webnovel

Untung Saja Lebih Kecil

Langkah itu terdengar seperti seseorang atau sesuatu sedang berlari yang seolah mengiringi kemenangannya melawan seekor monster serigala. Melodi ketukannya yang selalu sama memecah keheningan hutan itu dan mendengung di telinga Jack.

Ia pun menoleh, tapi yang menyambutnya bukan seorang gadis cantik melainkan taring seekor monster serigala lainnya yang sedang membuka mulutnya lebar-lebar untuk mengoyak lehernya. Secara insting Jack mengangkat bahu kanannya dan mencoba untuk melindungi lehernya yang tidak memiliki pelindung apapun itu.

Monster serigala itu pun menggigit lengan atas Jack, ia berteriak. "Aaaaaaaaah" tapi tidak mencoba melawan kekuatan monster itu yang berusaha mengoyaknya. Ia bangun dan mengikuti gerakan serigala itu ke arah depan agar luka yang ada di lengan atasnya tidak bertambah parah. Kemudian ia meraba sabuknya dengan menggunakan tangan kiri dan mengeluarkan sebilah pisau.

Makhluk yang berusaha menarik tangannya itu kehilangan keseimbangannya lalu terjengkang ke belakang, tidak mengira bahwa mangsanya itu tidak akan melawan tarikannya tapi justru mendorongnya jatuh. Jack menggunakan kepalanya untuk mendorong rahang bawah dan membuat gigitannya semakin kencang, sambil menusukkan pisau kecilnya ke leher monster itu dengan membabi buta. Ia menggunakan seluruh sisa tenaganya untuk menusuk dan mengoyak leher monster serigala itu.

"Mati kau berengsek!, mati kau~!"

Monster Serigala itu tidak bisa apa-apa, ia hanya bisa pasrah menerima nasibnya sambil menunggu ajalnya tiba. Jack masih terus menusuknya meskipun monster itu sudah tidak bergerak lagi. Sampai semua tenaganya terpakai ia baru menghentikannya.

Nafasnya terengah-engah, kepalanya berdenyut-denyut terasa seperti membesar. Jack terbaring di sana selama beberapa saat, ia tidak bergerak sedikitpun. Sambil mengumpulkan tenaga dan mengatur nafasnya, ia meraba ikat pinggangnya lagi untuk mencari sebuah botol berwarna hijau gelap lalu membuka tutupnya. Ia pun meminum Helth Potion itu perlahan-lahan. Rasanya sangat pahit, seperti daun sambiloto kering yang diseduh dengan air rendaman brontowali, tapi ia memaksa untuk meminumnya.

Setelah itu, ia perlahan membuka mulut serigala yang masih menggigit lengan kanan atasnya itu. Sambil menahan rasa sakit ia pun mengeluarkan sisa-sisa tenaganya untuk mengangkat tangan kanannya itu dan akhirnya berhasil melepaskannya setelah dua kali mencobanya. Darah terus keluar dari luka itu, terutama dua bekas luka taring di dekat ketiaknya. Sambil menahan sakit ia menutup lukanya itu dengan tangan kirinya agar tidak kehilangan banyak darah. Untung saja monster serigala yang menggigitnya itu jauh lebih kecil daripada yang pertama, kalau tidak tulangnya bisa patah atau bahkan semua tangannya bisa terlepas.

Monster serigala itu kelihatannya masih belum dewasa, dan mungkin merupakan anak dari serigala yang kubunuh pertama kali.

Setelah sekitar setengah jam, rasa sakit di tangannya mulai mereda, meskipun masih terasa sakit, tapi sudah banyak berkurang. Darahnya pun sudah tidak menetes lagi, ia mencoba melepaskan tangan kirinya dengan perlahan. Setelah memastikan darahnya tidak keluar lagi, ia ia mencoba menggerakkan tangan kanannya yang gemetaran.

"Aduuuh" rasa sakit yang menyengat terasa di lengan atasnya, ia pun bergerak perlahan-lahan dengan sedikit merangkak ke arah sebuah pohon besar di dekatnya untuk bersandar. Tapi belum sampai di tempat itu, seluruh tenaganya terasa seperti terkuras habis, ia pun berbaring menghadap ke langit.

Sekujur tubuhnya lemas lunglai dan sedikit gemetaran, pandangannya mulai kabur, dan kepalanya terasa melayang, beberapa saat kemudian ia kehilangan kesadarannya.

...

Saat Jack membuka matanya, ia melihat seberkas cahaya di kejauhan. Daun-daun yang bergerak terkena angin membuat cahaya itu berkelip seperti serangkaian bintang.

Jack mencoba menggerakkan badannya, meskipun masih merasa lemas, tenggorokannya teraa kering dan sedikit pusing ia mampu memposisikan dirinya untuk duduk. Rasa sakit di lengan kanan atasnya sudah sangat berkurang, ia bahkan dapat mengangkatnya perlahan-lahan dengan menahan sedikit rasa sakit.

