Ara telah berpindah negara dan meninggalkan kedua orang tuanya untuk bekerja di di negara orang lain. Itu adalah suatu keputusan terbesar Ara karena Ara adalah anak satu-satunya dalam keluarga tetapi Ara ingin mandiri dengan bekerja tanpa ditemani oleh orang tuanya.
Ara ingin membuktikan bahwa anak tunggal tidak semua memiliki sifat manja. Dengan inilah Ara membuktikannya.
Suasana yang berbeda, rumah yang berbeda,dan cuaca yang tidak biasa. Sekarang Ara alami sendiri.
Pada saat Ara sudah sampai di negara korea, Ara langsung memberi kabar kepada kedua orang tuanya dengan cara melakukan sambungan video agar mereka bisa saling melihat wajah masing-masing.
"Halo Ayah, Mama. " Kata Ara melambaikan tangannya di depan kamera yang menyala.
"Wuaahh, kamu sudah sampai? " Tanya Mama.
"Sudah, baru saja aku sampai dan seperti ini lah tempat tinggalku di sini, Ma. " Ara menjawab sambil memperlihatkan isi tempat tinggal Ara yang berada di korea.
"Wuaahh, sepertinya nyaman. " Kata Mama.
"Sangat nyaman, walaupun kecil tetapi bagus. " Ucap Ara masih melakukan video call dengan Mama.
"Aahh, Ayah sudah selesai mandi. Kamu ingin berbicara dengannya? " Mama memberikan handpone kepada Ayah.
"Ayaaaaahhhh,,, Aku sampai dan lihatlah tempat tinggalku di sini sangatlah nyaman. " Kata Ara terlihat sangat senang.
"Wuaaahhh, tidak terlalu kecil dan sepertinya kamu bisa beraktifitas dengan leluasa di dalamnya. " Jawab Ayah terlihat senang juga.
"Iya, dan orang-orang di sini juga baik-baik , Yah. " Kata Ara lagi.
"Apakah kamu sudah langsung memiliki teman? " Tanya Ayah.
"Tentu saja belum Ayah, karena aku sampai di sini dengan situasi mereka yang sedang sibuk bekerja. Jadi aku belum bisa menyapa mereka. " Ucap Ara menceritakan kebaikan orang-orang di sekitarnya.
"Aahh, begitu. Ya sudah, kamu pasti ingin melihat-lihat isi rumahmu dan mencoba beristirahat sebentar bukan? " Tanya Ayah kepada Ara.
"Iya Ayah, aku akan melihat-lihat isi di dalam rumah ini. " Jawab Ara dengan tersenyum.
"Sampai jumpa dulu dengan Mama! " Ayah memanggil Mama juga.
"Sampai jumpa lagi Mama, Ayah. " Kata Ara sambil menutup panggilan video bersama Ayah dan Mama.
"Sampai jumpa, Ara. Sehat-sehat di sana dan selalu memberi kabar kepada kami! " Suruh Ayah dan Mama.
Panggilan video Ara dan kedua orang tuanya sudah berakhir, dan kehidupan baru Ara di negara lain akan segera di mulai. Dia tinggal sendiri di sebuah rumah yang tidak begitu besar namun nyaman untuk dia tinggali. Ara senang dengan kehidupan barunya dan hari ini aktifitas Ara adalah membongkar koper pakaian dan semua perlengkapan yang ada di dalam tas milik Ara.
Ara membawa tiga buah koper dan dua buah tas kecil untuk dirinya pergi-pergi. Ada satu tas yang khusus digunakan untuk dia bekerja.
Hari pertama Ara memang belum mendapat pekerjaan, tetapi Ara bertujuan untuk mencari pekerjaan di sebuah perusahaan. Perusahaan yang sangat besar dan gaji yang sangat tinggi adalah incaran Ara.
Dalam satu hari ini, Ara sudah sangat sibuk dan diapun akhirnya memutuskan keluar rumah sebentar untuk menghirup udara segar juga beradaptasi dengan lingkungan. Bahkan diapun ingin berkenalan dengan tetangga sebelah rumah dan juga depan rumah.
Ara keluar rumah dan menyapa semua orang yang sedang duduk santai di depan rumah masing-masing.
"Permisi, " Kata Ara dengan sopan.
"Aahhh, ada tetangga baru. Siapa nama kamu? " Tanya tetangga dengan sangat ramah.
"Nama aku Ara. " Jawab Ara sambil memberikan senyum.
