webnovel

Ch.5: If You were Me

Jangan lupa Vote ya readerdeul.

Happy reading....

😊

😊

😊

😊

😊

"Aku tidak masuk dulu untuk hari ini Chim. Izinkan aku pada Park songsaegnim eum??" pinta Taehyung pada Jimin yang tengah ditelponnya saat ini.

"Arra ... tapi bukan karena kau sedang tidak enak badan kan Tae??" selidik pria di sebrang sana entah untuk keberapa kalinya.

"Aish Chim ... aku benar-benar baik tau. Aku bahkan sangat sehat," kesal Taehyung.

"Hehe ... aku kan hanya ingin memastikan kau tidak berbohong padaku Tae!!" kekeh Jimin. 

"Oh ya Chim, besok akan ku ceritakan kau sesuatu yang membuatku sangat bahagia. Jadi sampai jumpa besok nde?!" kata Taehyung ceria dan bermaksud ingin mengakhiri percakapan mereka.

"Tentang apa itu?? Apa kau tidak bisa menceritakannya padaku sekarang??" pinta Jimin yang penasaran.

"Besok saja Chim. Dasar tidak sabaran," gerutu Taehyung yang membuat Jimin terkekeh.

"Baiklah-baiklah, dasar pelit!!" balas Jimin pula.

"Nah, sudah dulu oke. Sampai jumpa Chim," tutup Taehyung mengakhiri panggilan mereka berdua. 

"Hahhh, aku akan kesepian hari ini!!" gumam Jimin sendiri sembari memperhatikan walpaper hpnya yang terpampang wajah Taehyung dan juga dirinya yang sedang tersenyum lebar.

Sementara itu di tempat Taehyung.

"Tae, kau sudah siap Saeng??" tanya Yoongi yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar Taehyung dan melihat si empunya sudah siap di atas kursi roda miliknya.

"Hmm ... tentu saja Hyung, seperti yang Hyung bisa lihat!!" sahut Taehyung dan memasang senyuman lebar di bibirnya.

"Aigoo .... Hyung benar-benar pabbo karena selama ini tak menyadari senyum manismu ini Saeng!!" ujar Yoongi gemas dengan kedua tangannya yang sudah mencubit kedua pipi Taehyung yang chubby.

"Yaa Hyung, jangan mencubit pipiku. Nanti kalau aku kehilangan selera makan bagaimana??" protes Taehyung namun dihiraukan oleh Hyungnya.

"Oh ya Hyung, apakah nanti anaknya Seo joon samchon akan ikut appa kemari??" tanya Taehyung tiba-tiba yang merubah topik pembicaraan mereka.

"Dari apa yang Hyung dengar dari jin hyung, katanya ia memang akan ikut dengan appa kemari Saeng. Ada apa eumm kau bertanya seperti ini??" heran Yoongi.

"Ani ... hanya saja aku merasa kasihan padanya Hyung. Bukankah dia baru saja masuk sekolah menengah pertama? Tetapi kini dia harus kehilangan eomma dan appanya," ujar Taehyung yang terlihat sedih.

"Aigoo ... Dongsaengnya Hyung ini benar-benar sangat perhatian eum. Tenanglah Tae, bukankah nantinya dia akan tinggal bersama kita??" hibur Yoongi sembari mengacak surai hitam Taehyung dengan sayang.

"Hmm ... dan ku harap semoga nanti dia menyukaiku Hyung. Kau tau kan, sudah lama sekali aku menginginkan seorang adik. Wahh ... aku pasti nanti tidak akan kesepian lagi!!" monolog Taehyung yang tampak bahagia.

Sementara Yoongi yang mendengarnya, tanpa sengaja itu kembali mengingatkannya pada perilaku mereka bertiga dulu yang selalu mengabaikan Taehyung.

Apakah selama ini kau merasa kesepian Saeng? Mian ... kau pasti sangat menderita selama ini, batinnya.

"Eoh Hyung, kenapa kau melamun seperti itu? Bukankah kita harus berangkat sekarang!!" ujar Taehyung mengagetkan sang Hyung sembari menggoyang-goyangkan lengan Yoongi di hadapannya. 

"Eh apa? Oh iya, kita harus berangkat sekarang," sadar Yoongi yang kaget dan segera membantu Taehyung mendorong kursi rodanya.

-

-

-

-

-

Di rumah duka pagi ini, terlihat ada banyak sekali pria-pria berjas hitam serta istri mereka yang mulai memenuhi aula yang cukup luas tersebut.

Sementara itu In sung sebagai wali rumah, tampak tengah sibuk menyalami para tamunya yang berdatangan.

"Kami turut berduka cita atas meninggalnya saudaramu In Sung-ssi. Semoga Seo Joon-ssi dan istrinya bisa beristirahat dengan damai di alam sana," kata salah satu pria baruh baya sembari menggenggam tangan In Sung dengan erat.

"Nde ... semoga saja. Terimakasih atas kedatanganmu Tuan dan Nyonya Choi," balas In Sung sambil membungkukkan badannya.

