webnovel

Ara Beranjak Dewasa

Untuk beberapa tahun lamanya Ara menjalani pendidikan hingga sekarang keputusan dia untuk ke luar negeri akan terlaksana. Orang tua Ara pun sudah memperbolehkan Ara untuk pergi mencapai mimpinya agar biss bekerja di sebuah perusahaan yang sangat besar dan memiliki banyak teman disana.

Bukan hanya itu, kedewasaan Ara yang bisa membawa Ara ke negara tersebut dengan sangat lancar juga sekaligus dukungan dari orang tua Ara.

Di kota kelahiran Ara, Ara belum memiliki banyak teman, jadi tidak banyak yang mengantar Ara ke bandara. Tetapi Ayah, Mama, dan sedikit teman Ara masih ada yang mengantar.

Sebelumnya Arapun mempersiapkan semuanya sendiri, Mama hanya memperhatikan apa saja yang perlu dibawa oleh Ara untuk hidup di sana.

"Ara sekarang sudah dewasa dan sebentar lagi Ara akan pergi keluar negeri. Disini kita hanya berdua saja ya, Ayah. " Kata Mama yang sedang bersama dengan Ara.

"Iya, Ara anak kita sudah dewasa dan harus hidup mandiri. Negara yang dia inginkan juga cukup jauh. " Ucap Ayah juga.

Suasana di rumah sekarang mereka bertiga sedang berkumpul di ruangan tv sambil menonton tv, Ara berada di samping Mama dan Ayah duduk di sofa satunya.

Ayah hari ini pulang cepat dari kantor sehingga Ayah bisa ikut berkumpul bersama Ara dan Mama juga saling berbincang.

"Ayah dan Mama nanti masih bisa menelepon Ara sewaktu Ara disana. " Kata Ara.

"Iya, Nak. Kamu disana harus baik-baik dengan semua orang dan carilah teman yang banyak juga pekerjaan yang sesuai. " Mama memberikan beberapa nasehat untuk Ara.

"Baiklah, Ma. " Jawab Ara sebagai anak yang penurut dengan orang tua.

"Oh iya, nanti setiap bulan akan Ayah kirim uang untukmu disana. " Kata Ayah.

"Wuaahh, terimakasih Ayah. Tetapi sebaiknya tidak seperti itu Ayah, karena aku disana akan mencoba menjadi gadis yang dewasa. " Jawab Ara yang menolak dengan halus.

"Oohh,, oke baiklah. Kamu sudah menjadi anak Ayah yang dewasa dan pintar. " Ayah memuji Ara tanpa henti.

"Ara, kamu tidak mempersiapkan keperluan kamu untuk pergi? " Mama bertanya.

"Sudah, Ma. Apakah Mama ingin mengeceknya kembali?" Tanya Ara sambil melihat Mamanya.

"Setelah ini Mama akan cek ya, jangan sampai ada yang ketinggalan. " Ucap Mama.

"Aku rasa tidak ada. Heheheh. " Ara sambil tertawa.

Ditengah-tengah mereka menonton tv, tiba-tiba Ayah mengucapkan kata lapar kepada Mama dan meminta tolong Mama untuk membuatkan makan malam untuk bersama.

Makan malam bersama selalu diadakan saat Ayah, Mama, dan Ara bisa berkumpul di rumah dalam waktu yang lama karena biasanya Ayah tidak pernah bisa ikut makan malam dikarenakan selalu pulang hingga larut malam.

"Mama,, lapar. " Ucap Ayah dengan memindah pandangan ke arah Mama.

"Ayah sudah lapar? " Mama bertanya dulu.

"Iya nih, Ayah sudah lapar. " Jawab Ayah.

"Ara makan sekalian ya, Nak! " Mama menyuruh Ara untuk makan juga.

"Iya, Ma. " Jawab Ara yang mau makan juga.

"Kalau begitu, Mama akan buatkan mie dengan ditambah sayur-sayuran agar lebih segar. Oke?? " Mama memiliki ide masakan baru yang selalu enak.

"Wuaahhh, Mama ada menu terbaru lagi ya? " Ayah mencoba bertanya.

"Iya, Mama mencoba menunya untuk malam ini saja. " Ucap Mama yang bangga dengan dirinya sendiri.

"Mama luar biasa, Hebat dalam memasak. " Pujian Ayah terlontar lagi kali ini untuk Mama.

