"Bang coba bujuk Lala suruh makan." Mama ke Bang Danu.
"Biasanya juga kalo laper suka ke bawah ma," jawab Bang Danu.
"Iya dia dari kemaren murung terus gak mau makan," ucap mama.
"Mungkin lagi diet ma," jawab Teo.
"Masa iya Lala diet ngaco, kalo Lala diet gua kasih uang gua buat lo," ucap Bang Danu.
"Cih deal ya?" Tanya Teo.
"Deal!"
"Hush kalian ini malah di jadiin taruhan mama serius, Danu coba kamu cek Lala di kamarnya suruh turun ke bawah buat makan cepet," ucap mama memberi misi ke Bang Danu.
"Iya iya," jawab Bang Danu pasrah.
Bang Danu berjalan ke lt 2 lalu mengetuk pintu kamar Lala.
TOK TOK TOK!
"La kata mama turun makan dulu," ucap Bang Danu. Hening tidak ada jawaban.
TOK TOK TOK!
"Lala lo ada di dalem gak sih itu mama udah nyuruh lo buat makan," ucap Bang Danu mengulangi perkataannya tapi sayang masih saja hening tidak ada jawaban dari Lala.
Lalu Bang Danu kembali ke bawah dengan misi gagal." Mana Lalanya?" Tanya mama.
"Ngga tau gak ngejawab udah di panggil juga," jawab Bang Danu lalu duduk.
"Emang Lala kemana ma?" Tanya papa.
"Ada dikamarnya cuman dari kemarin mama liat mukanya murung, terus gak makan juga tumben," jelas mama.
"Gapapa ma biar makanan di kulkas awet ngga ada yang makan," celetuk Teo.
"Heh yang suka ngabisin makanan itu kamu bukan Lala," ucap mama kesal.
"Mampus lo," ledek Bang Danu.
"Teo coba ke atas suruh Lala turun kata papa," ucap papa.
"Iya pa," jawab Teo pasrah karena jika menentang perintah papa siap siap kena omel lebih parah dari mama.
Tok Tok Tok!
"La turun kata papa," ucap Teo.
"Ngga usah bang nanti Lala makan sendiri aja," jawab Lala dari dalam kamar.
"Mau abang bawain ke atas?" Tanya Teo.
"Gak usah nanti kalo Lala lapar makan kok," jawab Lala.
"Buka dulu pintunya kamu lagi ngapain sih daritadi di panggil sama Bang Danu gak ngejawab," jelas Teo.
Hening tidak ada jawaban. "Turun ya ke bawah papa udah nunggu di bawah buat makan," lanjut Teo lalu dirinya turun.
"Mana Lalanya?" Tanya papa.
"Gak tau katanya nanti aja kalo laper ke bawah," jawab Teo.
"Udah di omongin suruh papa?" Tanya papa.
"Udah," jawab Teo singkat.
Tak berselang lama Lala datang dengan wajah yang kusut, matanya bengkak seperti habis menangis. Lala berjalan pelan lalu duduk disamping Bang Danu sambil tertunduk.
"Kamu sakit?" Tanya mama.
"Ngga ma," jawab Lala singkat.
"Yauda makan dulu ya sayang," jawab papa. Kedua abangnya tidak berani berkomentar karena ada Papa Juna disana sang Bodyguard Lala.
Selesai makan malam Lala kembali ke kamarnya. "Danu kamu coba tanya Lala kayanya lagi ada masalah papa yakin ini masalah cowo," ucap papa ke Bang Danu.
"Iya pa nanti Danu tanya," jawab Bang Danu.
"Dan kalo memang benar karena cowo, laksanakan misi rahasia cari orang itu sampai dapat! Jangan sampai mama mu tau," jelas papa memberi perintah.
"Siap!" Jawab Bang Danu tegas.
Pukul 9 malam Bang Danu datang ke kamar Lala.
TOK TOK TOK.
"La udah tidur?" Tanya Bang Danu.
"Belum bang," jawab Lala.
"Abang boleh masuk ya?" Tanya bang Danu.
"Iya boleh," jawab Lala singkat.
Kreeettt Bang Danu membuka pintu dan mendapati Lala tengah berbaring di kasurnya.
"Hei kenapa?" Tanya Bang Danu yang duduk di sampir kasur.
Lala diam tidak menjawab matanya fokus ke arah handphone.
"Kenapa?" Bang Danu kembali bertanya sambil mengelus kepala adiknya itu. Lala masih saja belum menjawab.
"Kenapa La ngomong sama abang, Lala ada masalah di sekolah atau apa?" Tanya Bang Danu.
Lala terdiam lalu menangis, Bang Danu kaget karena Lala tiba-tiba menangis.
"Keluarin dulu aja ya baru cerita," ucap Bang Danu sambil memeluk Lala.
Akhirnya setelah menangis Lala bercerita jika pacarnya yang kakak kelas selingkuh dan memutuskan Lala secara sepihak.
Lala mendapati pacarnya tengah jalan berduaan sambil gandengan tangan di Mall, kebetulan waktu itu Lala sedang main bersama teman-temannya.