Di tempat lain, terlihat seorang remaja Pria tengah menangis sesegukan di depan foto mendiang ayah dan ibunya saat ini.

"Eomma ... appa ... kenapa eomma dan appa meninggalkan Kookie sendiri eoh?? Kookie ingin ikut bersama eomma dan appa," tangisnya serak. Sementara itu kaki kananya terlihat di perban juga beberapa di bagian wajahnya yang terlihat memar.

Karena pada saat kecelakaan yang menimpa orangtuanya itu, Jung kook juga tengah bersama mereka. Namun sayang, hanya dia yang berhasil terselamatkan.

"Eomma ... Kookie takut eomma!!" tangisnya lagi.

Sementara itu, sosoknyapun berhasil menarik perhatian dua orang Namja yang kini tengah berjalan menghampirinya.

"Kookie, kenapa menangis terus eum?? Jika Kookie menangis terus seperti ini, nanti kedua orang tua Kookie tidak bisa beristirahat di sana. Apa Kookie tega membuat mereka jadi bersedih??" bujuk salah satu dari mereka yang mempunyai bahu yang sangat lebar.

"Nde, benar apa yang dikatakan oleh Seokjin Hyung, Kookie. Kookie tidak boleh menangis lagi, arrachi?" tambah Hoseok pula dan menepuk bahu si empu dengan pelan. 

"Tapi kalau eomma dan appa meninggalkan Kookie, sekarang Kookie akan tinggal dengan siapa Hyung??" rengek Jung Kook dengan masih terisak dalam tangisnya. 

"Uljima Saeng, bukankah akan ada Hyung, Hoseok Hyung, dan juga Yoongi hyung yang akan selalu bersama Kookie. Jadi apa yang Kookie khawatirkan eum??" balas Jin, sambil perlahan mengusap air mata Jung Kook dengan kedua ibu jarinya.

"Benarkah? Lalu bagaimana dengan hyung yang satunya??" heran Jung Kook.

"Eh, Hyung yang mana maksudmu eum??" tanya Hoseok yang sudah lupa dengan eksistensi adiknya sendiri.

"Maksud Kookie, itu ... hyung yang duduk di atas kursi roda!!" terang Jung Kook yang segera membuat Jin menepuk dahinya sendiri.

"Eumm ... kalau dia!! Mm ... dia juga akan bersama Kookie kok," jawab Hoseok pelan walaupun tak rela setelah mengatakannya.

"Jinjja (benarkah)?? Yee ... Kookie punya banyak hyung sekarang!!' riang Jung Kook yang sudah kembali ceria.

"Nah ... sekarang Kookie jadi terlihat lebih manis," puji Jin dan mengacak surai hitam milik Jungkook dengan gemas.

Di tempat lain, tanpa mereka sadari ada Taehyung yang sedari tadi sudah berada di sana mendengarkan semua yang mereka bicarakan.

Niat Taehyung yang ingin menghibur Jung Kook tadi, terpaksa tertunda karena kedua Hyungnya itu telah mendahuluinya. Tapi lihatlah sekarang yang ia dapatkan, akibat tak beranjak dari sana, iapun kembali mendengarkan kata-kata tentang dirinya yang selalu tak mengenakkan hati.

Padahal denganku saja kalian tidak pernah bersikap selembut dan semanis itu. Sebesar itukah rasa benci kalian padaku Hyung?? gumamnya dalam hati, sementara matanya terlihat berkaca-kaca.

Sore harinya setelah pemakaman, di rumah duka tadi terlihat masih ada beberapa orang yang tetap tinggal di sana. Juga ada In Sung yang tampak asyik mengobrol dengan para tamu undangannya.

"In Sung, ku dengar kau punya banyak anak laki-laki. Di manakah putra-putra tampanmu itu??" tanya salah satu rekan bisnis In Sung yang penasaran.

Di saat bersamaan, terlihat pula Seokjin, Yoongi, dan Hoseok tak jauh berada dari sana.

"Nah, itu mereka!! Akan aku panggilkan dulu," tunjuk In sung dengan semangat, lantas kemudian segera memberikan kode pada salah satu anaknya yaitu Seokjin yang kebetulan tengah melirik ke arah mereka.

"Appa menyuruh kita ke sana, ayo!!" ajak Seokjin pada ke dua Adiknya dan menyeret Hoseok untuk ikut dengannya. Sementara itu, Yoongi tampak tengah mencari Taehyung yang tak terlihat batang hidungnya.

Haish ... di mana sih anak itu?? batin Yoongi sebal, dan mau tak mau jadi ikut menyusul saudaranya yang lain yang sudah duduk manis bersama In Sung dan juga rekan bisnisnya itu.

"Nah Adeul, sekarang perkenalkan diri kalian pada rekan-rekan bisnis Appa!!" perintah In Sung begitu Yoongi telah bergabung  bersama mereka.

"Paman, Bibi, Seok jin imnida. Aku adalah anak tertua," kata Jin sopan sembari membungkukkan badannya.

"Wah ... dia benar-benar sangat tampan!!" bisik rekan-rekan bisnisnya In Sung.

