webnovel

A Perfect Means (Open PO)

Penulis: Nocita_Maria
Selebritas
Sedang berlangsung · 186.1K Dilihat
  • 31 Bab
    Konten
  • peringkat
  • NO.200+
    DUKUNG
Ringkasan

"Terlahir cacat ke dunia ini bukanlah keinginan setiap orang. Begitu pula dengan ku hyung." "Terlebih jika harus ditambah dengan anggota keluarga yang tak menginginkan kehadiranmu." "Apakah kalian sebegitunya membenci eksistensiku di dunia ini hyungdeul?" "Jika kasih sayang adalah suatu hal yang sangat sulit untuk didapatkan, lantas kenapa orang lain bisa dengan mudahnya untuk mendapatkan hal itu dari kalian?" "Apakah kalian berharap aku ini untuk tidak ada saja hyungdeul?"

tagar
4 tagar
Chapter 1Prologue

Dear readersnim, selamat datang di cerita ku.

Aku penulis baru di webnovel ini, tolong berikan dukungan kalian ya.

Happy reading....

😊

😊

Pagi hari di sebuah rumah yang terlihat sangat mewah, tampak para penghuni nya telah terjaga dan mulai mengerjakan aktivitas mereka seperti biasanya.

Ada si kakak tertua dengan paras yang tampan tengah memasak untuk adik-adiknya.

Ada kakak ke dua dengan kulitnya yang pucat dan tengah berkutat serius dengan laptop miliknya.

Kakak ke tiga yang masih menguap malas di atas sofa.

Serta seorang lain nya lagi yang tampak sedang memutar kursi rodanya untuk bergabung dengan para hyungdeul nya yang tengah berkumpul di ruang keluarga.

"Pagi Hyungdeul!" sapa pria itu sembari menampilkan senyum kotaknya yang menawan saat netra nya telah berhasil menangkap sosok ke dua hyungdeulnya yang masih sibuk dengan dunia mereka masing-masing.

Hmmm....!!

Tak ada jawaban, melainkan hanya dua gumaman tak jelas sebagai penggantinya.

"Wah .... ada aroma yang sangat lezat!! Aku yakin jin hyung pasti saat ini sedang nemasakkan sesuatu yang sangat enak untuk kita. Apa kalian menciumnya juga Hyung?" tanya anak itu lagi, tak menyerah untuk mendapatkan sedikit perhatian dari kedua Hyungnya tadi.

Hmm....!

Lagi-lagi hanya gumaman itu yang kembali terdengar. Bahkan kini kakak ke duanya terlihat menghentikan aktivitasnya sejenak sekedar untuk memberikan tatapan tak suka pada magnae (bungsu) mereka.

Seolah-olah dari tatapan tajam nya itu menyiratkan, "Jangan ganggu aku anak sialan, kau tidak lihat apa aku sibuk sekali!" sembari kemudian berkutat kembali dengan laptop nya.

Sementara si magnae tadi, terlihat hanya dapat menundukkan kepalanya saja dengan takut. Tapi tak lama berselang, iapun kembali mengangkat wajahnya. Seolah seperti melupakan kejadian barusan, kini netranya ia alihkan pada kakak ke tiganya yang masih setia menutup mata dengan malas di atas sofa.

"Hoseok Hyung, hari ini ku dengar Hyung akan latihan menari lagi bersama jiminie. Bolehkah aku melihat penampilanmu nanti?" tanyanya sambil tersenyum lebar.

"Huh, jangan ganggu aku anak cacat. Lagipula walaupun ku larang, kau juga terus saja datang bukan? Terlebih dengan alasan melihat teman bantet mu itu yang tengah berlatih."

"Cihh... apa kau tau, gara-gara dirimu aku jadi tidak bisa fokus sialan," sahutnya kesal.

"Apa maksudmu Hyung? Aku kan hanya datang untuk mendukung mu!!" ujar si magnae heran.

"Kau ingin mendukung ku atau ingin mempermalukan aku saja hah?" bentaknya.

"Apakah kau tau dengan hadirnya dirimu yang cacat seperti itu, orang-orang jadi tertawa saat melihatku."

