Danau Calisbury.
Di atas permukaan danau, bentrokan yang sangat mengerikan terjadi.
Dua sosok, dengan sosok hitam dan kuning saling bertabrakan beradu senjata dan pukulan mereka.
Sosok hitam memiliki penampilan pria berambut hitam panjang, terdapat simbol iblis di wajahnya, memiliki tubuh berotot, dan mengenakan zirah gelap dengan 10 simbol «Perintah» di dadanya. Dia adalah Raja Iblis yang menggunakan tubuh Zeldris untuk bisa mempertahankan keberadaannya di Britannia.
Di sisi lain, sosok lainnya adalah bocah berambut pirang, menampilkan tubuh berotot, dan menggenggam Pedang Iblis Lostvayne di tangannya. Siapa lagi jika bukan Meliodas, putra Raja Iblis.
Ayah dan anak itu bertarung hingga menggetarkan atsmosfer dunia. Jika bukan karena lokasi mereka bentrok berada di atas Danau Calisbury, daratan pasti sudah rata dan bisa dipastikan akan terjadi bencana dimana-mana.
Raja Iblis membangun koneksi dengan Danau Calisbury, yang mana menjadi pusat leyline Britannia berada. Dengan begitu, Raja Iblis bisa mendapat kekuatan sihir tak terbatas.
Sebelumnya, Raja Iblis berniat menyandra Elizabeth dan mengejek Meliodas karena membawa beban dalam pertarungan mereka, tapi sayangnya dia melupakan siapa itu Elizabeth.
Elizabeth adalah salah satu orang yang mampu bertahan saat perang melawan Outsider, dan meski Raja Iblis pernah berada dipihaknya saat itu, tetap saja apa yang dilakukan Raja Iblis kali ini sangat keterlaluan baginya hingga dia tidak akan ragu lagi melawannya.
Apalagi, Elizabeth adalah wanita paling pemberani karena mampu berhadap-hadapan dengan Penguasa Kekacauan, tentu saja ancaman Raja Iblis bukan apa-apa baginya.
Elizabeth langsung melepaskan «Ark: Retsu» yang menjebak Raja Iblis dan memindahkannya, dengan Elizabeth sendiri mampu lolos dari genggamannya dengan mudah.
Sekarang, terjadilah pertempuran yang sebenarnya.
Kegelapan dalam diri Raja Iblis mulai menyatu lebih jauh dengan Zeldris, menyebabkan penampilannya menua.
Setiap gerakan Raja Iblis mampu mengacaukan permukaan Danau Calisbury, dan itu cukup untuk membuat Meliodas tidak bisa menapakkan kakinya ke permukaan dan pada akhirnya tenggelam.
Tapi Meliodas tiba-tiba muncul dari bawahnya dan meninju dagunya. Keduanya mulai beradu senjata dan pukulan sekali lagi, dengan Meliodas berusaha menyadarkan Zeldris. Tapi itu hanya sia-sia karena Zeldris sudah diperdaya oleh Raja Iblis dengan menampilkan ilusi Gelda yang memanjakannya.
Setelah itu, Meliodas perlahan mulai menunjukkan kemampuan aslinya, namun tetap tidak menggunakan kekuatan Raja Iblis miliknya, melainkan hanya menunjukkan tanda iblis di wajahnya.
Dia memasuki Assault Mode!
Seolah belum cukup, retakan ungu muncul di kedua lengan dan kakinya. Retakan itu seperti rune, karena gemerlap di tubuhnya yang indah.
"Meliodas, itu...!" Elizabeth terkejut ketika melihat perubahannya.
Raja Iblis mengerutkan kening, dan seolah tidak ingin membuang waktu lagi, dia hanya bisa mendecakkan lidahnya dan langsung mengeluarkan kemampuannya:
"«Gokumon-tou»!"
Pedang kegelapan yang membara muncul dari telapakan tangannya, dan Raja Iblis mengayunkannya ke bawah.
Tangan yang bebas digunakan untuk memanggil «Dark Army» untuk digunakan sebagai umpan meriam, tapi sayangnya Elizabeth yang peka langsung menggunakan «Ark» untuk memurnikan makhluk panggilannya, membuatnya musnah menjadi debu.
Meliodas membalas serangan Raja Iblis dengan «Teknik Kombinasi: Kamigui» yang berasal dari «Kamichigiri» milik Meliodas dan Elizabeth yang melapisi serangannya dengan «Enchant: Ark».
