webnovel

IKHLAS

Demi nama cinta telah kupersembahkan hatiku hanya untukmu dan kujaga kejujuran dalam setiap napasku.

Karena demi cinta telah kurelakan kecewa ku atas ingkarmu.

Sebab kumengerti cinta itu tak mesti memiliki.

By: Element

Tidak ada yang tau mengapa Ratu tiba-tiba memutuskan untuk memilih KKN ke kota Jambi. Di sebuah perusahaan sawit di kota Muara Bungo 5 jam perjalanan dengan mengunakan travel dari kota Jambi. Ratu bahkan berangkat hanya dua hari sejak Dominic melamar Laela pada Sutinah. Hanya Calista yang tau pasti apa yang dirasakan oleh sahabatnya sejak kecil itu.

"Kau yakin akan pergi?" tanya Calista di pintu masuk Bamdara. Ratu memang menolak siapapun untuk mengantar kecuali Calista. Hal itu jelas membuat Aruga dan Arasy kebingungan. Padahal sebelumnya Ratu sudah memutuskan untuk KKN di kota Bogor.

"Iya, aku perlu untuk mendamaikan hatiku, Cal," jawab Ratu dengan suara bergetar.

"Cinta tidak bisa dipaksakan."

"Aku tau, Cal. Karena itulah aku memilih untuk menghindar sementara waktu. Aku tidak ingin melihat Mas Dom menatap Laela dengan tatapan penuh cinta yang selama ini aku nantikan. Aku tidak kuat menahan kecemburuan itu. Dan, kau tau kan terkadang kita bisa berbuat di luar batas jika dikuasai oleh api cemburu. Dan, aku tidak mau seperti itu, Cal," isak Ratu.

Tanpa Ratu bercerita, Calista memang sudah lama tau kalau sahabat kecilnya itu teramat mencintai kakak lelakinya. Tapi, sekali lagi cinta itu tidak bisa dipaksakan. Calista bisa apa?

"Kau yakin bisa melewati semua ini sendirian? Di kota orang?"

"Aku sudah dewasa, Cal. Sebentar lagi aku skripsi, lalu lulus kemudian bekerja. Aku harus bisa menjaga diriku sendiri,kan?"

"Kau ini keras kepala sekali. Ingat ya, kau harus menelepon jika ada apa-apa."

"Hanya dua bulan, Cal. Aku rasa itu cukup untuk menyembuhkan luka hatiku. Semoga saja saat mereka menikah nanti aku sudah bisa ikut tersenyum menyaksikan ijab qobulnya."

"Pergilah, hati-hati di jalan."

Kedua gadis cantik itu saling berpelukan dan Calista menunggu hingga Ratu menghilang dari pandangannya. Ia pun langsung kembali ke tempat parkir dan segera mengemudikan mobilnya pulang.

"Ratu itu kenapa sih, kenapa hanya mau diantarkan olehmu ke bandara," gerutu Arasy saat Calista tiba di rumah.

"Nggak tau, Tante. Dia mungkin ngambek."

"Dua hari ini dia aneh, Cal. Padahal, kemarin itu dia sudah deal ke Bogor, kenapa tiba-tiba malah membeli tiket ke Jambi. Iya kalau masih di pusat kota, ini di Muara Bungo loh, sedikit jauh dari pusat kota. Kalau ada apa-apa bagaimana?"

"Di sana ada Mess khusus karyawan dan anak-anak yang KKN kok, Tante."

"Tapi,tetap saja jauh, Cal. Dia sama sekali nggak cerita sama Tante. Nggak bilang dulu, nggak diskusi. Tiba-tiba saja beli tiket, Tante kok merasa tidak dianggap sebagai Ibunya. Apa dia curhat kepadamu? Ada apa sebenarnya?"

"Dia nggak cerita apa-apa kok, Tante."

Calista memang berkata jujur. Ratu tidak pernah mengatakan bahwa dia mencintai Dominic. Tapi, Calista mengetahui hal itu sendiri. Arasy menatap Calista berusaha menemukan dusta di mata Calista. Tapi, gadis itu memang jujur.

"Baik, Ratu tidak mengatakan apapun. Tapi, kau pasti tau dia kenapa," desak Arasy.

"Ya Tuhan, Tante aku ini bukan cenayang loh. Kalau dia tidak cerita bagaimana aku bisa tau?"

"Demi Tuhan, Calista. Kau ini sama seperti Mamimu, pura-pura tidak tau padahal tau banyak."

"Tante, intinya sekarang adalah, biarkan saja Ratu berdamai dengan dirinya sendiri. Dan terlebih hatinya. Dia butuh waktu untuk sendiri."

"Nah, kau tau sesuatu yang Tante nggak tau, kan?"

