Esok hari rencananya Liza dan Denise ingin merealisasikan niat baik mereka. Tapi meski begitu, mereka harus tetap izin dulu ke keluarga penyihir putih tipe dua itu di Turk apakah boleh nanti orang-orang buangan perbatasan negara ditolong dan diberi tempat layak, mengingat para penyihir itu memiliki basecamp yang masih luas.
"Setelah latihanku berakhir, baru kita pergi ke Tuan Julius untuk membincangkan rencana itu. Bagaimana?" tanya Liza kemudian, masih dalam keaadsan bisik-bisik.
Denise tersenyum menyeringai. "Aku heran dengan orang-orang yang punya empati sepertimu, Liz. Sepertinya kau memang tidak bisa membiarkan satu orang pun terlihat menderita didepanmu, ya? Siapa-siapa saja pasti ingin kau tolong!" katanya setengah mencibir. "Tapi itu adalah tindakan yang baik, jadi terserah kau saja! Lagipula senang juga kalau membayangkan orang-orang itu tersenyum karena bantuan kita. Rasanya membanggakan dan melegakan menurutku!"
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com