Pukul 11 malam Bang Danu keluar kamar. "Kenapa katanya bang?" Tanya Teo tiba-tiba berada di belakang Bang Danu yang sedang menutup pintu kamar Lala.
"Anjing!" Teriak Bang Danu kaget.
"Sompral mulut lo gak pernah sekolah," ucap Teo kesal.
"Lo tiba-tiba nongol kaget gua bangsat," jawab Bang Danu kesal.
"Jadi gimana kenapa Lala?" Teo kembali bertanya.
"Sesuai dugaan komandan Lala galau karena cowo," ucap Bang Danu.
"Wah siapa yang berani ngusik Lala?" Tanya Teo.
"Pacar dia yang kakak kelas katanya selingkuh," ucap Bang Danu.
"Salam olahraga?" Teo tiba-tiba langsung bertanya.
"Jangan dulu bego main pukul aja lo," ucap Bang Danu.
"Terus gimana?" Tanya Teo.
"Kita liat aja besok," jawab Bang Danu.
Keesokan harinya kedua abang Lala sudah siap menjeput di depan gerbang.
"Yang itu bang orangnya?" Tanya Teo sambil menunjuk bocah laki-laki berkulit sawo matang dengan potongan rambut undercut yang sedang berjalan dengan seorang perempuan.
"Iya yang itu," jawab Bang Danu.
Tiba-tiba saat mantan Lala sedang berjalan ada perempuan tidak di kenal mendatangi.
"Oh jadi kamu selingkuh dari aku?" Tanya perempuan itu.
"Hah? Lo siapa anjir," ucap laki-laki sawo matang.
"Kamu pura-pura gatau? Aku hamil kamu harus tanggung jawab," ucap perempuan tersebut tiba-tiba.
"Apa? Kamu hamilin dia?" Tanya pacar baru si laki-laki sawo matang.
"E-engga aku gak tau siapa dia," jawabnya.
"Halah bohong kamu pokoknya kita putus tanggung jawab dia!" Ucap pacar barunya yang meninggalkannya sendiri.
"Sayang sayang heh," panggil laki-laki sawo matang.
"Lo siapa sih anjir gua gak kenal lo!" Ucapnya kesal.
"Iya memang, lo gak kenal gua tapi mereka kenal lo," ucap perempuan itu sambil menunjuk kebelakang si laki-laki sawo matang.
"Halo," ucap Teo tersenyum.
"Ini lagi siapa gua gak kenal lo pada," ucapnya.
"Sini ikut abang bentar," ucap Bang Danu menyeret laki-laki itu.
"Eeh tunggu gua mau dibawa kemana ini heh," tanya laki-laki sawo matang meronta-ronta.
Sesampainya di tempat sepi mereka berdua langsung mengintrogasi. "Lo kenal Lala kan?" Tanya Bang Danu.
"Kenal." Jawab ya singkat.
"Lo apain Lala?" Tanya Teo.
"Hah gua gak ngapa-ngapain dia." Jawab laki-laki itu.
"Katanya lo putusin dia?" Tanya Bang Danu.
"Iya gua putusin udah bosen, lo bedua lagi ngincer dia? Sok aja cewe kaya gitu mah gampang dapetinnya emang sih gua akui Lala cantik tapi gua udah bosen." Jelas laki-laki itu.
Darah tiba-tiba saja mendidih Teo kehilangan kendali lalu memukul tepat di bagian hidungnya. BUKKKK. Laki-laki itu tersungkur ke tanah.
"Hah apaan lo anjing tiba-tiba mukul." Ucap laki-laki itu tidak terima.
"Gua abangnya bangsat!" Jawab Too sambil menendang kepalanya. BUKKK. Untuk kedua kalinya laki-laki itu tersungkur ke tanah.
Bang Danu bingung kenapa tiba-tiba seperti ini kan rencananya hanya ingin menakut-nakuti tapi Teo tiba-tiba lepas kendali.
"Oh jadi lo abangnya si jalang itu? Sini duel anjing!" Ucap laki-laki itu menantang.
Bang Danu yang awalnya tidak tersulut emosi tiba-tiba emosinya memuncak mendengar adik permpuannya di sebut jalang.
BUKKKK. Satu tendangan mendarat di kepalanya. "Heh bangsat jaga omongan lo soal adik gua." Ucap Bang Danu.
"Sial!" Pekik laki-laki itu, sepertinya dia salah mengajak duel. Kedua orang ini kakak laki-lakinya Lala.
Begitulah kejadiannya jika ada seseorang yang menyakiti Lala, semenjak hari itu tidak ada yang berani lagi mendekati Lala karena ada berita beredar Lala mempunyai dua bodyguard.
"Abang besok pulang ke rumah mama?" Tanya Lala.
"Ngga tahu liat nanti aja." Jawab Teo.
Lala selalu senang berada didekat kedua abangnya walaupun sifat mereka jahil tapi Lala sangat menyayanginya. Begitu pun dengan kedua abangnya yang menyayangi Lala.