"Mau kemana? " Tetangga mengajak mengobrol sebentar.
"Aku akan keluar sebentar menghirup udara segar sambil bejalan-jalan. Permisi,, " Jawab Ara sambil pergi.
"Berhati-hatilah! " Ucap tetangga dengan sangat baik.
Ara kemudian pergi ke jalan raya, dan Ara duduk sebentar di sebuah taman. Pada saat di taman tersebut ada seorang gadis yang juga duduk sendirian, Karena Ara ingin mendapat teman yang banyak jadi Ara memulai lebih dulu untuk berkenalan.
Gadis yang akan Ara ajak berkenalan bernama Jee, dia seorang gadis yang memiliki usia sama dengan Ara, Jee seorang pekerja seni lebih tepatnya Jee sangat suka melukis. Dia sangat menyukai dunia lukis sejak kecil dan karyanya sudah terjual dimana-mana.
Arapun mulai menghampiri Jee dengan pelan-pelan dan mereka berkenalan.
"Permisi, wuaahh bagus sekali lukisan kamu. " Kata Ara yang tiba-tiba memuji lukisan Jee yang sedang dia lukis sekarang.
"Aah, terimakasih banyak. " Jawab Jee dengan sedikit malu-malu.
"Hai, aku Ara. " Ara sambil mengulurkan tangannya setelah beberapa detik terdiam.
"Aah hai, aku Jee. Senang berkenalan denganmu Ara. " Ucap Jee dengan tersenyum.
"Boleh aku disini? " Ara bertanya karena ingin melihat lukisan Jee.
"Boleh boleh, silahkan! " Jee dengan senang hati memperbolehkan Ara untuk duduk.
"Terimakasih banyak. Ngomong-ngomong, kamu sudah lama melukis? " Ara tanya dengan basa-basi.
"Melukis adalah duniaku, jadi sudah dari kecil aku suka dengan dunia seni ini. " Jawab Jee sambil terus melukis.
"Wuaahhh, hebat sekali. Dan sudah berapa banyak lukisan yang kamu buat? " Ara masih terus bertanya.
"Ada beberapa yang sudah menjadi milik orang lain juga. " Jawab Jee lagi.
"Maksutnya? " Ara bertanya karena tidak paham.
Jee hanya tersenyum dan melihat ke arah Ara lalu kembali melanjutkan melukis. Ara masih saja menemani Jee gadis yang baru saja dia kenal dan berencana akan menjadi teman bagi Ara.
Kini ganti Jee yang mencoba mengajak berbincang Ara setelah menyelesaikan lukisannya. Mereka berdua hanya saling memperkenalkan diri saja dan semakin banyak obrolan semakin banyak juga candaan yang mereka lontarkan.
"Oh iya, kamu sendiri akan kemana? " Jee bertanya kepada Ara.
"Aku sebenarnya baru saja pindah kemari dan aku ingin berjalan-jalan menikmati suasana saja. Dan karena aku melihat kamu sedang sendirian, jadi aku ingin berteman dengan kamu. " Ucap Ara yang ingin berteman dengan Jee.
"Aahh, kalau begitu sekarang kita berteman. Kamu tinggal dimana? " Tanya Jee lagi.
"Aku tinggal di dekat sini dan aku tinggal sendir. Rumah yang aku tempati sangat nyaman. " Jawab Ara dengan percaya diri.
"Wuaahh, benarkah? " Jee bertanya dengan kagum.
Ara dan Jee sambil berjalan menyusuri jalan melewati sebuah trotoar yang tidak begitu ramai. Mereka bisa saling bercerita. Sampai pada waktunya Jee mengajak Ara ke sebuah toko es krim di pinggir jalan yang sangat enak.
"Kita mampir kesini sebentar yuk! " Jee mengajak Ara saat sudah sampai di depan toko tersebut.
"Toko es krim? " Ara bertanya bingung.
"Iya, kamu tidak suka dengan es krim? " Jee bertanya karena takut jika Ara nantinya ternyata alergi es krim.
"Aku suka sekali dengan es krim, sangat suka. " Jawab Ara bersikap manis.
"Hahahah, kalau begitu ayo kita masuk ke dalam. " Jee kembali mengajak dengan masuk ke dalam toko.
Jee dan Ara yang sangat penggemar es krim kemudian merasakan dinginnya es krim, juga untuk pertama kalinya Ara merasakan es krim di negara korea.