Perutnya keroncongan, tenggorokannya terasa sangat kering dan bibirnya pecah-pecah. Setelah beberapa saat ia mencoba untuk berdiri. Jack berjalan mendekati sepotong daging umpan yang ia lemparkan kemarin. Saat hendak memakannya ia berhenti, tersadar kalau memakannya sekarang ia pasti akan tersedak karena tidak dapat menelannya.

Setelah melihat sekelilingnya dan memastikan di mana letak sungai berada, ia bangun dan berjalan ke arah sana.

Sesampainya di tepi sungai, Jack berlutut, menghentakkan kedua lututnya pada bibir sungai itu, setelah meletakkan daging panggang yang ada di tangannya, ia pun mendekatkan bibirnya ke permukaan air sambil bertumpu menggunakan tangan kirinya.

Jack terlalu cepat meminum air itu, sampai ia terbatuk. Setelah beberapa detik, barulah ia mencoba lagi dan meminumnya pelan-pelan. Rasa segar menjalar ke seluruh tubuhnya, dahaganya terobati. ia pun bangun dan memakan daging yang ia bawa tadi.

Setelah mencuci tangan, muka dan luka di lengan kanan atasnya, ia pun berdiri dan berjalan kembali ke tempat ia semula berada. Ia mengumpulkan semua senjatanya dan menaruhnya di dekat monster serigala kecil. Ia mencoba untuk memanjat pohon dimana ia meninggalkan barang-barangnya, tetapi tidak bisa. ia pun duduk, sambil memegang tombak di tangan kirinya ia berkata.

"Status"

Jack

Level 2 <Human><Slave> EXP- 5/200

Title : 'Transmigrator from another world'

Health : 11/13

Mana : 11/11

STR : 8 +

AGL : 10 +

INT : 21 +

Attack : 1

Speed : 2

Magic : 4

Resp. : 1

Intuition : 0

- 15 Stats point

Akhirnya aku naik ke level dua, setelah naik level aku dapat 15 stats point. Hmm, bagaimana aku akan mendistribusikannya? Tujuan utamaku tentu saja tetap sama, menjadi yang terkuat dan membuat jembatan antara dunia ini dengan duniaku. Cita-citaku selalu ingin menjadi seorang Kesatria Naga, hehehe itu masih belum berubah. Semoga di sini ada makhluk seperti naga dan makhluk legendaris lainnya.

Sekarang yang aku butuhkan adalah kekuatan fisik. Selain karena INT-ku yang sudah cukup tinggi aku belum terlalu membutuhkan kekuatan magis. Tentu saja karena aku belum tahu bagaimana cara menggunakannya. Hehehe. Kekuatan penting, tapi kecepatan lebih penting lagi. karena dengan kekuatan tanpa kecepatan kita akan lebih cenderung untuk bertahan daripada menyerang. Aku butuh lebih banyak kecepatan agar dapat menyerang terlebih dahulu, akan kudistribusikan stats-ku dengan perbandingan seperti tadi.

Jack

Level 2 <Human><Budak> EXP- 5/200

Title : 'Transmigrator from another world'

Health : 11/13

Mana : 11/11

STR : 16 +

AGL : 22 +

INT : 21 +

Attack : 1

Speed : 2

Magic : 4

Resp. : 1

Intuition : 0

Tubuh Jack terasa panas, terutama di perut bagian bawah. Ia merasakan energi yang kuat di daerah itu, tapi ia tidak dapat mengontrolnya. Setelah menunggu selama beberapa saat, rasa itu tidak hilang. Ia mulai panik, tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Kenapa ini, kenapa bisa begini, seharusnya tubuhku semakin kuat, bukan begini.

Jack mencoba mengambil nafas dalam dan mengeluarkannya. Ia duduk bersila dan mengatur nafasnya, mencoba mengontrol kekuatan yang ada di dalam tubuhnya. Setelah satu, dua, tiga, lima kali mengulanginya, energi di dalam tubuhnya mulai tenang dan perlahan mulai mengalir ke aliran darahnya. Jack tidak mencoba untuk melawannya, ia membiarkan energi itu mengalir ke seluruh tubuh melalui aliran darahnya dan perlahan-lahan bersatu dengan setiap sel yang ia punya.

Tubuhnya terasa seperti ditusuk-tusuk dengan jarum kecil panas yang tidak terhitung jumlahnya. Jack menahan rasa sakit itu sambil mengepalkan kedua tangannya, dan berusaha untuk tetap bernafas dengan teratur. Beberapa saat kemudian rasa tersebut menghilang, yang tertinggal adalah energi yang bersatu dengan tubuhnya, ia merasa lebih kuat dan penuh energi. Luka di lengan kanan atasnya sudah tidak terasa lagi.