"Aku Hoseok imnida Paman, Bibi. Aku anak ketiga," kata Hoseok pula sembari memasang senyum ceria.

"Anak muda yang penuh enerjik," komen mereka kagum.

"Nae Yoongi imnida. Salam kenal Paman, Bibi!" sapa Yoongi sopan sembari membungkukkan badannya.

"Wah In Sung, ketiga anakmu benar-benar sangat tampan dan sopan. Kau beruntung sekali ya," kata salah satu nyonya di sana yang tak hentinya tersenyum sejak tadi.

"Apakah hanya mereka bertiga saja, karena yang kudengar anakmu itu ada empat In Sung??" tanya salah satu dari mereka yang berhasil membuat raut wajah In sung, Jin dan Hoseok seketika berubah.

Di saat yang bersamaan pula, Taehyung pun muncul di antara mereka dengan ke dua matanya yang terlihat sembap.

"Oh Saeng, kemarilah!!" panggil Yoongi yang senang namun seketika langsung mendapat senggolan keras baik dari Jin dan juga Hoseok yang kebetulan mengapit di kiri dan kanannya Yoongi.

"Apa yang kau lakukan??" bisik Jin yang terdengar kesal.

Lain halnya dengan Taehyung yang terlihat ragu untuk mendekat.

"Apakah dia Anakmu yang bungsu itu In Sung??" tanya Pria yang mengajukan pertanyaan tadi.

Oh tidak, pergilah dari sini anak cacat!!! Kenapa kau harus mempermalukanku di hadapan mereka sekarang sih, batin hati kecil In Sung mengutuk pelan.

"Saeng ... kemarilah!" panggil Yoongi lagi, tak menghiraukan tatapan In Sung dan juga ke dua saudaranya yang seolah-olah ingin menelan dirinya hidup-hidup saat ini.

Lantas dengan kursi roda yang ia putar perlahan, Taehyungpun mendekati kerumunan tadi walaupun jantungnya terus berdetak dengan kencang seperti akan copot saja. Belum lagi ditambah sorotan tajam dari Appa kandung serta ke dua saudaranya itu.

"Mmm ... perkenalkan Paman, Bibi, a--aku Tae---Taehyung. Aku anak bungsu di keluargaku," katanya terbata sembari menundukkan kepalanya takut.

"Seperti yang dirumorkan!! Ternyata dia memang cacat," terdengar bisikan-bisikan seperti itu yang mulai menggema dari setiap bibir para rekan bisnis yang ada di sana saat ini.

"Kupikir itu tidak benar. Tapi setelah melihatnya dengan mata kepalaku sendiri, kurasa aku dapat mengerti kenapa In Sung tak ingin memperkenalkannya pada publik!!" bisik mereka lagi.

"Astaga .... padahal semua anggota keluarga mereka sudah sempurna. Aigoo, kasihan sekali anak itu justru cacat," timpal yang lainnya.

Sementara Taehyung yang tak bergeming dari tempatnya tadi, entah kenapa hatinya kembali terluka saat ia kembali mendengar orang-orang membicarakan kondisi fisiknya saat ini.

"Ma---Maaf Paman, Bibi, ada sesuatu yang harus aku urus. Ja--Jadi, jadi sepertinya aku harus pergi sekarang. Senang berjumpa dengan kalian semua," pamit Taehyung sopan sembari membungkukkan badannya dan segera memutar kursi rodanya menjauh dari kerumunan tersebut.

Di lain sisi, terlihat Yoongi telah mengepalkan tangannya geram. Ia tolehkan kepalanya itu sesaat pada Appanya, yang justru saat ini tampak biasa-biasa saja padahal Putra bungsunya itu jelas-jelas baru saja dihina di depan matanya.

Mereka sungguh keterlaluan!! batin hati kecil Yoongi kesal dan bermaksud untuk pergi dari sana sesaat sebelum tangannya ditarik dan membuat ia menoleh pada Jin yang menariknya itu dengan kesal.

"Kau mau ke mana? Tindakanmu itu akan terkesan tidak sopan jika kau tiba-tiba saja pergi dari sini Yoongi. Ingat, Jangan buat Appa kita malu didepan rekan bisnisnya," peringat Jin yang berbisik pelan.

"Cih ... kau dan yang lainnya benar-benar sudah membuatku muak Hyung. Aku tidak peduli, urusilah urusan kalian sendiri. Karena yang jelas saat ini, aku akan segera menyusul dongsaengku. Lepaskan!!" kesal Yoongi sambil menghempaskan tangan Jin darinya dengan kasar.

Sementara itu, rupanya In Sung sedari tadi memperhatikan ke-dua anaknya itu.

"Yoongi ... hei Yoongi!" panggil Jin pelan, namun tak digubris oleh si empunya yang sudah menjauh dari tempat tersebut. Beruntung, orang-orang tadi tengah sibuk berbincang sehingga tak sempat memperhatikan pertengkalan kecil mereka tersebut.

"Aish anak itu!!" umpat Jin kesal.

Tbc

Semoga pada suka ya chingudeul. ^^

Jangan lupa vote n komennya.

Bab berikutnya