lain, Dia lebih percaya diri dari sebelumnya.
"Adik, aku ini suami Kakakmu. Kamu bahkan sebagai Adik tidak ada hak memisahkan pasangan suami istri yang sah secara hukum".
"Kamu masih menyebut dirimu seorang suami?, jika memang kamu merasa menjadi seorang suami, Bagaimana kamu akan menjelaskan tentang semua yang terjadi pada Kakak?. Kamu selalu membuatnya terluka, bahkan disaat dia tengah mengandung anakmu. Jika kamu tidak bisa menjaganya, akan lebih baik bagimu untuk melepasnya sebelum kamu membuat lukanya semakin dalam". Perkataan Jihan begitu tegas membuat Xiao kehilangan kata-kata.
Xiao sadar semua yang dikatakan Jihan benar, dia belum mampu membahagiakan wanita yang berjalan disampingnya saat ini. Dia hanya memikirkan tentang dirinya tanpa melihat dampaknya bagi Hao nan. "Aku memang belum bisa membahagiakannya, tapi tetap saja Haonan adalah tanggung jawabku. Apapun yang kamu katakan tidak mengubah fakta apapun tentang semuanya. Jika kamu masih bersikeras membawanya pergi, kamu tanyakan sendiri padanya. Jika dia menerima pergi denganmu, aku akan melepaskannya untukmu". Xiao masuk kedalam untuk menemui Haonan, namun ternyata Haonan sudah berdiri mendengarkan semua yang mereka bicarakan.
"Xiao, Apa yang kamu katakan barusan!!. Kamu akan melepasku semudah itu? ". Tanya Hao, Dia mencegah langkah Xiao yang berjalan melewatinya tanpa menatap dirinya.
"Hao nan, yang dia katakan semuanya benar. Tidak ada yang bisa aku perbuat untuk membahagiakanmu. Jihan sudah jauh lebih tangguh, dia pasti bisa menjagamu dengan baik". Xiao berkata tanpa ekspresi membuat Haonan geram hingga..
Plaaak..!!
Seketika Hao menampar Xiao, "Kamu anggap aku ini Apa?. Memaksa sebuah pernikahan dan sekarang melepasku begitu saja. Apa perasaanmu sudah benar-benar membatu?".
Xiao terdiam beberapa saat, dia menatap mata Haonan yang tanpa terasa keluar bulir-bulir air mata. Dengan ujung jemarinya Xiao mengusap air mata Haonan. "Sebenarnya aku belum memahami perasaanku padamu. Hanya saja sekarang aku memahami walau itu hanya sebagian kecil tapi aku memang telah jatuh cinta padamu. Tidak pernah ada sedikitpun niatan untuk membuatmu terluka".
"Aku tahu itu, masa lalu yang telah kamu lupakan tiba-tiba datang satu persatu tanpa diundang. Tapi bukan berarti kamu bisa melepasku begitu saja setelah semua ini. Berbagilah bebanmu di pundakku Xiao, agar aku juga bisa merasakan dan memahami rasa sakit yang selama ini kamu alami".
"Haonan.. Terima kasih". Xiao memeluk Hao nan. "Betapa bodohnya aku menyia-nyiakan istri berharga sepertimu, maafkan aku..".
Jihan yang melihat Xiao dan Hao nan baik-baik saja memutuskan untuk pergi. 'Aku sudah berusaha untuk membuat Xiao menyadari kesalahannya. Sekarang tergantung padamu Xiao, jika kamu tetap membuat Kak Hao menangis. Aku pastikan melakukannya dengan serius, dan merebut Kakak Hao dari tanganmu'. Batin Xiao.
"Adik, tunggu.. ". Panggil Hao nan.
Jihan menoleh dan tersenyum. "Kakak tetaplah bahagia. Aku harus kembali karena ada banyak pekerjaan yang harus kulakukan".
"Kamu sekarang tinggal dimana. Jihan Apakah selama ini kamu baik-baik saja". Tanya Hao cemas.
"Kakak tidak perlu khawatir, aku sekarang tinggal bersama orang tuaku. Dia adalah pemilik Perusahaan JK Grup Tuan Jian Ming. Kalau begitu sampai jumpa".
"Jihan.. Datanglah jika kamu ingin menemui Kakak, pintu rumah ini selalu terbuka untukmu".
Jihan pergi dengan perasaan tenang,dalam fikirannya setidaknya untuk sementara Xiao tidak akan melakukan hal yang membuat Kakak Hao terluka.
Didalam kamar Hao nan sedang berbaring, melihat Hao begitu badmood Xiao memiliki rencana untuk membawa Hao pergi kesebuah tempat.
"Hao nan, Apakah kamu mau pergi bersamaku kesuatu tempat. Setelah kita menikah, sepertinya aku belum membawamu pergi kemanapun. Mungkin ini sedikit terlambat, tapi maukah kamu pergi Honeymoon bersamaku? ". Tanya Xiao.
Sontak Hao nan beranjak dari tempat tidurnya, dia tidak percaya Xiao akan mengatakan hal itu. "Benarkah? Apakah kamu mengatakan dengan serius kali ini?", Kata Hao nan antusias.
"Tentu saja.. Kita akan pergi selama beberapa hari. Aku akan meminta Bibi Yun untuk membantumu menyiapkan segalanya. Kamu jangan terlalu lelah, itu tidak baik untuk kesehatan janinmu".
"Ehm.. Tuan Xiao.. Sepertinya kamu sudah mulai memperhatikan istrimu ini. Apakah kamu benar-benar takut kehilanganku? ".
"Sudah, cepat kamu siapkan semua kebutuhanmu!! ". Mendengar pertanyaan Haonan yang terkesan menyindir membuat Xiao merasa malu dan mengalihkan perhatian.
pagi kka.. Jihan.. jihan.. kadang kamu lebih dewasa dari pd apa yg difikirkan org. sikap yg kamu ambil cukup berani dan membuat Xiao sadar dan mengambil langkah selanjutnya . untuk Jihan -kamu keren. hhhe...
yang mau Honeymoon... asyek.. bakal ada keseruan apa yah yang akan terjadi dengan pasangan ini hadeh.. akhirnya Honeymoon juga
ditunggu ya komentar dan krisannya
jangan lupa vote dan rate fullny
Happy Reading