"Status"

Jack

Level 2 <Human><Budak> EXP- 5/200

Title : 'Transmigrator from another world'

Health : 26/26

Mana : 12/12

STR : 16 +

AGL : 22 +

INT : 21 +

Attack : 3

Speed : 4

Magic : 4

Resp. : 1

Intuition : 0

Semua atributku sudah berubah, kekuatan dan kecepatanku meningkat drastis. Inikah rasanya naik level? Seperti evolusi, rasanya setiap sel di tubuhku penuh dengan energi, menyegarkan sekali, walaupun sakit. Sekarang aku tidak perlu takut lagi dengan monster serigala itu, selama aku siap aku yakin bisa mengalahkannya, walaupun beberapa bagian tubuhku mungkin ada yang terluka.

Jack melihat dua bangkai monster seriga di depannya. Ia berniat untuk mengambil semua yang berharga dari monster itu. Serigala besar mengeluarkan batu mana sebesar kelereng, sedangkan yang kecil hanya mengeluarkan seujung kuku kelingking, bahkan lebih kecil dari yang kemarin.

Jack mengambil taring dan otot tendon mereka untuk memperbaiki tombak yang ia punya karena rusak setelah ia menggunakannya kemarin. Karena ikatannya masih belum kering taring yang digunakan untuk ujung tombaknya hampir terlepas. Ia pun memperbaikinya lebih dulu. Setelah selesai, ia memotong daging serigala kecil untuk ia jadikan bekal. Karena serigala besar mati terkena racun kalajengking ia tidak berani memakannya. Setelah mengambil semua yang ia gunakan Jack naik ke atas pohon untuk mengambil barang bawaannya, kemudian berjalan ke tempat lain yang lebih aman. Setelah dirasa cukup jauh dari dia mayat tadi, Jack membuat api lalu memanggang daging serigala muda tadi.

Jack berjalan selama tujuh hari, ia bahkan lupa ini hari apa. Ia berjalan menyusuri sungai di siang hari dan beristirahat di atas pohon ketika matahari mulai terbenam, sayangnya dalam kurun waktu itu, ia tidak melihat satu monster serigala pun, hanya beberapa hewan seperti kelinci yang ia temui, padahal ia ingin mencoba kemampuannya sekarang. Sesekali ia berhenti dan berlatih menggunakan senjata yang ia punya, dan membiasakan diri untuk tetap waspada walaupun sedang beristirahat. Ia juga mencari tahu cara untuk menggunakan mananya, tapi tidak ada yang berhasil.

...

Hah...hah...hah...

Seorang laki-laki berambut cokelat yang terlihat berumur empat puluh tahunan sedang berlari tunggang langgang sambil terengah-engah. Di belakangnya terlihat ada seekor serigala besar sedang mengejarnya. Terlihat dari cara berlarinya yang agak aneh, serigala itu kelihatannya sedang terluka di salah satu kakinya.

Laki-laki itu lompat ke dalam sungai dan berenang menyeberanginya. Setelah sampai di seberang ia melihat monster serigala itu berhenti dan terlihat ragu untuk melompat ke dalam sungai di depanya. Beberapa saat kemudian monster serigala itu berbalik lalu pergi. Laki-laki itu menghela nafas panjang.

"Fuuuh, untung saja serigala itu tidak bisa berenang, aku sudah tidak mampu lari lagi. Kenapa tiba-tiba ada serigala fenris di tempat ini, seharusnya mereka tidak berburu sejauh ini. Sesuatu pasti sedang terjadi di dalam hutan kegelapan".

Ia bersandar di batang pohon tumbang di pinggir sungai itu, sambil mengumpulkan tenaga ia mengoleskan sesuatu yang terlihat seperti salep berwarna hijau gelap ke luka yang ada di lengan kirinya. Setelah sekitar setengah jam berlalu ia pun berdiri dan berjalan menjauhi sungai itu. Baru beberapa langkah berjalan, ia melihat serigala fenris besar keluar dari semak semak di depannya, ia pun kaget dan berbalik ke arah sungai. Tapi sebelum ia sempat mendekati tepi sungai itu, serigala melompat dan menghadangnya.

Ia berbalik lagi dan lari sekuat yang ia bisa, sampai ia melihat sebuah tebing dengan tinggi empat meter di depannya."Ah, aku salah mengambil jalan" ia membalikkan badannya dan melihat serigala itu sudah berada di depannya.

Laki-laki itu mundur perlahan sambil mencoba mencari cara untuk lari, tapi sepertinya sudah tidak ada jalan lain lagi. Dengan jarak sedekat itu lari ke arah manapun tidak akan ada bedanya, serigala itu tetap bisa menyerangnya.

Ia hanya bisa pasrah dan memberikan perlawanan terakhirnya sekuat tenaga. Serigala itu menggeram dan bersiap untuk menerkamnya.

"Grrrrrrr"

Bab berikutnya