webnovel

Kekhawatiran seorang Ibu

"Jadi, dunia apa yang akan kita tuju?"

Asheel duduk bersila dalam kehampaan saat di pangkuannya terdapat Phina yang bersandar di tubuhnya. Meski dalam posisi lotus, dia dan Sera yang tiduran di sampingnya sedang dalam kecepatan yang jauh melebihi kecepatan cahaya.

Keluarga kecil itu sedang bepergian melalui lubang cacing yang diciptakan dengan sengaja.

Lubang cacing yang bahkan bisa memengaruhi Omniverse memiliki fungsi untuk mengacaukan ruang dan waktu suatu dimensi.

Mereka hanya sedang memanfaatkan fakta itu. Dengan kekuatan Asheel, sangat mudah untuk mengacaukan ruang dan waktu agar lubang cacing bisa tercipta.

Sera yang tampak mengantuk di sampingnya tidak membalas perkataan Asheel, hanya diam-diam berdoa agar dia bisa menemukan solusi untuk anaknya yang aneh itu.

Menurutnya, antara Phina bisa mengekspresikan dirinya dengan benar atau tidak, dia tidak peduli. Tapi dia harus memanfaatkan hal itu untuk mencari kebahagiaan bagi Phina.

Sesuatu yang benar-benar membuat Phina sangat berminat dan berantusias. Dia tidak ingin Phina menjadi seperti Asheel atau dirinya, yang mana kehidupan keduanya sangat monoton namun tidak teratur.

Dia tidak ingin Phina memiliki kehidupan yang puas hanya karena kebersamaan. Tapi sejak awal, dia tidak ingin putrinya menempuh jalan yang dia mau, yang mana itu akan terlalu mematuhi perkataan Ibunya.

Penjelasan itu sangat rumit.

Sementara Sera ingin kebebasan dalam berperasaan untuk putrinya, tapi pada saat yang sama dia juga ingin Phina menjadi orang yang memiliki tujuan dalam hidupnya.

Terlahir menjadi Dewa sudah ditakdirkan untuk memiliki kehidupan yang bosan.

Untuk seseorang seperti Asheel dan Sera, dengan kekuatan mereka, hal apapun yang mereka inginkan bisa didapatkan dengan mudah.

Alasan itu juga yang membuat Asheel menikmati perannya dalam menjalani kehidupan fana. Tidak ada keinginan yang terlalu harus dicapai, mereka juga tidak terburu-buru karena umur panjang mereka.

Tapi Phina berbeda, dia baru saja memulai kisahnya sendiri, cerita kehidupannya. Itu tidak bisa diakhiri dengan kehidupannya yang tiba-tiba mengalami stagnasi.

Kisah kehidupan yang hanya mengandung satu warna sangat tidak menarik, kehidupan seseorang harus memiliki banyak warna yang dilalui.

Sebenarnya Sera hanya terlalu cemas pada masa depan Phina, yang mana dia tidak ingin putrinya itu menjadi seperti dirinya yang kehidupan kesehariannya berprofesi sebagai pengangguran kaya.

Sera hanya terlalu egois, oleh karena itu dia tidak boleh merealisasikan apa yang ada di pikirannya tersebut. Bagaimanapun, masa depan putrinya tidak terbatas.

Biarkan Phina menempuh jalan yang dia mau, bahkan jika itu mirip seperti Asheel, dia ...

Dia tiba-tiba ragu-ragu, menyadari jika masih mendingan jika Phina tumbuh menjadi seorang pemalas seperti dia ketimbang Asheel yang tidak ragu-ragu untuk menghancurkan dunia agar kepuasannya terpenuhi.

Keberadaan Asheel saat ini sudah memicu dendam dan kebencian banyak orang, karma negatif dan dosanya memiliki jumlah yang tak terhitung jumlahnya. Jika Asheel masih terikat oleh hal-hal seperti itu, maka dia dapat dipastikan akan mati karena penyimpangan yang disebabkan oleh segala perbuatannya sendiri.

Tubuhnya sudah mengandung terlalu banyak kebencian, dari berbagai orang yang telah dia celakai, orang-orang yang dunianya hancur karena dia, orang-orang yang kehilangan semuanya berkat dia, bahkan saat mendengar dongeng tentangnya, orang sudah bisa menumbuhkan semacam kebencian padanya.

Sejarah yang Asheel bangun secara tidak langsung sudah menciptakan kebencian abadi. Dibangun dari berbagai era dan generasi, hanya mendengar tentang namanya, kebencian itu sudah mengakar dan tidak bisa dibersihkan. Hanya orang-orang sinting seperti Outer God yang akan menyembahnya saat mereka bahkan sudah tahu kebenaran tentangnya.

Selain rasa sakit yang tak ada habisnya, Asheel juga harus menderita karena dosa yang telah dia kumpulkan selama ini. Hanya saja dia selalu tidak peduli tentang itu karena memang hal tersebut tidak berpengaruh banyak padanya.