"Tidak bisakah kau berhenti saja untuk datang? Aku benar-benar malu jika sampai mereka menjauhi ku lagi karena keadaan mu ini," lanjut hoseok sembari matanya mendelik tajam ke arah magnae tadi yang kepalanya semakin menunduk dalam.

Sementara yoongi (bisa dipanggil Suga) yang berada di sana hanya diam acuh tak acuh. Entahlah, ia bahkan merasa malas untuk membuka suara walau hanya sekedar berbicara sepatah dua patah kata untuk menanggapi dua maknaenya yang tengah beradu mulut saat ini.

"Maafkan aku ... aku tidak tau jika keadaan ku benar-benar telah membuat Hyung jadi malu seperti itu. Mian (maaf)," sahut Taehyung serak, berusaha meredam tangisnya yang akan keluar.

"Cihh ... merusak mood orang di pagi hari saja," umpat hoseok cukup keras dan kembali menutupkan matanya sebal di atas sofa tadi.

"Hei kalian berdua, ayo kita makan!" seru seseorang tiba-tiba, melupakan sosok lainnya yang juga tengah berada di sana.

"Oh jin Hyung, aku mencium aroma masakanmu tadi. Apakah Hyung memasak daging panggang?" tanya si magnae, sembari tersenyum lebar, melupakan kesedihannya barusan.

"Jangan banyak tanya kau cacat, lihat saja sendiri!" jawab pria itu dingin. Lalu segera mengalihkan perhatiannya lagi pada dua orang adiknya yang masih belum bergeming dari tempat mereka itu.

"Aish kalian ini ... cepatlah!!" erangnya kesal.

"Yoongi, berhentilah menatap layar laptopmu itu dulu. Bukankah kau harus berangkat ke kantor cepat hari ini!" lanjutnya lagi sembari berjalan mendekati adik ke duanya itu.

"Hmm ... kau benar Hyung. Akhir-akhir ini ada begitu banyak masalah. Aku benar-benar pusing dibuatnya," keluh pria berkulit pucat itu sembari kemudian menutup laptopnya dan berdiri menyambut sambutan tangan dari kakak pertamanya tadi.

"Hoseokkie cepatlah...!!" lanjut jin saat melihat adik ketiganya masih berada di tempat yang sama.

"Aish Hyung .... aku masih mengantuk," gumam hoseok sebal, namun telah mendudukkan dirinya di atas sofa.

"Hei anak nakal, jangan banyak alasan. Ayo cepat...!!" kata yoongi tiba-tiba sembari menarik telinga kanan Hoseok yang mau tak mau membuat mata si empunya terbuka lebar dan segera berteriak kesakitan sembari mengikuti langkah ke dua hyungnya itu ke meja makan.

Sementara itu di sudut lain, ada si magnae yang sedari tadi hanya bisa melihat tingkah ke tiga saudaranya dalam diam.

"Ku harap kalian juga bisa bersikap hangat seperti itu padaku Hyung," lirihnya pelan.

"Hei anak cacat ... hari ini berangkatlah sendiri bersama pak Min. Aku tidak akan mengajakmu menumpang di mobil ku. Apa kau mengerti?" kata hoseok tiba-tiba yang sudah berbalik dan melihat taehyung dengan tatapan tajam.

"Ne ... arraseo (aku mengerti) Hyung," jawab Taehyung pelan sembari mulai memutar kursi roda miliknya ke arah meja makan untuk bergabung bersama dengan yang lainnya.

*******

"Pagi Tuan muda, apakah kita akan berangkat sekarang?" sapa seorang pria paruh baya ramah pada Tuan mudanya yang tampak membalas dengan senyumannya yang sangat menawan.

"Mm ... maaf ya Pak Min, hari ini aku merepotkan mu lagi!!" kata pria muda itu tak enak.

"Aish ... kenapa Tuan muda berbicara seperti itu? Ini kan memang sudah menjadi tugas saya Tuan," jawab pria paruh baya itu ramah.

"Nah mari .... biar saya bantu!" katanya lagi sembari menolong Taehyung untuk duduk di dalam mobil sementara kursi roda miliknya kemudian di taruh di belakang.

******

Di sebuah sekolah menengah atas Bangtan High School, terlihat sebuah sedan hitam telah berhenti tepat di depan gerbang pintu masuk sekolah tersebut.