Raja Iblis dan Meliodas bentrok, tapi terlihat jelas jika Meliodas unggul kali ini. Karena melawan Raja Iblis berarti juga bisa melukai Zeldris, Meliodas menahan diri setiap kali dia akan menggores Raja Iblis.
Satu-satunya yang bisa diandalkan adalah sihir «Ark» milik Elizabeth, yang mana mampu memurnikan jiwa dari kesurupan.
Raja Iblis mulai berdarah, tepatnya yang berdarah adalah tubuh milik Zeldris. Kendali tubuhnya mulai melemah, tapi saat itulah ilusi Gelda pada Zeldris mulai bekerja.
Sekali lagi, kegelapan Raja Iblis semakin meresapi tubuhnya. Ukurannya menjadi raksasa, zirahnya tampak lebih mengintimidasi, penampilannya lebih tua hingga tampak paruh baya berjenggot, tanda iblisnya juga mulai memenuhi wajahnya, dan terakhir terdapat katana raksasa di tangannya.
Disebut raksasa karena ukuran Raja Iblis sendiri sangat besar dan karena itu katana secara otomatis menyesuaikan ukurannya.
Setelah berubah, serangan Raja Iblis menjadi lebih dahsyat, dengan setiap ayunan pedangnya mampu membelah permukaan air danau menjadi dua.
Meliodas dan Elizabeth harus berusaha agar bisa menyeimbangkan dirinya.
Saat Raja Iblis akan memanfaatkan kesempatan itu untuk menyerang, tiba-tiba dirinya terkena serangan bola api.
Serangan itu diikuti oleh beberapa bongkahan daging yang berjatuhan, yang jika dilihat lebih teliti lagi, daging itu ternyata adalah bagian tubuh Indura yang termutilasi.
Ban, Diane, King, Merlin, dan Gowther muncul dari atasnya.
"Apa?!" Raja Iblis terkejut dengan kemunculan 5 sosok lainnya yang tiba-tiba.
Dengan kedatangan hampir seluruh anggota Tujuh Dosa Mematikan, ronde kedua pertarungan ini telah dimulai!
Setelah beberapa drama Meliodas dan Dosa lainnya, mereka mulai bentrok sekali lagi.
Tepatnya yang benar-benar bertarung adalah King dan Ban. Meliodas membuat rencana bersama Gowther untuk menggunakan «Invasion» pada Raja Iblis. Dan berkat perlawanan King dan Ban, rencana itu berhasil, menyebabkan Meliodas dan Gowther memasuki alam jiwa Zeldris yang sudah diambil alih oleh Raja Iblis.
Keduanya mendapat cobaan saat menjelajahi alam jiwa Zeldris. Sementara yang di dunia nyata Tujuh Dosa Mematikan bentrok melawan Raja Iblis, Meliodas dan Gowther dipusingkan dengan banyaknya Zeldris yang ada di alam jiwa.
Sebelumnya tipuan yang menggunakan ilusi Gelda telah teratasi, dan Raja Iblis membuat upaya lain untuk mempertahankan wadahnya, yaitu dengan menciptakan klon Zeldris yang terhubung dengan kesadaran asli Zeldris itu sendiri. Jika Meliodas salah menyentuh Zeldris yang asli di sana, maka dia akan ditendang dari alam jiwanya.
Contohnya seperti Gowther yang keluar setelah mengorbankan diri agar Meliodas bisa tetap berada di sana.
Saat berada jalan buntu itulah Gelda tiba-tiba muncul di belakang Raja Iblis dan menggigit lehernya. Raja Iblis bereaksi dengan memutus kepala Gelda dari tubuhnya.
Saat semua orang tidak tahan menyaksikan kekejaman itu, suara Gelda terdengar. Mereka benar-benar meremehkan regenerasi seorang vampir, apalagi setelah Gelda baru saja menyedot darah Zeldris.
Tujuan Gelda menyedot darahnya bukan itu saja, tapi memanfaatkan kemampuan hubungan darah yang dimiliki Klan Vampir untuk tubuh spiritualnya bisa masuk ke alam jiwa Zeldris.
Dengan Gelda disana, dia dapat menemukan Zeldris yang asli dengan mudah, yang kemudian semua klon Zeldris beralih ke sosok asli mereka dan menyerang Gelda, tapi Meliodas menangkisnya dan menghancurkan semua klon itu.