"Ara boleh membantu Mama? " Tanya Ara.

"Tidak usah anak baik. Kamu temani Ayah saja! " Suruh Mama.

Mama kemudian beranjak dari sofa sedangkan Ara berpindah di samping Ayah dan masih sambil menonton tv. Mama menuju ke dapur, dapur adalah kantor pribadi Mama setiap hari. Mama bisa menghabiskan waktu sangat lama di dapur hanya untuk mencoba menu-menu baru yang sengaja dibuat untuk Ayah ataupun Ara.

Mama pintar memasak, terkadang masakan Mama juga dibagikan kepada tetangga-tetangga di dekat rumah untuk mencicipinya.

"Ma, Ara sayurannya yang banyak ya,, " Ucap Ara dari arah dia duduk bersama Ayah.

"Oke, Nak. " Jawab Mama yang senang melihat anaknya suka sekali makan sayur.

"Oh, iya. Ma,, Ayah juga ya. " Kata Ayah juga.

"Iya, semuanya pakai sayur yang banyak. " Jawab Mama.

Mama sibuk di dapur, dan beberapa menit kemudian, Mama selesai menyelesaikan masakannya lalu membawanya dua piring untuk Ara dan Ayah terlebih dahulu.

Dari dapur dengan sangat cantik Mama membawanya.

"Ini untuk Ara dan Ayah ya,, " Kata Mama.

"Terimakasih Mama, untuk Mama mana? " Ara secara langsung bertanya karena Mama hanya membawa dua piring.

"Untuk Mama ada masih di atas meja makan. " Jawab Mama.

"Oohhh, Ara kira Mama tidak makan. " Ucap Ara sambil tersenyum.

"Iya, Ayah kira juga begitu. " Ucap Ayah juga.

Mama kembali lagi ke dapur untuk mengambil satu piring miliknya dan membawanya ke sofa depan tv dan makan bersama dengan Ayah dan Ara.

Enak dan lezat masakan Mama sangat dinikmati oleh mereka bertiga dan sangatlah lahap. Setelah makan, seperti rencana awal Mama yang akan mengecek barang-barang Ara untuk dibawa ke Korea.

Korea adalah negara impian Ara dari dulu, karena Ara sangat menyukai nuansa di sana dan banyak sekali orang-orang yang berlibur atuaupun menetap di sana. Nantinya Ara akan bekerja dan hidup sendiri tanpa didampingi Ayah dan Mama, tetapi akan banyak teman yang menjadi temannya di sana.

"Ara, mana koper dan tas kamu? " Mama bertanya sambil mencuci piring.

"Aaahh, Ara ambil sebentar di kamar. " Jawab Ara.

Langkah Ara menuju kamar dan mengambil tas beserta koper yang besok akan dibawa oleh Ara.

"Iiiihhh,,,, " Ara merasa berat dengan beban koper miliknya.

"Bisa tidak, Nak? " Ayah bertanya ketika mendengar suara Ara yang terdengar keberatan.

"Tolong Ara dong Ayah,,, " Ara berkata seperti anak kecil.

"Hahahaha, iya iya Ayah bantu sini. " Jawab Ayah.

"Hahahahahaha. " Mama hanya menertawakan wajah Ara yang lucu saat meminta tolong kepada Ayah.

"Taruh dimana? " Ayah bertanya.

"Ditengah sini saja, Ayah. " Jawab Ara.

"Oke, terimakasih Ayah. " Mama berkata dengan memberi senyum kepada Ayah.

Ara terdengar terengah-engah lelah membawa tasnya yang besar, Ayah kembali duduk dan Mama siap duduk di lantai untuk mengecek perlengkapan Ara yang ada di dalam koper dan tas sudah dibawa semua atau belum.

Mama sangat teliti dengan barang-barang yang diperlukan karena Ara akan pergi ke tempat yang jauh. jadi jika ada barang ketinggalan, dia tidak mungkin langsung kembali untuk mengambilnya.

Ara terlihat sangat bersemangat menunggu hari esok, karena Ara merasa sudah dewasa, Ara juga bisa melakukan semua sendiri dan sudah bisa mencari kehidupan sendiri. Ayah dan Mama sangat memahami hal tersebut. Ara juga ingin membanggakan kedua orang tuanya, karena cita-cita Ara sangat tinggi.