webnovel

Juragan Wei

Penulis: aubu_novela
Realistis
Sedang berlangsung · 26K Dilihat
  • 10 Bab
    Konten
  • peringkat
  • N/A
    DUKUNG
Ringkasan

Juragan Wei, kisah pengusaha muda keturunan Tionghoa mata keranjang yang ber-setting 1960-an pada sebuah kota di tanah Jawa. Sebuah naskah Novel erotis yang juga hadir dalam bentuk audio. Kemiripan Nama, Kejadian dan peristiwa-walau memperhatikan keakuratan sejarah harus dibaca sebagai rekaan penulis semata dengan maksud menghibur tanpa ingin mencela atau merendahkan orang, golongan, suku dan agama tertentu.

Chapter 1Dokter Sofia Chang, Istriku

Pagi itu, aku tengah bercinta dengan istriku yang cantik.

Istriku Sofi; si Dokter cantik; Sofia Chang, wanita berkelas! Putri dari Tuan Petrus Chang Tien San, usahawan kaya raya di kota kami. Dia sangat bergairah sekali. dan aku lelaki yang beruntung!

Sofi sangatlah mencintaiku, dia begitu menikmati caraku melampiaskan nafsuku padanya. Dengan kedua kaki menjepit tubuhku, dia membuat aku sangat menyukai liang hangatnya. Tak pernah aku merasa dia menguasai aku; seperti cemooh kawan sebayaku. Pelukan dan ciumannya pada wajah dan tubuhku jelas menunjukan berharganya aku baginya.

Rintihan mesranya mengiring aku kepuncak kepuasaan ku sebagai seorang lelaki. Dia boleh sebinal lonte nakal, atau sejahat ratu yang sedang sange saat menikmatiku, tetapi ketika aku ejakulasi, Sofi adalah pemujaku. Aku selalu merindukan mulut hangatnya menghisap penisku, tak berdaya dibuatnya lemas menggelinjang kesana-kemari.

Percintaan kami yang liar di setiap pagi dalam hari-hari awal pernikahan kami, kadang membuatku berpikir bahwa inilah alasan wanita mulus, cantik dan kaya seperti dia mau menikahi keturunan orang biasa seperti aku. Sofi suka sekali dengan caraku bermain kelamin dengannya.

"Aku cinta padamu Sofi!" ujarku sebelum kembali menyusuri memeknya yang sudah kubentang dengan jemariku.

"Aduh! Koh! Berhenti yuk!" katanya menarik wajahku. Sofi teringat sesuatu yang harus dia lakukan pagi itu. "Aku harus ke rumah sakit segera!"

"Ndak boleh!" bantah ku menolak ajakannya, Aku tetap memainkan lidahku di klitorisnya.

"Koh! Jangan! Stop! Aku buru-buru nih!" Rintihnya lagi. "Aku harus ke rumah sakit! Ditunggu orang." Ujarnya memohon-mohon tapi tak kunjung selesai menyaksikan bagaimana kepalaku bergerak-gerak turun naik menikmati selangkangannya.

Aku gemar sekali menjilati kemaluannya, menyapu lembut belahan lubang nan nikmat itu. Untuk membuatnya clitorisnya semakin peka dan membengkak. Bagi Sofi, saat aku menjilati memeknya adalah lambang betapa aku sangat mencintai dan menginginkannya. Dia selalu aku buat orgasme berkali-kali.

"Jangan Koh! jangan!" ujarnya menarik kepalaku dari selangkangannya yang bergetar-getar keenakan di depan matanya. Sofi meronta ingin aku menyudahi jilatan-jilatanku. "Udah! Udah!"

Tapi aku masih belum mau juga melepaskan selangkangannya.

"Ih! kamu ini!" balasnya bernada kesal; berhasil melepaskan wajahku untuk segera mengulum kontolku. "Kamu dimulutku aja ya! Aku harus berangkat pagi ini loh koh!" katanya sebelum memaksa kontolku ejakulasi didalam mulutnya.

Wajah Sofi; selalu membuatku bangga telah menikahinya, Kecantikannya membuat iri hati banyak lelaki di berbagai lingkungan. Aku yakin mereka akan patah hati, bila melihat si cantik ini tengah mengulum kontolku, memaksanya spermaku keluar bagiku.

Tak pernah kusadari sebelumnya, melalui celah pintu kamar kami ke kamar anak kamu, Ayu, pengasuh anak kami rupanya sedang mengintip kami.

Aku terkejut menemukan bayangannya, tetapi aku tak ingin istriku tahu. Jadi sambil memperhatikan bayangan itu, kubelai kepalanya menikmati jilatan-jilatan nakalnya.

Anda Mungkin Juga Menyukai

Dzikir Cinta

"Neng, Aa boleh cium tangannya?" Asiyah mengangkat dagu perlahan, memindahkan pandangannya dari kancing baju dada suaminya menuju wajah sang suami. Pandangan mata mereka beradu, Asiyah tersipu, Salman tersenyum malu-malu. Perlahan tapi pasti Salman menggerakkan kedua tangannya yang gemetar, mengangkat lembut kedua tangan mungil istrinya yang terasa dingin. Salman mencium kedua tangan putih itu, mengecup dengan penuh cinta dan kasih, ia memindahkan kedua tangan Asiyah ke dadanya dengan masih mendekapnya dengan sebelah tangan saja. Tangan kanan Salman naik keatas ubun-ubun istrinya, Salman mulai berdoa dengan menengadahkan tangan kirinya yang masih menekan kedua tangan Asiyah didadanya. Salman berdoa khusyuk dan pelan, memohon keberkahan atas istri yang sudah Allah berikan kepadanya. "Hari ini, Aa sudah sah menjadi suami kamu, doain Aa semoga selalu bisa mendampingi kamu sampai akhirnya kita berjumpa di Jannah Allah nanti ya, kalaupun andai akhirnya maut yang memisahkan kita, Aa gak akan melarang kamu buat nikah lagi ya. Karena Aa sayang kamu karena Allah" Assalamu 'alaikum Jazakumullahu khoir untuk para pembaca Di next novel ini akan bercerita tentang pemeran utama Asiyah Abdullah yang terpaksa bercerai dengan suaminya yang soelh karena sesuatu. Akankah ia mendapatkan jodoh yang lebih baik dari Allah? Nantikan lanjutan kisahnya ya. Novelnya sudah selesai, akan di posting part demi part karena beberapa bagian masih proses revisi sedikit. Jazakumullahu khoiron 

RirinPutriAbdullah · Realistis
5.0
22 Chs