Gara-gara itu juga, Meliodas harus keluar dari alam jiwanya. Sekarang, terserah Zeldris dengan bagaimana dia melawan Raja Iblis di alam jiwanya sendiri. Tentu saja, Zeldris bisa merasa yakin karena keberadaan Meliodas yang membantunya dan yang paling penting adalah bisa bertemu dengan Gelda kembali, dan dengan Gelda bertarung di sisinya, dia menjadi lebih percaya diri.
Saat Meliodas kesadaran telah kembali, situasi pertarungan mulai genting. Karena yang bisa menyamai fisik Raja Iblis hanyalah Ban, terpaksa Dosa Rubah itu harus menjadi petarung yang bentrok langsung dengan Raja Iblis.
Apalagi setelah keabadian Ban diberikan ke Elaine, karakteristik Ban si zombie sudah tidak ada lagi.
Merlin, Diane, dan Elizabeth awalnya bertugas melindungi Meliodas, Gowther, atau Gelda yang tidak tubuhnya tidak aktif karena kesadarannya serang berada di tempat lain. «Perfect Cube» digunakan sebagai tempat berlindung mereka, dan harus diakui itu cukup kokoh karena mampu bertahan sejauh ini.
Karena Gowther sadar lebih awal, dia mulai membantu pertarungan. Elizabeth memaksa Merlin untuk membuka «Perfect Cube», dan Merlin menyetujuinya karena Elizabeth berniat menggunakan «Invigorate» pada semua orang.
Situasinya sungguh genting saat itu. Semua tiba-tiba orang terpecah, dan formasi Tujuh Dosa Mematikan hancur karena lonjakan arus air yang terpengaruh oleh gelombang kekuatan Raja Iblis.
Elizabeth yang tidak pandai dalam pertarungan fisik hanya bisa tenggelam dan terombang ambing oleh ombak, tapi untunglah Meliodas datang tepat waktu dan mampu menyelamatkannya.
Merlin bertanya-tanya apakah Asheel bisa tidur nyenyak saat ini, karena lokasi pertarungan terjadi adalah tepat di atasnya. Dia juga penasaran apakah Lady of the Lake akan keluar. Pertarungan sudah berjalan sejauh ini, tapi wanita itu sama sekali tidak menampakkan dirinya.
Kemudian, Diane meminta Merlin untuk mengembalikan ukuran tubuhnya. Setelah mengungkapkan kekagumannya pada keberanian Elizabeth, Diane memulai tarian raksasanya.
Tiba-tiba tanah pada pinggiran danau mulai pecah, retakan menjalar hingga ke pegunungan di sekitarnya, dan danau itu sendiri terbelah menjadi air terjun.
Diane menggunakan kemampuan pamungkasnya, yaitu «Mother Creation».
Sekarang Merlin benar-benar khawatir apakah ruang bawah tanah tempat Asheel beristirahat akan runtuh karena tertimpa longsor.
Tidak ada yang mengetahui kekhawatirannya karena bumi terus bergetar saat tanah dan bebatuan yang runtuh digunakan untuk membangun platform tanah putih yang sangat luas, terlalu luas dan tebal hingga menutupi Danau Calisbury sepenuhnya.
Diane membangunnya tepat di atas permukaan Danau Calisbury dengan tujuan untuk memisahkan hubungan Raja Iblis dengan Leyline, dan dengan begitu Raja Iblis tidak bisa lagi mengakses kekuatan sihir tanpa batas itu.
Tentu saja Raja Iblis sangat marah karena kehilangan sumber kekuatannya, dan karena itu dia mulai memaksa kegelapannya meresapi tubuh Zeldris lebih jauh lagi, membuat fisiknya semakin kuat.
Setelah Raja Iblis menjadi begitu kuat, fisiknya bahkan lebih kuat jika dibandingkan dengan saat masih berada dalam tubuh Meliodas, yang bisa menandinginya saat ini hanyalah Meliodas bersama Aura Kekacauan miliknya.
"Sepertinya tidak ada pilihan lain lagi, aku akan maju! Ini bukan seperti masa lalu saat aku memperlakukan Zeldris dengan dingin, dan sekarang aku akan memaksanya keluar dengan tinjuku!"
Meliodas sudah menetapkan tekadnya, dan berniat habis-habisan kali ini, tetapi...