Tak lama berselang, dari dalam mobil itupun keluarlah seorang Supir yang kemudian segera berlari ke bangku penumpang untuk menolong Tuan mudanya yang terlihat bersusah payah untuk keluar dari tempatnya saat ini.

"Saya gendong ya Tuan?" tawar si pria paruh baya itu pada Taehyung yang tampak kewalahan walau hanya sekedar untuk mengangkat kakinya yang pada dasarnya memang sudah tak bisa digunakan lagi.

"Hmmm .... maaf ya Pak Min. Lagi-lagi aku merepotkan anda!!" ujar Taehyung pelan.

"Tuan muda, jangan berbicara seperti itu!!" respon si Supir sembari menggeleng pelan.

Tak lama setelahnya, terdengarlah suara pria muda lainnya yang tampak tengah berlari untuk menghampiri Taehyung yang baru saja duduk manis di atas kursi rodanya.

"Taehyung ... Taehyung-ah!!" panggilnya antusias sembari kemudian berusaha mengatur nafasnya yang memburu dan berdiri di samping kursi roda Taehyung.

"Hai ... pagi chim. Kenapa kau berlari-lari seperti itu?" tanya Taehyung heran pada sahabat dekatnya ini.

"Hehe .... aku di tinggalkan oleh namjoon hyung tadi karena aku bangun telat. Haish .... aku harus menjitak kepalanya nanti, awas saja dia!!" jawab pria bernama Park Jimin, sembari menampakkan wajahnya yang terlihat bersungut-sungut.

"Haha ... pantas saja namjonnie hyung meninggalkanmu. Karena kalau dia menunggumu sampai bangun, bisa-bisa dia akan telat ke Sekolah, chim!!" ledek Taehyung yang berhasil membuat wajah Jimin kembali merengut.

"Hei ... aku tidak separah itu tau!!" bela Jimin sebal.

"Hahaha .... sudah-sudah, ayo sekarang kita pergi chim."

"Pak Min annyeong.....!" lambai Taehyung kemudian sembari mulai memutar kursi rodanya memasuki gerbang sekolah mereka.

"Annyeong Pak Min," lambai Jimin pula dan menyusul Taehyung dengan cepat yang sudah berada cukup jauh.

Di koridor sekolah saat menuju kelasnya, tak sengaja Taehyung berpapasan dengan Hoseok dan teman-temannya yang tengah mangkal di depan kelas mereka.

"Hei hoseok, lihat ... itu adikmu yang cacat sudah tiba!!" ledek jonghyun pada hoseok di sampingnya yang segera membuat pria itu tampak sebal karenanya.

"Taehyungie, tunggu aku pabo (bodoh)!!" panggil Jimin yang masih berusaha mengejar Taehyung yang tampak tersenyum senang dibuatnya.

Sementara itu Hoseok terlihat ingin melarikan diri namun terlambat saat netra Taehyung berhasil melihat dirinya dan menampakkan senyuman yang sangat dibenci oleh hoseok itu.

"Hoseok Hyung ..... annyeong!" sapa Taehyung sembari menghentikan kursi rodanya di depan Hoseok yang kini tampak membuang wajahnya, kesal.

Kenapa dia harus berhenti di depanku sih? menyebalkan saja, batin Hoseok kesal.

"Annyeong Jonghyun Sunbae, Baekhyun Sunbae dan Sehun Sunbae," sapa Taehyung ramah pada tiga lainnya.

Namun bukannya membalas sapaan Taehyung, mereka bertiga kini justru terkikik geli.

"Bisa tidak sih cacat, kau itu berpura-pura tak usah mengenalku saja kalau kita sedang di sekolah?" kata Hoseok tiba-tiba, yang seketika membuat senyum di wajah Taehyung pudar.

"Yaa Hoseok Hyung, kenapa kau berbicara sekasar itu pada Adikmu sendiri hah?" sahut Jimin yang entah sejak kapan telah berdiri di belakang kursi roda Taehyung.

Sementara itu karena teriakan jimin tadi, seketika saat ini mereka ber-6 pun telah menjadi pusat perhatian di koridor tersebut.

