webnovel

Glutonny

Mendengar Merlin terdengar sangat marah saat ini, semua orang terkejut dan bingung karena ini adalah pertama kalinya Merlin begitu ekspresif.

"Merlin-san...?!" Escanor sendiri hanya mengengok ke belakang dengan bingung.

"Meliodas." Merlin tentu saja tidak mendengarkannya karena fokusnya berada pada bocah pirang yang merupakan kaptennya. Dia menyebut namanya dengan dingin. "Urus orang tua bodoh itu terlebih dahulu...!"

"Yes, maam!" Meliodas terlihat ketakutan saat dia langsung melesat menghadapi Raja Iblis seorang diri.

Merlin lalu melayang mendekati Escanor. "Escanor, menurutmu apa yang sedang kau lakukan?!"

"....." Escanor tidak memahami apa yang direncanakan oleh Merlin. Ekspresinya hanya bisa ternganga saat dia melihatnya dengan jelas wajah Merlin tepat didepan mukanya sendiri.

Tapi Merlin sedang melototinya saat ini.

Kenapa Merlin begitu ekspresif? Yah, dia masih manusia, dan meski menjadi abadi sekalipun dia masih belum kehilangan semua kemanusiaannya.

Semua emosi yang dia rasakan selama penelitian, selama kesehariannya bersama Ophis dan Galla, semua rasa frustasinya...

Dia hanya menyembunyikannya dengan baik.

Berbeda dengan naskah aslinya, Merlin versi saat ini sudah mendapat kasih sayang pada masa kecilnya yang sangat dia butuhkan. Dia juga agak nakal waktu itu, dan jika tiba-tiba diharuskan menjaga citranya didepan orang lain, tentu saja dia tidak akan pernah membiarkan orang lain mengetahui dirinya yang sebenarnya.

Seperti saat ini, semua emosi dan rasa frustasi yang dia alami selama ini tampaknya meledak. Hanya melihat semua kebodohan yang terpapar didepan matanya sementara dia tidak diijinkan melakukan apa-apa, itu hampir membuatnya tertawa.

"Dengar, Escanor...." Merlin mendekatkan mulutnya ke telinga milik pria penuh kebanggaan itu. "Kau adalah calon spesimenku yang berharga, tidak akan kubiarkan kau mati sebelum mendapat ijinku...!"

Mata Escanor membelalak, pupilnya bergetar, tapi itu hanya untuk sesaat sebelum ekspresinya menjadi normal.

Semua orang yang menyaksikan bingung dengan reaksi Escanor, tentu saja mereka penasaran dengan apa yang dikatakan Merlin padanya.

Escanor akhirnya tersenyum atas perkataan Merlin sebelumnya. "Terserah kamu, Merlin-san. Kurasa ini saatnya aku menawarkan hidupku padamu."

"Sayangnya aku tidak membutuhkan anjing yang akan membuntutiku setiap saat." Merlin menyipitkan mata saat dia mengulurkan tangannya ke Escanor.

Sebuah ular ungu bening muncul dan merambat melalui tangan Merlin, sebelum sampai ke Escanor dan menyebar ke tubuhnya.

"Ini adalah item berharga milikku, sampai aku menggunakannya untukmu, huhh... rasanya sayang tapi tidak ada pilihan lain lagi." Merlin menghela napas.

Tubuh Escanor tiba-tiba dililit oleh tato ular di segala penjuru tubuhnya. Meski tubuhnya masih terbakar, ular itu seperti mengabaikan suhu panas saat masih merambat ke segala arah.

Klek!

Seolah semua ular sudah menempati posisi yang pas, tubuh Escanor bersinar keunguan.

"Ular itu berisi energi milik Ophis, gunakan energi didalamnya sebagai pengganti kekuatan hidupmu sendiri." Merlin meninggalkan kalimat itu saat dia melayang mundur dan langsung merapalkan sihir dingin pada tubuhnya sendiri. Berada di dekat Escanor tepat pada tengah hari membuatnya gerah.

"Merlin, apa yang kau lakukan pada Escanor-sama?" Elizabeth bertanya dengan curiga.

Semua orang juga menatap ke arahnya.

"Aku menyelamatkan hidupnya," jawab Merlin acuh tak acuh.

