Reni menahan rasa kesalnya melihat Asep yang malah tidak memiliki rasa bersalah ataupun takut padanya, padahal sekarang dia sekarang berada di proses hukum.
"Hebat sekali kau ini. Bagaimana caranya memiliki rasa tidak takut seperti yang kau lakukan sekarang atau jangan-jangan kau menyembunyikan rasa takutmu." Reni tersenyum licik sambil menyandarkan tubuhnya di kursi.
"Untuk apa aku takut! Toh aku tidak salah, aku hanya sedang berjualan mencari nafkah untuk anak dan istriku. Dimana kesalahanku?" tanya Asep sambil mengangkat kedua tangannya yang diborgol sambil menyandarkan tubuhnya ke kursi.
"Nafkah! Anak dan istri? Kau tidak salah ucap. Bagaimana bisa kau menafkahi mereka dengan uang harammu itu?" Reni dengan wajah serius melihat Asep yang tampak tenang sekali.
"Haram?! Apa itu haram?! Aku lebih takut jika anak dan istriku tidak makan, hidup dihina, bahkan dikucilkan hanya karena kita miskin!" tegas Asep menahan rasa sedih yang ada dalam benaknya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com