"Sudahlah Chim, aku tidak apa-apa. Ayo kita ke kelas saja!! Kajja (ayo)," ajak Taehyung cepat, merasa tak nyaman dengan semua atensi orang-orang pada mereka saat ini.

"Puas hah kau membuatku malu sekarang cacat?" bentak hoseok kesal.

Sementara Taehyung yang walaupun sudah sering mendengar Hoseok berkata seperti itu, entah kenapa tetapi masih merasakan sakit di dalam hatinya.

"Mianhae Hyung. Chim ayo pergi!" ajak Taehyung lagi, menarik lengan Jimin yang sudah bersiap untuk membalas ucapan Hoseok barusan.

"Aish ... tapi dia ini Tae!!" kata Jimin terpotong karena Taehyung buru-buru memotong ucapannya lagi.

"Chim kumohon, ayo kita pergi dari sini?" ulang Taehyung.

Jimin bahkan kali ini dapat melihat manik-manik mata Taehyung yang seolah-olah siap akan mengeluarkan air mata kapan saja kalau mereka berdiam lebih lama lagi di sana.

"Huh ... baiklah-baiklah. Kurasa kita memang harus pergi dari sini Tae. Percuma bicara dengan orang yang tak punya hati seperti pria ini," tunjuk Jimin kesal pada Hoseok, lalu segera membantu Taehyung untuk mendorong kursi rodanya.

Setelah cukup jauh, hoseok sempat mendelik tak suka pada orang-orang di sekitarnya yang masih melihat mereka sedari tadi.

"Apa kalian lihat-lihat hah? Dasar ingin tau urusan orang lain saja!!" gumamnya kesal dan segera berlalu ke dalam kelas yang diikuti oleh ketiga temannya tadi.

Di tempat lain, jimin saat ini tengah menemani Taehyung untuk menenangkan sahabatnya itu yang terlihat terguncang.

"Haish ... sudahlah Tae, untuk apa kau bersedih hanya karena seorang kakak seperti hoseok itu!"

"Astaga ... kalau dia jadi kakakku, pasti sudah kuhajar dia hingga dia minta ampun," gerutu Jimin kesal.

Namun karena aksi Jimin itu, Taehyung yang tadinya sedihpun segera tertawa.

"Hahaha .... kau lucu chim!!!" gelaknya.

"Heh ... kenapa kau malah tertawa seperti ini? Memangnya ada yang salah apa dengan kata-kataku tadi?" protes Jimin, heran.

"Chim ... Chim....!! Kau bergulat dengan Namjoon hyung saja masih kalah. Nah, sekarang kau malah mau menghajar hyungku. Dasar Jiminie pabbo," gelak Taehyung lagi.

Sementara itu Jimin berhasil dibuat kesal karenanya.

"Yak kau ini ... niatku tadikan hanya untuk menghiburmu. Tapi kenapa malah aku sih yang sekarang kau tertawakan. Dasar Taehyung menyebalkan," umpat Jimin.

Lain halnya dengan Taehyung yang hanya tersenyum dibuatnya.

Terimakasih Chim ... kau benar- benar sahabat terbaikku. Entahlah ... aku tidak tau akan jadi seperti apa aku kalau kau tak ada di sisiku saat semua hyung-hyungku membenci aku yang cacat ini, batin Taehyung sendiri.

"Terimakasih Chim," kata Taehyung tiba-tiba, yang berhasil membuat Jimin menoleh heran padanya.

"Terimakasih untuk apa?" tanya Jimin bingung.

"Kau banyak tanya. Pokoknya terimakasih saja!! Kajja kita ke kelas, kurasa sebentar lagi Jinki Sonsaengim akan segera masuk," ajak Taehyung, lalu sudah memutat kursi rodanya dari tempat mereka tadi.

"Uaa Kim Taehyung ... kenapa kau suka sekali meninggalkan aku sih?" teriak Jimin kesal namun dihiraukan oleh si empunya.

"Astaga anak itu....!!" umpat Jimin lagi, namun segera menyusul sahabat karibnya tersebut.

Tbc

Jangan lupa tinggalkan Vote dan Komenan kalian ya chingudeul.

Salam kenal semuanya. 😊😊

Anda Mungkin Juga Menyukai