Zalina hanya menjadi pendengar yang baik di ruangan itu. Ia berusaha untuk tidak melontarkan ucapan yang pedas. Meski dalam hati ia sudah merasa kesal dengan kedua wanita di hadapannya ini.
"Apakah mbak mau menjadi kuasa hukum saya untuk menuntut hak saya sebagai istri?" tanya Jesica di ujung curahan hatinya. Zalina langsung membelalakkan matanya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com