"«Seiken: Escanor»!"
Sebuah tangan yang membelah udara, memaksa tekanan angin mendidih. Itu berhasil memblokir kegelapan Raja Iblis yang menargetkan mereka.
"Wahai Pahlawan yang memiliki tujuh luka yang terukir di hati kalian. Baik rasa takut maupun putus asa tidak pernah menguasai hati kalian. Apa yang kalian miliki adalah keberanian, harga diri, dan juga persahabatan. Dipermainkan oleh takdir, membuatku sempat ingin menyerah pada hidup ini. Tapi sekarang, aku bersyukur atas takdirku. Karena aku bsa mempertaruhkan nyawa demi teman tercintaku dengan gagah berani."
"Escanor!" Semua orang langsung berseru dengan kedatangannya.
Meliodas menyuruhnya kembali, tapi Escanor bersikeras dan akan menganggap ini sebagai pertempuran terakhirnya, karena itu dia akan mati dengan terhormat.
Pertarungan di mulai dengan Escanor dan Raja Iblis yang berukuran raksasa itu adu pukul satu sama lain, hingga beberapa saat kemudian, Escanor memasuki mode «The One» dan mulai unggul melawan Raja Iblis.
Pertarungan monster terjadi. Tanah yang diciptakan oleh Diane langsung meleleh dimanapun Escanor menginjakkan kakinya.
Seluruh tubuhnya diselimuti api panas, hingga udara disekitarnya naik ke tingkat yang sangat keterlaluan. Hanya cahaya itu saja sudah mampu menerangi bumi sebagai pengganti matahari.
Semua orang, bahkan Merlin yang percaya diri dengan pengendalian keseimbangan tubuh agar bisa melayang dengan dipadukan sihir gravitasinya dibuat miring! Dia tidak bisa menangani tekanan yang dibawa oleh bentrokan dua monster itu.
Bukan hanya dia saja, bahkan Ban dan Meliodas tidak bisa terlalu dekat dengan keduanya, karena entah mengapa disaat-saat terakhir ini Escanor menjadi sangat kuat!
Seolah dia adalah reinkarnasi dari matahari itu sendiri, cahaya terakhir inilah yang memaksanya mengeluarkan segala yang dia punya untuk bertarung dengan teman-temannya.
Jika Merlin tahu apa yang ada dipikirannya, dia pasti akan menganggap Escanor terlalu putus asa. Merlin sendiri sudah berniat memulihkan tubuh Escanor, tentu saja dia tidak bisa melakukannya sendiri dan dia berniat meminta bantuan Asheel setelah acara ini.
Tapi rasanya sangat canggung untuk memberi jalan keluar setelah menyaksikan tekad Escanor yang sudah siap mati.
Selagi mereka berusaha berlindung dari tekanan yang dibawa oleh duel itu, waktu satu menit sudah habis untuk Escanor.
Tangan Raja Iblis sudah menikam dadanya, tapi anehnya dia tidak bisa menarik tangannya lagi.
Semua orang khawatir melihat adegan itu, tapi perlahan-lahan mereka menemukan keanehan pada Escanor.
Api yang mengelilingi Escanor tidak padam, ototnya tidak menyusut. Sebaliknya, api itu menjadi lebih membara dan lebih panas, ototnya membengkak hingga kulitnya mendesis kemerahan. Rambutnya bahkan menyatu dengan api saat setiap helainya berkibar melawan arus gravitasi.
"Apa yang terjadi? Kenapa Escanor masih dalam wujud itu?" Diane berseru dengan keheranan.
Pertanyaannya mewakili semua rasa penasaran teman-temannya.
Tapi ekspresi Merlin langsung jatuh ketika melihat apa yang akan dilakukan Escanor.
Meliodas juga sama, dia menyuarakan kebenarannya: "Itu bukan lagi «Sunshine»... Escanor ...dia menggunakan kekuatan hidupnya untuk melakukannya....!"
«The One: Ultimate».
Itu adalah saat Escanor mengorbankan kekuatan hidupnya sendiri untuk mengakses kekuatan «Sunshine».
"Meliodas!"
Sesi linglung Meliodas langsung buyar ketika mendengar teriakan marah Merlin. Dia hanya bisa menoleh dengan keterkejutan di wajahnya.
"Cepat selamatkan Escanor! Beri waktu untukku mendekatinya!" Merlin berkata dengan nada memerintah.