Jika Merlin bicara begitu, maka mereka hanya akan memakluminya seperti biasanya. Tapi kejadian ini akan menimbulkan kesalahpahaman lain, mereka menjadi mengira Merlin punya perasaan pada Escanor.

Padahal Merlin sejak awal tidak akan membiarkan kelompoknya mati, karena merekalah yang akan menjadi penopang utama dalam perkembangan Britannia di masa depan. Toh, itu jika Britannia masih selamat setelah bencana yang akan datang.

Mengesampingkan itu, Escanor akhirnya turun langsung dan berhasil mengganggu pertarungan antara Meliodas dan Raja Iblis.

Saat ini, Escanor menunjukkan kekuatannya yang luar biasa. Tepat setelah muncul, dia langsung memukul Raja Iblis hingga terpental sangat jauh.

Tidak menyianyiakan kesempatan itu, Escanor langsung mengangkat jari telunjuknya ke langit.

"«Crazy Prominence»!"

Dari jari telunjuknya, Escanor menembakkan bola matahari bertubi-tubi ke arah Raja Iblis, dengan yang terakhir berhasil diledakkan olehnya.

Karena serangan itu, Raja Iblis tertutup oleh uap akibat suhu panas yang dihasilkan serangan Escanor. Raja Iblis berhasil selamat dari serangan itu karena dia terlebih dahulu menutupi tubuhnya dengan kekuatan kegelapan.

"Satu lagi orang yang meminjam kekuatan Dewa... tapi yang sepertimu tidak akan bisa mengalahkanku!"

"«Beast of Darkness»!"

Atas perintah Raja Iblis, makhluk kegelapan muncul. Makhluk itu sangat aneh, berukuran raksasa, seperti kelabang, hanya saja tubuhnya sangat lebar. Inti dari keberadaan makhluk itu berupa topeng wajah berwarna putih yang menempel di kepalanya.

Sementara Raja Iblis menyuruh makhluk kegelapan itu untuk menyerang, dia mengumpulkan kekuatan di tangannya untuk serangan terakhir.

"«Zero Maelstrom»!"

Dari tangannya, gelembung gelap muncul. Gelembung itu mengandung konsep elektromagnetik didalamnya, dan kekuatannya membawa tekanan yang mampu mendistorsi gravitasi itu sendiri.

Setelah gelembung mengembang hingga memiliki ukuran yang sangat besar, dia menembakannya.

Beast of Darkness sudah musnah akibat dipukul oleh Escanor dengan tinjunya yang dilapisi oleh api yang menyala-nyala. Tentu saja dia melakukannya dengan bantuan Ban, Meliodas, King dan yang lainnya.

Tapi naluri bahaya mereka tiba-tiba menjerit. Sebuah gelombang kehancuran sedang berjalan menuju mereka!

Saat itu, Merlin yang tidak ingin lagi menyembunyikan kehebatannya lebih jauh, tiba-tiba muncul didepan mereka.

Merlin muncul sambil melayang seperti biasa, Aldan mengambang di tangan kirinya, dan tangan kanannya terulur ke depan, seolah-olah dia akan menghentikan serangan Raja Iblis hanya dengan lengan rapuh itu.

Tentu saja dia tidak akan melakukannya, tapi dia hanya menggamvar lingkaran di udara.

Wush!

Ruang didepannya tiba-tiba terdistorsi, atau lebih tepatnya kabut ungu muncul dan membentuk pusaran hingga ruang tampak terpilintir.

"«Glutonny»."

Gelembung penghancur dan pusaran kabut bertabrakan, tapi gelembung langsung terhisap oleh pusaran tepat setelah menyentuhnya.

Pusaran kabut semakin mengecil saat semua energi yang terserap diserahkan ke Merlin.

Merlin membuka mulut cerinya dan bersendawa kecil, sebelum buru-buru menutupinya dengan tangan.

"Fufu, terima kasih atas santapannya~"

"..." Tujuh Dosa Mematikan sulit untuk mempercayainya, tapi pada akhirnya mereka berusaha memakluminya.

"Apa itu, Merlin? Kemana serangan mengerikan sebelumnya?" Meliodas bertanya.

