Hari ini aku kembali berangkat. Ugh...rasanya masih mengantuk tapi apalah dayaku? Jam 7 kurang 15 menit aku sudah di jalan untuk menunggu angkot yang akan mengantar ku sampai di Laris lalu aku kembali menaiki Prona/Bus mini sampai di Kampus Undaris, Ungaran.
Setelah menghabiskan beberapa waktu akhirnya aku sampai pukul 8 kurang 15 menit.
"Hoaaam..." kukucek mataku karna tadi di Prona aku ketiduran saking ngantuknya. Sampai di pintu masuk toilet perempuan aku masih belum sepenuhnya sadar. Dan...
Brukkk!!
Tanpa sengaja, aku tersandung tangga kecil depan toilet.
-
Waktu menunjukkan pukul 8 kurang 15, aku yg sedang berjalan-jalan disekitar tiba-tiba melihat seorang gadis yang memakai seragam pegawai terjatuh di dekat tangga kecil di depan toilet. Jujur saja aku segan untuk menghampirinya, karena dia seorang gadis. Bisa-bisa aku dituduh pelecehan seksual jika mencoba membantunya. Mungkin lebih baik aku abaikan saja, maaf. Aku pun berjalan cuek mengabaikan gadis yg terjatuh itu, yah tampaknya ia terlihat baik baik saja jadi aku tidak perlu menolongnya
-
_'Kusso! Masih pagi dah kena sial!'_ umpatku dalam hati.
Aku segera berdiri dan merapikan jaketku yang kotor terkena tanah. Mataku melirik sekitar dan...
*Deg*
_'Omaigat!! Ada orang, dia tadi liat aku jatuh ga ya?!! Mau taruh dimana mukaku ini?'_ batinku panik sendiri saking malunya.
"Ah, tapi dia berlalu begitu saja, sepertinya dia cowok yang waktu itu. Tapi kalo liat ga pasti mengenaliku si," ujarku cuek lalu memasuki toilet untuk merapikan rambut.
-
Sekarang waktu telah menunjukkan pukul 9 pagi. Aku bergegas ke lantai satu hotel untuk sarapan pagi di resto. Temanku tidak ikut bersamaku karena dia masih tertidur pulas akibat begadang kemarin malam. Singkat cerita aku pun segera sarapan di resto hotel itu.
-
Setelah bersiap-siap aku segera ke ruangan laundry dan bertemu rekan 1 sekolah denganku. Sekitar pukul 9 kami naik ke lantai 2 untuk make-up room.
-
Setelah selesai sarapan, aku pergi ke toilet untuk buang air kecil. Tiba-tiba kacamataku berembun karena nafasku dibalik masker. Tapi karena itu hal biasa aku tidak begitu mempermasalahkannya, lalu aku masuk ke toilet yang ternyata itu adalah toilet cewek.
Aku salah masuk toilet karena disaat aku melihat tanda toilet nya aku mengira itu tanda toilet laki-laki, akibat kacamataku yg berembun aku jadi tidak bisa melihat dengan jelas dan berakibat salah masuk toilet. Dan di dalam toilet itu ada seorang gadis chibi(pendek) yang jatuh tadi pagi, aku mengingatnya karena tubuhnya agak pendek dari manusia pada umumnya.
-
Gara-gara make-up room 6 kamar, mukaku jadi berminyak. Itu sangat ngga nyaman bagiku, aku segera turun untuk cuci muka setelah tidak ada guest yang check-out untuk sementara waktu.
Aku segera membasuh wajahku, tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka. Ku pikir Itu seorang pegawai hotel/tamu. Tetapi saat kubuka mataku, pemandangan yang sudah tiga kali kutemui.
"Eh?" hanya dua patah kata itu yang keluar dari mulutku.
-
Aku yang salah masuk toilet hanya bisa terdiam saat melihat ada seorang gadis di dalamnya, apalagi gadis itu sudah kutemui beberapa waktu yg lalu.
_'Oke, sepertinya aku akan terkena tuduhan pelecehan seksual atau penjahat kelamin._' ucapku dalam batin.
Disaat itu aku terpikir beberapa pilihan, pilihan pertama : aku tetap diam dan menjelaskan kesalahpahaman, pilihan kedua : aku kabur saja, tapi resiko nya akan dituduh penjahat kelamin atau apapun itu. Karena belum tentu gadis itu akan mendengarkan penjelasanku, maka aku memilih pilihan kedua.
Aku menyiapkan mentalku dan langsung berbalik badan dan kabur dari situasi itu, tampaknya gadis itu juga kaget dengan kehadiranku. Sebelum dia berteriak aku memutuskan kabur dengan menggunakan skill berlariku yg sangat cepat di saat kondisi darurat.
-
Aku terdiam, menatapnya dari pantulan kaca. Wajahnya terlihat panik dan sepertinya ingin kabur.
*Bets!*
"Cho-chotto matte!" kataku sambil menarik ujung jaketnya.
_'Arghh, kebiasaan burukku keluar! Gawat, dia kan tamu.'_
"Maksud saya, tunggu sebentar!" ucapku masih menahan langkah cowok itu.
-
_Eh? Bahasa wibu? Gadis ini wibu? Tidak, bukan itu masalahnya. Masalahnya kenapa dia menark ujung jaketku, sial._
Aku semakin panik karena tiba-tiba gadis itu menarik ujung jaketku. Situasi ini seakan-akan sudah tidak bisa dihindari lagi, hanya tinggal menunggu waktu hingga aku ditangkap polisi sepertinya. Aku sudah pasrah akan nasibku saat ini
-
"Maaf, Anda menjatuhkan kartu Anda, mas," jelasku sambil menyerahkan kartu kepada cowok itu yang kelihatannya benar-benar ingin kabur.
Segera mungkin aku melepaskan tarikkanku, "Maaf telah membuat Anda terkejut."
Aku menundukkan kepalaku singkat seperti yang sering kulakukan.
-
"H-hmm, a-ah makasih..."
_'Sial, ngapa kartu vaksin ku jatuh segala. Apa yg harus kulakukan sekarang? Dia sepertinya tidak akan menuduhku penjahat kelamin. Apa aku jelasin aja ya? Tidak, aku akan tetap kabur_.'
"Maaf dan adios!" ucapku padanya.
Aku pun berhasil kabur karena gadis itu sudah tidak memegang ujung jaketku. Dia tampaknya tercengang karena aku kabur begitu saja
-
"Ah, ya sama-" perkataan ku terputus saat tiba-tiba cowok itu berlari kabur.
Aku langsung melihat wajahku ke cermin, hm...pantas saja, mungkin dia takut karna rambutku agak acak-acakan.
_'Menarik juga,'_
Tanpa berpikir panjang aku kembali naik ke lantai 2 untuk membantu make-up room.