"Ya, aku tau apa penyebab Ratu pergi mendadak. Bahkan baru mengabarkan saat hendak berangkat. Aku tau apa penyebabnya, tapi biarkan saja, Tante. Itu akan jauh lebih baik dibandingkan memaksa dia untuk tetap di sini dan setiap hari Tante akan melihatnya menangis, bahkan mungkin melakukan hal yang tidak baik."

Arasy terdiam, tidak ada gunanya memaksa Calista bercerita. Dia dan Zalina itu setali tiga uang, sekali tidak jangan harap akan berubah menjadi iya. Aruga yang melihat hal itu hanya tertawa kecil.

"Sudahlah, Ratu sudah besar. Dia tau mana yang terbaik untuknya. Selama ini kita tau Ratu itu anak yang baik dan tidak pernah macam-macam. Dia juga menguasai beladiri meski tidak sampai sabuk hitam seperti Calista. Tapi, aku yakin dia akan baik-baik saja."

"Iya,Mas. Aku tau dia adalah anak yang baik. Tapi, sebagai seorang Ibu tetap saja aku merasa khawatir, Mas."

"Ada Tuhan yang akan selalu menjaganya 24 jam, sayang."

Sementara itu, Calista yang langsung ke dapur untuk memasak berpapasan dengan Laela yang tampak letih.

"Kau habis melakukannya apa, La?" tanyanya.

"Itu, saya habis menggosok pakaian, non. Ibu kurang enak badan, jadi saya yang menggantikan sebagian pekerjaan Ibu."

"Sakit apa Ibumu? Sudah minum obat?"

"Ibu hanya terlalu banyak berpikir, Non."

Calista tersenyum dan menepuk pundak Laela perlahan.

"Non mau masak?"

"Iya, aku ingin membuat rissoto, La."

"Rissoto itu apa, Non?" tanya Laela malu-malu. Ia memang baru mendengar nama makanan yang disebutkan oleh Calista.

"Risotto adalah hidangan nasi campur khas Italia Utara, yaitu beras yang dimasak dengan kaldu sehingga lengket menyerupai krim. Kaldu yang digunakan dapat berasal dari daging, ikan, atau sayuran. Semalam aku melihat resepnya di internet. Jadi, aku ingin mencoba membuatnya sendiri."

"Saya bantu, ya."

"Tidak cape? Kau baru saja menggosok pakaian loh."

"Tidak apa-apa. Biasanya kan, kalau Non turun ke dapur selalu bersama Mami nya Non. Jadi, sekarang saya mau bantu, supaya saya belajar juga."

"Siapkan dulu bahan-bahannya kalau begitu. Ini berasnya khusus pakai beras yang ini ya, saya sudah beli. Bahan Utama Risotto itu 275 gram beras risotto dan 50 gram keju parmesan. Bahan dan Bumbu Risottonya 1/2 sendok teh merica hitam, tumbuk halus. 1 sendok teh garam,1 buah bawang bombay, cincang kasar,650 ml kaldu sapi, panaskan 2 sendok makan mentega tawar, 3 sendok makan mentega tawar untuk menumis. Kita siapkan dulu bahan-bahannya, La," kata Calista.

Setelah semua bahan siap, Calista pun mulai memasak. Pertama-tama ia mencuci beras dan setelah itu menyisihkannya dalam sebuah wadah.Setelah itu, Calista menumis bawang bombay hingga layu dan tercium bau harum yang lezat.Barulah ia memasukkan beras risotto kedalamnya dan mengaduknya secara merata hingga beras dan bawang bombay tercampur merata. Setelah itu ia menambahkan kaldu sapi kedalamnya dan mengaduknya hingga kaldu meresap kedalam beras dan masak selama kurang lebih 10 menit sampai air menyusut dan risotto matang secara merata.Selanjutnya, Calista memasukkan bumbu seperti garam, merica hitam, dan mengaduknya kembali sampai merata. Setelah matang, Calista menambahkan keju permesan daun seledri dan sedikit mentega lalu mengaduknya hingga rata.

"Coba deh," kata Calista pada Laela. Laela pun mengambil sendok dan mencicipi rissoto buatan Calista.

"Enak, Non."

"Bisa, kan buatnya?"

"Bisa, Non. Tadi kan sudah lihat Non buat."

"Kak Dom biasanya suka rissoto apalagi jika dihidangkan panas-panas. Kau bisa mulai belajar dari sekarang, ya."

Laela hanya tersenyum malu mendengar perkataan Calista. Tiba-tiba saja dari ruangan depan terdengar suara seseorang yang berteriak nyaring memanggil Dominic membuat Calista dan Laela saling berpandangan. Calista pun langsung bergegas melangkah ke depan.

Bab berikutnya