"Ini adalah Sin's Skill milikku, «Glutonny». Kemampuannya sederhana, yaitu menyerap serangan sihir yang ditargetkan padaku." Merlin dengan sukarela menjelaskan, tentu saja tidak sampai menjelaskan tentang kemampuan itu yang mampu mereduksi materi apapun menjadi energi untuknya. Yah, itu terlalu menakutkan.

"Kalau begitu, kau kebal dengan sihir ofensif seperti Danchou~" Ban berkata dengan riang, perkataannya merujuk pada skill Meliodas, yaitu «Full Counter» atau «Counter Vanish». Keduanya bisa merefleksikan atau membubarkan serangan lawan.

"Mungkin begitu, karena itu aku bisa dengan bangga mengatakan jika aku musuh terburuk bagi penyihir. Tapi sayangnya kebanyakan musuh yang kulawan selama ini bertarung menggunakan kekuatan fisiknya, jadi aku tidak bisa memamerkan skill-ku ini."

Jika dilihat dari tampilannya, «Glutonny» mirip seperti salah satu sihir yang disukai Merlin, yaitu «Endless Whirl». Keduanya sama-sama memiliki efek pusaran, tapi yang terakhir hanya mengeluarkan angin topan dan mengompress objek yang ditargetkan, seperti saat Merlin menangkap Grayroad dulu.

Raja Iblis yang memperhatikan dari jauh mengetahui jika Merlin menyembunyikan sesuatu, tapi sebagian besar fokusnya saat ini sedang digunakan untuk mencari celah pada Tujuh Dosa Mematikan.

Tapi tiba-tiba tubuhnya berkedut hebat, kakinya goyah membuatnya tubuhnya terhuyung, tangannya memegangi kepalanya dengan ekspresi menyakitkan.

"Zeldris bajingan...!"

Raja Iblis merasakan perlawanan Zeldris yang dibantu oleh Gelda pada alam jiwanya. Karena yang tersisa dari dirinya hanyalah tubuh spiritual, dia harus menggunakan wadah untuk bisa eksis di Britannia, tapi pemilik aslinya saat ini sedang berusaha keras mengusir dirinya.

"Ada apa dengannya?!" Diane berseru.

"Ini kesempatan. Escanor, Ban, Danchou!" Merlin mengingatkan.

"Ya!" Ketiganya menggunakan kesempatan tidak stabil itu untuk memukul Raja Iblis. King juga membantu dari belakang.

"«Seisou: Escanor»!"

"«Banishing Kill»!"

"«Kamichigiri»!"

"«Fight Fire with Fire»!"

Raja Iblis tidak berdaya ketika tubuhnya ditusuk oleh jari raksasa Escanor, selanjutnya dicambuk berkali-kali oleh Ban menggunakan tongkat empat bagiannya, lalu ditebas bertubi-tubi oleh Meliodas, dan terakhir King menembakinya dengan banyak pisau kecil.

Terkena semua serangan itu, Raja Iblis terhempas ke belakang sekali lagi. Dia bangkit dengan susah payah, dan saat sudah berhasil menapakkan kakinya dengan benar, tubuhnya tiba-tiba mengejang.

Saat itu, Gelda bangun dan langsung melihat apa yang terjadi pada Zeldris yang digunakan sebagai wadah oleh Raja Iblis.

Wujud kegelapan dengan sepuluh orb keluar dari tangan Zeldris, seperti ingin memisahkannya. Tapi kegelapan itu tiba-tiba berbicara:

"Tidak akan kubiarkan, wadah berhargaku!"

Kegelapan itu akan melesat pada Zeldris, tapi tiba-tiba tubuh Zeldris menghilang.

Ban meraihnya menggunakan «Snatch» dan melemparkan Zeldris ke belakang dengan Gelda menangkapnya.

Raja Iblis yang berwujud Sepuluh Perintah itu tidak bisa menemukan wadah lagi, dan dengan putus asa melarikan diri. Dia memisahkan tubuhnya menjadi sepuluh bagian sebelum menjatuhkan dirinya ke tanah.

Merlin yang sepertinya mengetahui apa yang akan dilakukan oleh Raja Iblis memiliki kedutan di alisnya. "Raja Iblis ... berniat menggunakan Britannia sebagai wadah barunya!"

Saya lupa apakah Merlin pernah menjelaskan Sin's Skill-nya pada 7ds atau tidak.

Nobbucreators' thoughts
Bab berikutnya