Asheel hanya peduli pada kehidupannya sendiri. Seorang setingkat Dewa Omniverse yang hidup di Alam Fana memang sudah tak wajar, tapi karena Alam Fana itu memang diciptakan dengan tujuan untuk menahannya, maka hal itu akan dipaksa untuk menjadi masuk akal.

Karena seorang Dewa tidak mempunyai hak untuk turun langsung ke dunia fana, oleh karena itu mereka biasanya membutuhkan seorang utusan atau avatar yang mereka pilih.

Bahkan Supreme One tidak terlalu ingin mencampuri dunia kehidupan yang telah dia ciptakan.

Hanya seseorang yang bosan seperti Asheel dan Sera yang akan menjadikan High Abyss sebagai tempat jalan-jalan mereka.

Pada saat ini, Sera yang merasa akan sampai di tempat tujuannya, memutuskan untuk memberitahu:

"Outer God yang akan kita musnahkan kali ini merupakan seorang konstelasi. Yang berarti dia memiliki wilayah di bawah kekuasaannya."

Asheel memiliki ekspresi senang saat menyisiri rambut putrinya menggunakan celah pada jari-jarinya. "Kita hancurkan saja bersamaan dengan seluruh wilayahnya."

Sera hampir memutar matanya, "Kebiasaan burukmu, Asheel."

Melihat Asheel masih asik sendiri, Sera kemudian menatap Phina yang sama sekali tidak penasaran dengan seluruh perjalannya kali ini. Tatapannya masih mengembangkan kebosanan yang sama.

Sera menjadi tampak prihatin, tapi dia hanya bisa menekan perasaan cemas itu.

Tidak lama kemudian, mereka sampai di tempat tujuannya.

Sebuah planet berbatu dan tandus, dengan segala macam kekeringan di mana-mana. Tanahnya saja memancarkan bau besi yang tajam, dengan segala macam kekerasan yang ada.

"Kau yakin ini tempat yang baik untuk piknik?" Asheel mengungkapkan keraguannya.

Saat ini, Phina sedang berada di gendongan lengannya, yang mana dia bisa melihat sekeliling dari tempat yang lebih tinggi.

Sera menggelengkan kepalanya dengan menyesal, "Aku salah memilih tempat, Ayah tidak mengatakan apapun sebelumnya."

"Lupakan saja, kita selesaikan ini dengan cepat dan segera pergi ke dimensi lain untuk mencari lokasi yang lebih baik."

Sera mengangguk, menyetujuinya.

"Seharusnya Outer God kali ini sangat kuat." Asheel mulai berbicara saat mereka mulai melayang dengan cepat.

"Salah satu yang terkuat di Alam ini, dia tidak ikut mencari peluang dengan Tuan Muda Yogghgod, makanya dia tidak hadir saat itu. Yah, ini hanya sisa-sisa Outer God kuat yang ada."

"Saat mendengar jika Outer God yang lain tidak kembali dari mengikutinya, apakah dia tidak kabur? Kebanggaannya pasti sangat besar karena masih berani berada dalam wilayahnya."

Sera mengangguk, "Benar sekali, tapi Outer God yang tersisa sudah tidak lagi menjadi ancaman. Seluruh makhluk di Omniverse sudah dicuci otak oleh D, sisa-sisa Outer God hanya seperti kelompok penjahat saat ini."

Seperti yang telah direncanakan Supreme One sebelumnya, Administrator D menghapus teknik untuk menyerap inti dimensi dari sejarah Omniverse. Administrator D bahkan bisa membajak aturan Dao Surgawi, dan menggunakan sarana itu, dia mampu memengaruhi semua makhluk.

Fakta yang lebih mengejutkannya lagi, teknik menyerap dimensi sebenarnya berasal dari Administrator D yang tidak sengaja bocor saat dia pertama kali mengungkapkan dirinya hingga mengguncang seluruh alam semesta.

Teknik itu juga teknik yang sama yang digunakan Meido untuk memiliki kekuatan triliunan dimensi.

Jika di High Abyss, teknik itu disebut Devouring Heaven God, yang mana Teknik itu sangat menakutkan karena tidak hanya bisa menyerap dimensi, tapi juga bisa menyerap konstitusi fisik orang lain, basis budidaya mereka, dan esensi dari semua makhluk.

Jika dimensi bisa, bagaimana dengan eksistensi lainnya? Jika seseorang menggunakan teknik itu untui menyerap konstitusi orang lain, maka orang itu akan merebut bakat dan fisiknya, memeras esensinya untuk digunakan diri sendiri.

Teknik itu sangat tabu karena setiap kali seseorang menggunakannya, maka orang itu akan menjadi musuh seluruh dunia.

Dengan alasan itulah para Outer God menjadi orang yang tertutup dan tersembunyi, hanya bergerak dalam bayang-bayang Omniverse. Sebagian juga masih muncul di dunia luar dengan identitas lain.

Seperti para pengikut yang mengikuti Tuan Muda Yogghgod dalam ekspedisinya membasmi Chaos, jika bukan Administrator D dan Surpeme One menghasut mereka dari balik layar, banyak dari mereka bahkan tidak akan bergerak.

Bab berikutnya